Bagaimana Cara Mencegah Perselingkuhan di Dunia Kerja?

Konten Media Partner
14 Desember 2019 6:08 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Foto: Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Unsplash
ADVERTISEMENT
Selingkuh kini menjadi satu permasalahan yang tidak asing lagi di telinga masyarakat. Bahkan mungkin sudah menjadi biasa dan terjadi pemakluman terhadap orang yang melakukannya. Padahal, dikutip dari website Universitas Gadjah Mada, selingkuh merupakan salah satu jenis kriminalitas, yaitu masuk dalam kelompok treason atau penghianatan.
ADVERTISEMENT
Dalam Sosiologi Kriminalitas, ada dua jenis treason. Pertama, High Treason atau penghianatan yang bersifar berat dan besar. Contohnya, membocorkan rahasia besar negara, membuat senang musuh negara, membunuh presiden atau pemimpin, dan lain sebagainya.
Kedua, Petit Treason, yaitu penghianatan kecil dan ringan, seperti selingkuh, membunuh pacar atau pasangan, poligami (memiliki banyak istri), poliandri (memiliki banyak suami), dan lain sebagainya.
Bukan hanya di lingkungan masyarakat saja, selingkuh juga rentan terjadi di lingkungan kerja. Sudah banyak contoh dan cerita tentang seorang istri yang menelan bulat-bulat penderitaannya karena suami selingkuh di kantor. Atau mungkin sebaliknya, sang istri yang bekerja di luar rumah, memiliki hubungan dengan rekan kerjanya.
Tidak menutup kemungkinan hal iu dapat terjadi jika sudah ada niat dalam personal seseorang. Lantas, bagaimana cara mencegah perselingkuhan di dunia kerja? Psikolog dari Dandiah Care Center, Diah Mahmudah, mengatakan tidak ada cara yang spesifik untuk mencegahnya, semua kembali kepada urusan personal seseorang jika sudah didahului oleh niat.
ADVERTISEMENT
"Jadi kalau sudah ada niat, kalau ada peluang sedikitpun pasti diambil. Sehingga bagaimanapun sistem atau budaya di lingkungan kerja, kalau sudah ada niat, dia cenderung mengakali atau menyiasati agar keinginannya bisa terwujud," ucap Diah.
Foto: Unsplash
Menurut Diah, ketika terjadi perselingkuhan di lingkungan kerja, yang menjadi sorotan adalah individu. Mereka harus memiliki kesadaran dan bisa mengontrol diri untuk mebuang niat berselingkuh.
Kontrol sosial juga harus ditingkatkan, di mana setiap pekerja harus bisa saling mengingatkan terutama untuk yang sudah berkeluarga. Hal ini karena belum ada aturan HRD atau undang-undang yang mengatur supaya tidak selingkuh.
"Kalau di HRD sendiri setahu saya lebih ke aturan konsekuensi, jika ternyata ada karyawan yang ketahuan melakukan selingkuh ada sanksinya,
ADVERTISEMENT
"Tapi untuk preventif supaya pekerjanya tidak selingkuh, belum ada. Karena memang itu merupakan suatu ranah pribadi yang tidak bisa diatur oleh perusahaan," jelas Diah.
Oleh karena itu, Diah menyarankan kepada setiap individu untuk sadar dan mengadakan kontrol sosial secara personal dengan saling mengingatkan. Hal ini bersifat informal antara para pekerja, bukan secara formal yang langsung dilakukan oleh perusahaan.
Lalu, untuk perusahaan, Diah menyarankan agar sering mengadakan siraman rohani atau kajian spiritual. Lalu, diadakan pula family gathering yang melibatkan keluarga inti dari pekerja. Acara ini bisa jadi upaya preventif, agar para pekerja kenal dan dekat dengan masing-masing dari keluarga para pekerjanya.
"Family Gathering ini juga bisa meningkatkan budaya 'tidak enak' untuk melakukan selingkuh atau budaya sanksi moral yang ingin diraih karena adanya kedekatan dan saling mengenal," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Cara tersebut memang tidak serta merta dapat mencegah perselingkuhan, tapi setidaknya bisa mengurangi kemungkinan untuk berselingkuh di dunia kerja. Soalnya, kembali lagi yang bisa mencegah perselingkuhan adalah diri sendiri dan ranahnya lebih kepada kontrol secara personal.***