Agar Tidak "Rapuh" Karena Media Sosial

Konten Media Partner
14 Juni 2019 10:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Agar Tidak "Rapuh" Karena Media Sosial
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Buat yang sering nonton TED Talks, mungkin sudah tidak asing dengan nama Brené Brown. Brown adalah seorang professor di University of Houston, dan dalam dua dekade terakhir, hidupnya dipakai untuk menulis buku yang semuanya menjadi New York Times Bestseller. Sebut saja, The Gifts of Imperfection, Daring Greatly, Rising Strong, Braving the Wilderness, dan Dare to Lead.
ADVERTISEMENT
Bagi para pendengarnya, mendengar Brene Brown berbicara seperti mendengar orang sedang bercerita, membuat betah untuk berlama-lama. Videonya di TED yang membahas tentang kerapuhan sudah ditonton sebanyak 38 juta kali. Sejak tahun 2010 ia sudah aktif berbicara dengan tema keberanian, kerapuhan, rasa malu, dan empati yang menyentuh hati penonton.
Ungkapannya yang terkenal adalah, “Saya percaya bahwa kita harus berjalan melalui kerentanan dan kerapuhan untuk mendapatkan keberanian. Oleh karena itu, rangkullah kerapuhan tersebut.” Tak pelak, Brown pun terkenal sebagai Pakar Kerapuhan atau Vurnerability.
Dalam wawancara eksklusifnya dengan Refinery29, Brown memaparkan tentang kerapuhan akibat penggunaan media sosial. Ia mengibaratkan media sosial seperti "api".
Brene Brown. (Foto: Ted.com)
Brown, yang juga aktif sebagai influencer ini mengatakan bahwa satu hal yang tidak kita lakukan di media sosial adalah memeriksa kembali niat di balik post yang kita unggah. Kita luput memikirkan, "Apa yang saya coba lakukan?" dan "Apa yang saya butuhkan dari post ini?"
ADVERTISEMENT
Dari pikiran-pikiran itu, kita akan memeroleh jawaban. Jika jawabannya adalah tidak, saya tidak membutuhkan apapun dari post ini, maka saat itulah kita dinilai siap mem-posting. "Tetapi jika kamu memerlukan sesuatu darinya, itu sangat berbahaya," lanjut Brown. Ia mengungkapkan, bahwa dalam psikologi jangan menetapkan tujuan di mana kita tak dapat mengendalikan hasilnya.
Pada akhirnya media sosial akan membuat kita rentan, rapuh, jika kita mengharapkan likes, comment, dan share. Wanita yang juga berperan sebagai Profesor Riset di University of Houston ini mengatakan, bahwa kita siap berbagi sesuatu di media sosial justru ketika respon balik tidak memengaruhi harga diri kita.
Nah, sekarang coba tahan dulu dorongan untuk posting di akunmu. Tanyakan lagi ke dalam hati, "Apa niatku di balik post ini?"
ADVERTISEMENT
[Penulis : Izzudin|Editor : Nadhira]