Apa Kata Ahli Psikolog Tentang Klarifikasi Young Lex?

Konten Media Partner
31 Oktober 2019 0:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Foto: Instagram/@erikanakesya
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Instagram/@erikanakesya
ADVERTISEMENT
Young Lex akhir-akhir ini sedang jadi bahan pembicaraan hangat ditengah masyarakat. Pengakuannya yang kontroversial tentang status istrinya yang hamil di luar nikah, memunculkan tanggapan pro dan kontra dikalangan netizen. Ada yang mengapresiasi keberaniannya, ada juga yang menghujat dan mengkritik habis-habisan tentang kelakuannya tersebut.
ADVERTISEMENT
Lalu, gimana kata psikologi tentang pengakuannya tersebut?
Temali, berbincang dengan Diah Mahmudah seorang ahli psikologi dan pegiat parenting, mengenai klarifikasi yang dilakukan Young Lex. Menurutnya, pengakuan dan klarifikasi tersebut merupakan hak pribadi Young Lex untuk memilih mengatakannya kepada publik. Namun, sebagai seorang ibu yang mempunyai anak, ia sangat menyayangkan tindakan yang dipilih Young Lex tersebut.
"Saya pribadi sebagai seorang psikolog dan juga ibu dari seorang anak, baik anak biologis maupun ideologis, karena saya punya anak dari komunitas, saya sangat menyayangkan tindakan Young Lex, karena ia seorang public figure," katanya.
Diah menjelaskan, menurut Teori Psikososial dari Ericson, ketika lingkungan yang sangat signifikan di dunia public figure, katakanlah lingkungan remaja. Peran young Lex di jiwa mereka akan sangat didengar karena mereka sedang ada pada tahap pencarian role model.
ADVERTISEMENT
Salah satu respon dari mereka meskipun tidak langsung meniru adalah menerima dan membenarkan tindakan tersebut. Hal ini diutamakan bagi yang mengidolakan atau menjadi fans dari Young Lex. Namun, untuk mereka yang tidak mengidolakan mungkin akan beda lagi cara penerimaanya, dan tidak akan sebesar seorang fans.
Fokus terhadap fans Young Lex, mereka terpapar oleh tindakan yang dilakukan oleh idolanya. Hal yang sangat disayangkan, Young Lex tidak mengetahui efek negatif buat para remaja yang mengidolakannya. Selain diterima, suatu saat bisa jadi akan ada pergeseran nilai yang akhirnya menjadi acuan diri remaja dalam berperilaku.
"Ya namanya juga role model, namanya juga nge-fans. Bukan hanya berita ini yang diikutin, tapi juga kegiatan sebelum-sebelumnya. Dia bakal melakukan peniruan dari berbagai hal, seperti pakaian, model rambut, perkataan, tingkah laku dan lain sebagainya," jelas Diah.
ADVERTISEMENT

Memungkinkan Adanya Pergeseran Nilai dan Norma

Foto: Unsplash.com
Lanjut ke klarifikasi Young Lex, tentang pengakuan status sang istri yang hamil di luar nikah. Dikatakan Diah, jelas itu merupakan hal yang bertabrakan dengan norma dan nilai agama. Apa pun agamanya, hamil di luar nikah merupakan hal negatif dan bertabrakan dengan aturan keagamaan.
Diah benar-benar sangat menyayangkan, tindakan klarifikasi yang diunggah ke dalam Youtube tersebut. Karena, hal ini bisa saja dapat menyebabkan pergeseran norma yang akhirnya membiarkan fenomena itu menjadi sebuah hal yang wajar terjadi.
Terlebih ada dua tipe penerimaan yang dilakukan oleh seorang fans. Pertama, mereka yang memiliki pondasi dan tatanan moral yang baik dari keluarganya. Mereka akan memegang teguh hal itu dan hanya akan melakukan peniruan terhadap hal-hal yang baik saja. Namun, sebelumnya, ia juga akan mengalami konflik. Mereka akan berpikir mengenai kelakuan buruk idolanya dan bisa saja langsung ditinggalkan.
ADVERTISEMENT
Hanya saja, ketika terjadi pada remaja dengan tatanan moral dan spiritual yang lemah, ditambah lagi tidak adanya pengawasan orang tua, bisa jadi langsung menerima dan tambah memuja. Mendukung segala sesuatu yang dilakukan idolanya, sekalipun itu hal yang buruk.
Hingga bergeserlah standar yang tadinya enggak boleh jadi boleh, yang tadinya enggak wajar jadi dianggap biasa saja. Norma yang berlaku dari dulu perlahan-lahan akan terhapus karena sudah menjadi hal yang biasa.
Maka dari itu, Diah mengharapkan peran-peran orang dewasa dan orang tua untuk aktif mendidik anaknya dengan baik. Hal ini karena, cuaca dan atmosfer lingkungan sudah tidak sehat. Baik dari segi tontonan di tv maupun gadget atau dari para idola remaja. Kondisi nilai dan norma di lingkungan sosial juga sudah sangat mengkhawatirkan.
ADVERTISEMENT
"Kita memang enggak bisa mengendalikan atmosfer dan variabel dari lingkungan, tapi yang bisa dilakukan adalah fokus ke wilayah yang lebih kecil yang bisa kita kendalikan yaitu, keluarga," ucapnya.
Pesan Diah untuk para orang tua agar bisa mendidik anak dengan baik dari segi moral dan spiritual. Jadilah teman dan sahabat bagi para anak, agar mereka tidak mencari di luar dan mengisi kekosongan yang tidak didapatkan dari keluarga. Lalu, buat remaja, pilihlah role model yang baik secara moral dan spiritual.
"Jika sudah kelihatan enggak baik dan tidak selaras dengan agama, lebih baik ditinggalkan saja. Cari yang baru yang lebih baik dan bisa menjadi teladan," tutupnya****