Bakat Belief : Rela Utamakan Orang Lain Ketimbang Diri Sendiri

Konten Media Partner
12 Mei 2019 0:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bakat Belief : Rela Utamakan Orang Lain Ketimbang Diri Sendiri
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Jika kamu punya nilai bahwa “sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat untuk orang lain”, dan nilai tersebut mewarnai kehidupanmu hingga saat ini, barangkali kamu memiliki bakat belief.
ADVERTISEMENT
Dalam buku Talents Dynamics karya Rama Royani dan Endro Prasetyo Aji, bakat Belief sering dipahami sebagai altruism. Dengan kata lain, orang berbakat belief rela berkorban untuk lebih mementingkan kepentingan orang lain dibandingkan diri sendiri. Penulis secara khusus menyebutnya dengan istilah “serving” atau melayani dengan sepenuh hati.
Orang dengan bakat ini memiliki komitmen yang sangat kuat karena keteguhannya dalam menjaga tata nilai. Materi buatnya tidaklah seberapa. Namun dapat bermanfaat buat orang lain itu adalah segala-galanya.
Orang dengan bakat ini untuk sebagian oang mungkin tidak masuk akal. Bagaimana mungkin ada orang yang lebih mengutamakan orang lain ketimbang dirinya sendiri, termasuk kesuksesan? Justru kesuksesan di matanya adalah saat ia telah dapat bermanfaat untuk orang lain. Apabila ia dihargai karena perbuatannya, ia mengganggapnya itu hanya sebagai bonus.
ADVERTISEMENT
Kesimpulannya, orang dengan bakat Belief, mereka sangat gemar melayani dan menolong orang lain serta mendapatkan kebahagiaan dari cara tersebut. Ia memiliki energi yang luar biasa serta tidak pandang bulu untuk membantu siapapun. Baginya, kekayaan materi tidak seberapa dibanding kepuasan batin, sehingga orang dengan bakat ini sering di cap “susah kaya”.
Salah satu contoh pribadi yang memiliki bakat ini adalah Rasullullah SAW, yang merupakan Nabi dan Rasul terakhir bagi umat Islam. Tergambarkan dalam kisahnya saat menolong seorang pengemis buta beragama Yahudi di sudut kota Madinah. Rasulullah SAW selalu mendatanginya setiap pagi, bukan untuk membawakannya makanan.
Rasulullah SAW juga selalu menyuapi makanan yang dibawanya kepada pengemis itu tanpa berkata sepatah kata pun. Kebiasaan Rasul ini berlangsung hingga menjelang Beliau SAW wafat. Hingga tidak ada lagi orang yang membawakan makanan setiap pagi kepada pengemis Yahudi buta itu karena Rasulullah telah wafat.
ADVERTISEMENT
--
Konten ini bermitra dengan Eduplex Indonesia, co-working space.
Untuk info co-working, virtual office, dan sewa space kantor dengan suasana cozy di pusat kota Bandung, hubungi Mia (085721285233) atau email ke [email protected].