5 Pertanyaan Saringan Agar Tidak Terhanyut di Medsos

Konten Media Partner
4 November 2019 14:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
5 Pertanyaan Saringan Agar Tidak Terhanyut di Medsos
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Menjelajahi media sosial memang memiliki manfaat. Namun, hati-hati, sindrom Fear of Missing Out (FOMO) dapat menjangkiti jika kita tak memiliki saringan.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Artofmanliness.com, ada pertanyaan-pertanyaan saringan yang dapat membantumu berselancar media sosial secara waras. Pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah:

1. Apakah apa-apa yang terlintas di media sosial benar-benar yang kuinginkan?

Ketika kamu terpicu untuk iri dengan orang lain, sangat penting untuk menanyakan kepada dirimu sendiri:
"Apakah apa yang ada di media sosial adalah sesuatu yang benar-benar kuinginkan, atau itu hanyalah bagian dari hidup yang membuatku tidak bersyukur dengan kehidupanmu?"
Misal, ketika seorang teman memposting soal kehidupan studinya di Belanda pada akun IG-nya. Sedangkan misal seseorang harus membiayai keluarganya dengan bekerja jadi pengawas pabrik di Cilegon.
Mudah sekali baginya untuk mengatakan, "Duh, ngapain saya jadi pengawas di pabrik ini. Nggak level banget sama kehidupan temen saya yang cuma belajar doang."
ADVERTISEMENT
Tapi, ketika ia benar-benar berpikir jika seumpama ia studi di Belanda - ia akan jauh dari keluarganya yang benar-benar bergantung padanya.
Ia pun sebenarnya tidak menemukan jurusan yang tepat di Belanda untuk melanjutkan studinya.
Jadi, ketidakpuasan yang ia rasakan hanyalah lintasan sejenak yang seharusnya tidak dilanjutkan…

2. Apakah tren di media sosial memang pertanda untuk melakukan sesuatu bermanfaat bagiku?

FOMO dapat disebabkan tumpukan keinginan yang terpicu untuk direalisasikan - terlebih ketika melihat postingan orang lain.
Misal, ketika seorang kawan mem-posting foto hiking-nya ke Gunung Kinabalu - ada semacam iri yang dirasakan dalam diri. Ternyata, rasa iri ini pertanda bagimu untuk lebih banyak melakukan aktivitas outdoor. Ini karena aktivitas sehari-harimu lebih banyak di dalam ruangan.
ADVERTISEMENT

3. Apakah ini waktu yang tepat bagiku untuk melakukan apa yang orang lain lakukan?

Pernah dengar jika seseorang punya 'masa'-nya tersendiri? Ya! Seseorang yang sudah punya anak adakalanya iri dengan yang masih lajang, bukan? Iri dengan kebebasannya.
Namun dengan kesadaran penuh, jika semua orang punya 'masa' masing-masing - yakinlah jika kondisi yang tertakdirkan sekarang adalah kondisi terbaik yang kita punyai.

4. Apakah apa-apa yang di-post di media sosial adalah representasi akurat dari kenyataan?

Pernah lihat video bagaimana foto-foto bagus di Instagram direkayasa, agar menampakkan kehidupan berjalan dengan mulus?
Ya, karena kehidupan tidak selamanya berfoto di menara Eiffel. Adakalanya kehidupan adalah ketika kita terjebak macet di jalanan bersama penumpang angkot lainnya.
Kehidupan tidak selamanya makan enak di restoran mahal. Adakalanya kehidupan ialah ketika kita menahan sakit akibat perut kita yang terlalu banyak makan.
ADVERTISEMENT

5. Apakah kita sudah menggunakan teknologi secara bijak?

Sudahkah kita me-limit penggunaan media sosial, hingga kita dapat fokus pada apa yang kita kerjakan - ketimbang termangu melihat kehidupan orang-orang di linimasa kita? Hmm.
Semoga membantu! Selamat berselancar di linimasa dengan kewarasan.***