Apakah Penting Memiliki Visi Hidup?

Konten Media Partner
23 Desember 2019 11:53 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
sumber: pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
sumber: pixabay.com
ADVERTISEMENT
Visi atau tujuan jangka panjang adalah suatu hal yang dianggap penting oleh banyak orang. Visi atau tujuan jangka panjang mungkin memang suatu yang penting bagi sebuah organisasi, perusahaan ataupun instansi. Tapi bagi individu, apakah setiap orang harus punya visi pribadi atau tujuan hidup jangka panjangnya sendiri?
ADVERTISEMENT
Sebagian orang menggangap memiliki visi atau tujuan jangka panjang dalam kehidupan adalah penting, sebagiannya lagi tidak. Tapi bukan berarti yang menganggap tidak, mereka tidak memiliki cita-cita. Hanya saja cara pandang mereka berbeda dalam menyikapi visi atau tujuan jangka panjang dalam kehidupan.
Mayoritas dari kita memahami, bahwa misi adalah turunan dari visi, yang mana berarti misi atau apa yang dikerjakan harus sesuai dengan visi. Tapi, bagi sebagian orang yang berkeyakinan kalau visi dalam hidup itu tidak terlalu penting, alhasil akan lebih memperhatikan misi hidup atau cukup apa saja yang menjadi tugasnya, dan mengerjakannya dengan sebaik mungkin.
ADVERTISEMENT
Salah satunya adalah Rama Royani atau yang akrab disapa Abah Rama, founder Talents Mapping di Indonesia. Menurut beliau, ada kesalahpahaman tentang visi dan misi yang banyak orang pahami. Kebanyakan mendefinikan atau mengartikan misi sebagai penjabaran visi, padahal yang benar misi adalah alasan keberadaan yang dalam bahasa Indonesia berarti tugas.
“Ini menjelaskan mengapa tugas atau misi lebih penting ketimbang cita-cita atau visi. Walaupun kita butuh cita-cita untuk dapat membuat rencana jangka panjang (strategi)- Jadi buatlah visi yang selaras dengan Misi (alasan keberadaan/tugas ) kita masing-masing,” sambung beliau.
Abah Rama, Founder Talents Mapping
Bukan tanpa alasan, Abah Rama berkata seperti itu. Beliau beranggapan visi hidup tidak terlalu penting berdasarkan pengalaman hidupnya. “Futuristic saya jeblok, sehingga kalau ditanya mimpinya apa saya enggak bisa jawab, dan sebelum mengenal TM baik misi maupun visi saya enggak tahu dan tidak peduli. Pokoknya kerjakan saja apa pun yang harus dikerjakan. Setelah belajar TM saya tahu kalau misi saya adalah guiding people for better career, dan mulai muncul visi walaupun tidak futuristic yaitu suatu saat semua anak SMP kelas 3 memahami apa kekuatan terbesar dalam dirinya," bebernya.
ADVERTISEMENT
Poin pentingnya adalah, bagaimana menyeleraskan misi atau tugas kita dengan visi hidup yang mengikutinya. Bagaimana kita tahu misi hidup atau tugas yang kita lakukan sudah tepat atau belum? Bagi Abah, sebaik-baiknya manusia adalah yang paling banyak manfaatnya bagi manusia lain. Sehingga, misi hidup kita itu bukan hanya satu, tergantung berapa jumlah stakeholder yang menentukan alasan keberadaan kita masing-masing. Stakeholder disini adalah pemangku kepentingan yaitu siapa yang membutuhkan keberadaan kita.
Apakah kamu setuju dengan pendapat di atas? Kalau tidak, kemungkinan besar kamu memiliki bakat dominan futuristic. Cari tahu bakat dominanmu yang lain dengan mengikuti Talents Mapping dari Temali di sini.