news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Apa Ide dari Masing-Masing Cawapres yang Kami Suka?

Konten Media Partner
21 Maret 2019 11:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Cawapres nomor urut 01 K.H. Ma'ruf Amin (kiri) berjabat tangan dengan Cawapres nomor urut 02 Sandiaga Uno (kanan) saat mengikuti Debat Ketiga Calon Wakil Presiden (Cawapres) Pemilu 2019 di Hotel Sultan, Minggu, (17/3). Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
zoom-in-whitePerbesar
Cawapres nomor urut 01 K.H. Ma'ruf Amin (kiri) berjabat tangan dengan Cawapres nomor urut 02 Sandiaga Uno (kanan) saat mengikuti Debat Ketiga Calon Wakil Presiden (Cawapres) Pemilu 2019 di Hotel Sultan, Minggu, (17/3). Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
ADVERTISEMENT
Debat Cawapres Ma'ruf Amin dan Sandiaga Uno telah berlalu. Ada beberapa hal menarik yang menurut Temali, "Wah, beberapa ide mereka, bahasan Temali banget nih!"
ADVERTISEMENT
Temali sendiri punya kepedulian agar masing-masing dari kita sadar akan potensi dirinya. Kemudian, kita bisa memanfaatkan potensi diri untuk berbuat kebaikan di ladang pekerjaan atau aktivitas mana pun. Nggak hanya bikin kita happy, tapi juga berdampak efektif terhadap lingkungan sekitar.
Dan spirit ini ada di dua ide dari Ma'ruf Amin dan Sandiaga Uno. Apa sajakah?

Cyber University, agar ketimpangan kebutuhan dunia kerja dan pendidikan makin kecil (Ma'ruf Amin)

Tahu nggak, kalau kurikulum pendidikan di Indonesia rupanya timpang dengan kebutuhan industri? Hal itu diungkapkan oleh Glend Maatita, Co-Founder Refactory. Temali ingat pernah berbincang dengan pelaku startup yang satu ini dua tahun yang lalu.
Ilustrasi universitas (Foto: Riestra Nava untuk Unsplash)
“Di zaman informasi, teknologi seperti berlari,” ujar Glend, 27 April 2017 lalu.“Tetapi materi di institusi pendidikan tidak banyak yang berubah dan sudah tidak relevan lagi. Ada gap knowledge yang lebar antara universitas dengan kondisi riil di dunia bisnis sehingga kita menjadi sangat tertinggal.”
ADVERTISEMENT
Sedangkan Ma'ruf Amin punya itikad untuk mereformasi pendidikan. Seperti revitalisasi SMK, politeknik, dan akademi.
"Di tingkat perguruan tinggi, kita akan dorong supaya muncul cyber university atau campuran antara universitas konvensional dan cyber. Sehingga akan melahirkan tenaga sarjana yang kualitatif dan mampu merespons dan memiliki lapangan kerja yang terbuka, baik di dalam negeri maupun di luar negeri."
Gitu kata Pak Kyai. Ini bakal jadi PR banget, cuman idenya bisa dicontek. Kalau pun pemerintah failed, barangkali ada startup atau komunitas yang concern untuk njembatanin pelajar dengan kebutuhan industri. Biar ilmu nggak mubazir aja.

Tes Minat Bakat untuk Siswa (Sandiaga Uno)

Dicatut dari paper yang dipublikasikan oleh organisasi Gallup, "Investing in Strengths", University of Nebraska pernah melakukan studi tentang pengaruh pelatihan terhadap lebih 1000 pembaca di dalam pelajaran speed reading. Pembaca yang paling lemah dalam test awal mendapatkan 90 kata per menit, sedangkan yang paling hebat adalah 350 kata per menit.
ADVERTISEMENT
(Foto: João Silas on Unsplash)
Siapa yang paling banyak prosentasi kenaikkannya setelah mereka berlatih? Semua orang bahkan periset yang paling hebat pun akan mengatakan bahwa yang paling lemah akan menghasil presentase kenaikkan paling tinggi. Hasilnya? Yang paling lemah menjadi 150 kata per menit (167%) dan yang paling hebat menjadi 2900 kata per menit (830%!).
Nah, ini dia yang melatari, kenapa minat bakat bisa jadi suatu kekuatan. Semakin orang menyadari jika minat bakatnya memiliki kecenderungan tertentu, semakin besar kesempatan untuk memilih studi atau aktivitas yang tepat baginya. Tepat di sini adalah, ia akan mengeluarkan kemampuan terbaiknya di bidang aktivitas tersebut.
"Kita juga pastikan bahwa sistem UN dihentikan, diganti dengan penerusan minat dan bakat. Kami juga memiliki konsep sekolah link and match, di mana kita hadirnya penyedia lapangan kerja dan pencipta lapangan kerja tersambung dengan dunia pendidikan," begitu kata Sandi.
ADVERTISEMENT
Temali nggak fokus ke hapus UN-nya, tapi lebih ke tes untuk menyelidiki minat dan bakat siswanya.
[Penulis & Editor: Tristia]