Aksi Ibu dan Anak Bekuk Rampok, Perlukah Perempuan Belajar Bela Diri?

Konten Media Partner
22 Januari 2020 13:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Elis Aryani dan Yusni Widya Utama pasca perampokan/Foto: ciremaitoday
zoom-in-whitePerbesar
Elis Aryani dan Yusni Widya Utama pasca perampokan/Foto: ciremaitoday
ADVERTISEMENT
Kejahatan bisa terjadi di mana saja, bahkan di rumah kita sekali pun. Hal ini dialami oleh Elis Aryani dan Yusni Widya Utama di kediamannya, dua hari lalu (20/01). Mereka diserang oleh perampok bersenjata tajam saat sedang berduaan di rumah.
ADVERTISEMENT
Beruntungnya, ibu dan anak tersebut bisa menggagalkan aksi perampok tersebut dengan menggunakan ilmu bela diri karate. Keduanya berhasil membekuk pelaku sebelum diamankan oleh pihak yang berwajib. Tidak ada kerugian yang dialami dalam kejadian ini, hanya luka ringan yang dialami oleh Yusni karena sempat berebut senjata tajam dengan pelaku.
Kasus ini membuktikan bahwa ilmu bela diri sangat berperan untuk melumpuhkan lawan saat kita dalam bahaya.
Temali pun berbincang dengan pelatih di Institute Karatedo Nasional, Muhammad Elvandi. Ia mengatakan bahwa seorang perempuan diwajibkan memiliki kemandirian dalam hal apa pun. Hal ini karena setiap orang memiliki tanggung jawab terhadap dirinya sendiri dan tidak selalu bisa bergantung pada orang lain.
"Dalam perspektif kemandirian, ada beberapa standar yang harus dikuasai oleh perempuan. Pertama adalah survival, di mana perempuan harus bisa bertahan, bukan hanya ketika menghadapi musuh tapi misalnya karena kurang pangan atau karena ada bencana. Dia harus bisa bertahan hidup dalam kondisi paling genting," jelas Elvandi.
ADVERTISEMENT
Lalu, selain bertahan hidup, seorang perempuan harus bisa melarikan diri dengan cepat dan gesit. Ini merupakan langkah awal sebelum kejahatan terjadi, perempuan harus bisa lari dengan cepat dari sumber bahaya.
Foto: Unsplash
Selanjutnya, kemampuan untuk bisa bertahan di jarak dekat adalah dengan memanfaatkan bela diri dasar. Perempuan harus bisa memiliki kemampuan bela diri dasar seperti saat dia dibekap dari belakang, dijambak, ditarik tasnya, dan lain sebagainya.
"Bela diri apa pun bisa dipelajari, yang penting bela diri itu bisa bermanfaat dan membuat kita survive. Bahkan belajar bela diri itu bisa disebut sunnah," tambah Elvandi.
Untuk cara mempelajarinya sendiri, disarankan untuk datang langsung menemui mentor bela diri. Bela diri tidak bisa hanya dipelajari dengan melihat YouTube karena setiap gerakan mempunyai caranya tersendiri dan harus dikoreksi oleh mentor agar tidak salah dan tidak menimbulkan cidera.
Ilustrasi perempuan belajar melakukan bela diri. Foto: Reuters/Francis Mascarenhas
Dari mulai kuda-kuda, pukulan, tendangan sampai kepada rangkaian gerakan itu memiliki cara masing-masing. Misalnya, kuda-kuda harus terbuka berapa sentimeter, karena lebar kuda-kuda akan berpengaruh pada kekuatan sehingga dibutuhkan mentor agar gerakan tersebut dipraktikkan dengan benar.
ADVERTISEMENT
"Agar bisa survive, minimal dua tahun atau 4 semesterlah. Soalnya lancar gerakan, kelincahan dan timing yang tepat, itu 3 hal yang berbeda. Lalu belajar kecepatan juga, karena bisa bertahan pun kalau lambat enggak akan kena. Terus sasaran kena pun, tidak bisa menjamin dia akan reflect saat mendapatkan serangan. Nah, itu semua perlu dilatih bersama coach atau mentor," tegas Elvandi.
Elvandi mengatakan untuk pemula, perempuan bisa belajar Mixed Matrial Arts (MMA) atau untuk yang paling umum bisa mengikuti karate dan judo. Dua olahraga bela diri tersebut telah melingkupi gerakan pukulan dan tendangan sehingga perempuan bisa mempelajari berbagai gerakan bela diri dasar dari keduanya.
Sementara itu, untuk olahraga yang perlu dilakukan agar stamina dan fisik tetap kuat, Elvandi menyarankan untuk melakukan olahraga lari dan renang. Kedua olahraga tersebut akan melatih pernapasan, kekuatan serta ketahanan tubuh kita. Olahraga ini setidaknya dapat dilakukan selama setengah jam per hari.
ADVERTISEMENT
"Tapi, setiap elemen untuk memperkuat gerakan itu ada yang lebih spesifik olahraganya. Seperti push up untuk penguatan pukulan, split untuk tendangan dan lain sebagainya," ucap Elvandi
Elvan berpesan untuk para perempuan agar bisa menjaga dirinya, karena hidup itu hanya sekali. Hidup harus realistis dan tidak naif, kita harus sadar kalau kejahatan bisa terjadi di mana saja. Oleh karena itu, perempuan harus bisa survive yang bisa bertahan dalam kondisi apa pun.
"Untuk bertahan 1 atau 2 menit dalam kondisi bahaya, mungkin kita perlu mempersiapkannya selama 1-2 tahun. Jadi, gak ada yang rugi. Belajar bertahun-tahun bisa sangat berguna di kemudian hari, sehingga ketika itu terjadi kita udah siap," tutup Elvandi.***
ADVERTISEMENT