news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Cerita Warga Soal Pipa Terbakar dan Proyek Kereta Cepat

Konten Media Partner
23 Oktober 2019 19:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana tempat kejadian perkara terbakarnya pipa Pertamina Cimahi/ Foto: Lupi Yulianti
zoom-in-whitePerbesar
Suasana tempat kejadian perkara terbakarnya pipa Pertamina Cimahi/ Foto: Lupi Yulianti
ADVERTISEMENT
Panas terik matahari siang itu, Rabu (23/10), tidak menyurutkan semangat warga Kampung Mancong untuk menyaksikan proses evakuasi tempat kejadian perkara terbakarnya pipa milik PT Pertamina (Persero) yang terletak di Kampung Mancong, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi.
ADVERTISEMENT
Ada yang duduk di pesisian sawah, nangkring di warung dan ada juga yang duduk santai di saung dekat tempat kejadian. Anak-anak pun ikut berlarian di sana, bermain dengan sebayanya. Sesekali berbincang tentang kejadian hari kemarin yang masih terasa membekas bagi para warga Kampung Mancong terutama yang tinggal di RW 1.
"Kemarin warga tuh pada panik, saya juga baru pulang kerja langsung ikut lari gak peduli barang-barang di rumah. Ya takutnya meledaknya lebih besar, soalnya rumah sayakan berdekatan. Jadi agak panik juga," cerita Wahyudin (28) saat di temui di lokasi kejadian.
Pernyataan tersebut sama dengan yang diucapkan Ian (34), katanya, saat itu warga sekitar lari ke arah belakang menuju pabrik untuk melindungi diri. Hal yang membuat warga semakin panik adalah hawa panas dan kabut asap yang menghitam.
ADVERTISEMENT
Hal senada juga disampaikan Apong (51). Saat ia hendak pergi keluar untuk mencari cucunya, sangat kaget saat mendengar orang-orang berteriak kebakaran
"Suasananya sudah kacau, api sangat besar sampai langit terasa sangat gelap. Mungkin di sekitar sini warga-warga udah ngungsi semua ke pabrik dan gak tahu apa-apa abis itu. Soalnya, ngerasa api tuh udah ada di belakang aja ngejar-ngejar," kata Apong.
Selain psikis, dampak fisik juga dialami oleh sejumlah sawah yang ada di Kampung Mancong. Sekitar 100 tumbak sawah rusak karena tercemar oleh tumpahan minyak dari pipa yang terbakar. Lalu, tiga toren juga dikabarkan rusak terkena semburan api.
Ditanyai soal proyek kereta cepat Jakarta-Bandung milik PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC). Mereka mengatakan sudah terbiasa dengan perubahan selama proses pembangunan proyek tersebut.
ADVERTISEMENT
"Ya, kalau perubahan mah gak ada ya, cuma kan ada kompensasi dari pihak KCIC. Kalau gak salah Rp 10 juta perbulan untuk satu daerah (RW), saya juga ikut menyaksikan di rapat RW. Tapi kelanjutannya gak tahu gimana," ujar Wahyudin.
Suasana tempat kejadian perkara terbakarnya pipa Pertamina Cimahi/ Foto: Lupi Yulianti
Secara keseluruhan, warga Kampung Mancong mengaku mendukung dan menyetujui proyek ini. Suara-suara bising yang ditimbulkan dari proyek tersebut sudah menjadi teman akrab mereka sejak pembangunan dimulai tahun lalu.
"Kami sih mendukung, ya itu emang udah proyek dari pusat. Cuma kalau perubahan mah paling berisik aja. Ketrak-ketrek, biasanya sampai malam. Ibu juga ngerasain udara jadi makin panas aja, gersang," ucap Mai (51) yang rumahnya berdekatan dengan proyek kereta cepat.
Harapan pun disampaikan Wahyudin, agar PT. Pertamina maupun PT KCIC agar dapat berkoordinasi satu sama lain. Pekerja proyek pun diharapkan lebih teliti lagi agar tidak terjadi kecerobohan dan merugikan warga.
ADVERTISEMENT
"Ya masa gak tahu di bawahnya ada pipa. Meskipun ini proyek dilakukan oleh tenaga asing, mereka harusnya tahu kodisi lingkungannya seperti apa agar tidak terjadi hal seperti ini. Diharapkan hati-hati, lagian di sini padat penduduk jangan sampai membahayakan," tutupnya.
Tanggapan Pemerintah Daerah
Menanggapi kejadian ini, Camat Cimahi Selatan, Tuti Hestiantina, mengatakan bahwa ada kecorobohan atau kelalaian dari pihak PT KCIC saat pemasangan pondasi tiang pancang untuk proyek kereta cepat. Pihak KCIC tidak berkoordinasi dengan PT Pertamina yang sebelumnya memang memasang alur pipa di sepanjang pinggir tol.
"Sebetulnya mereka harusnya sudah paham, akan ada proyek ini. Sebelumnya, juga udah ada rencana untuk pemindahan pipa oleh Pertamina. Dulu juga ada pembahasan dari Pertamina dan Pemerintahan Kota mengenai trayek yang akan kena proyek tapi memang belum dipindahkan utamanya di RW 1 Desa Melong," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Mengenai dampak, Tuti menjelaskan, warga sempat mengungsi dan sempat syok dengan adanya kejadian ini. Kerugian fisik juga dialami seperti rusaknya sawah yang menghentikan kegiatan para petani di sana. Tuti menegaskan, bahwa PT KCIC harus bertanggung jawab atas semua kerugian yang dialami oleh warga sekitar.
Menurutnya, proyek kereta cepat ini sudah berjalan dengan baik sejak awal. Masalah pembebasan lahan dan proses pengerjaan tidak menemui masalah sampai sekarang sudah ke ujung Kota Cimahi. Masayarakat sepenuhnya mendukung untuk berjalannya proyek ini. Pihak KCIC juga sudah berkomitmen dan berdiskusi dengan warga sekitar yang terkena dampak, untuk waktu pengerjaan proyek sehingga mereka bisa berdamai dengan suara bising dari proyek.
"Hanya saja dengan adanya kejadian ini, saya berharap adanya introspeksi. Setiap ada kegiatan apapun yang melibatkan masyarakat banyak harus disosialisasikan dulu dan dikoordinasikan dengan baik. Baik itu dengan intansi terkait, dengan pemerintah kota, kecamatan maupun kelurahan," tutupnya.
ADVERTISEMENT
[Penulis: Lupi Y]