Benarkah Milenial Lebih Memilih Kerja dengan Passion?

Konten Media Partner
8 Oktober 2019 17:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Foto: Unsplash.com
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Unsplash.com
ADVERTISEMENT
Dunia karier dan pekerjaan selalu menjadi tantangan baru bagi setiap orang. Banyak yang ingin bekerja sesuai dengan minat atau bakatnya, namun ada juga yang lebih mementingkan berapa gaji yang bisa didapatkan dari jenis pekerjaan apapun. Hingga akhirnya muncul istilah passion versus realitas atau passion vs money.
ADVERTISEMENT
Tentu situasinya menjadi dilematis saat dirasakan secara langsung. Beberapa memilih mengorbankan passion, dan akhirnya bekerja di perusahaan apapun yang menerimanya untuk memenuhi kebutuhan. Seperti yang dilakukan oleh Teti Ernawati, yang dulunya adalah karyawan swasta di sebuah perusahaan telekomunikasi. Dia kini sudah resign untuk memperjuangkan passion-nya.
That's right, berpanas-panas dan berdesakan diantara orang banyak. Tawar menawar harga yang alot serta dapat barang reject adalah penderitaan saya, saat menjual barang kulakan dari Tanah Abang.
Tapi apapun "suffering" nya, akan hilang begitu aja saat kita mendapatkan goal-nya. Passion itu kesenangan yang menghasilkan dan membuat kita menjadikan itu sebagai zona aman. Passion-ku, buy and sell” ujar Teti saat berbincang dengan Temali mengenai pengalaman hidupnya.
ADVERTISEMENT
Teti adalah satu dari sekian banyak orang yang memutuskan resign dari pekerjaannya, dan memutuskan bekerja sesuai passion. Meskipun sulit di awal karena passion-nya adalah berbisnis yang tidak memiliki kepastian soal penghasilan, tapi ia tetap menjalaninya dengan penuh keyakinan.
Ada lagi cerita dari Alfian, seorang lulusan Magister dari sebuah universitas ternama di Indonesia. Hingga saat ini, ia mengaku belum mendapatkan pekerjaan tetap, dan memilih menggarap apapun sembari berusaha mengejar pekerjaan yang sesuai passion.
“Gue berusaha untuk mengejar passion tapi banyak rintangan. Meskipun begitu, ada kenikmatan saat mengejar dan menjalani nya. Sambil mengumpulkan tenaga, gue menjadi realistis, garap apa yang bisa digarap. Tapi biasanya sih ada singgungannya dengan passion kita,” ujar Alfian.
ADVERTISEMENT
Generasi Milenial seperti Alfian, banyak yang lebih memilih mengejar passion-nya dari pada hanya bekerja untuk mendapatkan gaji.
Saat mendapat pekerjaan pun, generasi Milenial ingin mendapatkan value untuk pengembangan dirinya ketimbang hanya gaji bulanan. Kecenderungan Milenial untuk mengejar experience ini, disebut wajar oleh pakar dan pemerhati Milenial, Yoris Sebastian.
Kamu sendiri, pilih yang mana? Passion atau realistis?
[Penulis: Izzudin] [Editor: Lupi Y]