3 Faktor Penyebab Kandasnya Pernikahan Dini

Konten Media Partner
4 April 2019 20:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
3 Faktor Penyebab Kandasnya Pernikahan Dini
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Fenomena menikah di usia muda nyatanya bukan sebuah tren baru di masyarakat Indonesia. Dulu, kakek nenek kita sudah banyak yang mencontohkan bahkan biasanya perempuan menikah dibawah usia 20 tahun.
ADVERTISEMENT
Namun, yang terjadi saat ini adalah di saat meningkatnya persentase pernikahan di usia muda, meningkat pula jumlah perceraian di Indonesia. Merujuk pada data di Badan Peradilan Agama (Badilag) Mahkamah Agung, pada tahun 2017 terdapat kurang 357.000 pasangan yang bercerai.
Rabu (3/4), tim Temali berbincang dengan Diah Mahmudah, seorang psikolog dan pemilik Biro Psikologi Dandiah. Tim Temali berusaha mencari dampak psikologis dari kasus pernikahan di usia muda, berikut ulasannya.
“Dalam hal ini, saya membahas pasangan dengan usia muda baik secara usia masehi maupun usia mental, berikut dampaknya…” jelas Diah. Menurutnya, tiga hal ini perlu diperhatikan dalam meniti rumah tangga usia muda.

1 - Banyak yang belum memiliki misi jelas dalam pernikahan

Bisa berangkat dari mindset yang kurang tepat bahwa pernikahan cukup bermodalkan cinta. Aspek-aspek lain seperti : misi pernikahan, komunikasi, komitmen, keuangan juga spiritual kurang dipersiapkan dan dikelola.
ADVERTISEMENT

2 - Stabilitas emosi belum matang juga rentan mengalami konflik

Masing-masing akan mempertahankan " dunia aku" bukan "dunia kita". Akan memicu pertengkaran yang berkelanjutan juga perceraian.

3 - Kurang siap mental dalam mengasuh anak

Kekurangsiapan mental untuk menjalankan peran baru sebagai ayah bunda membuat level stress lebih tinggi, yang jika tidak dikelola maka akan mengantarkan pada kedua mental illness tadi
Selain membutuhkan persiapan finansial yang cukup, ternyata persiapan secara psikologis pun tidak kalah penting sebelum masuk ke fase pernikahan. Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk mempersiapkannya seperti sharing dengan yang sudah menikah, mengikuti pendidikan pranikah, belajar mengalahkan ego pribadi, dan lain-lain.
[Penulis: Izzudin | Editor: Tristi]
ADVERTISEMENT