news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Dosen Pun Beradaptasi untuk Kuliah Online

Konten Media Partner
3 September 2020 11:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dosen Pun Beradaptasi untuk Kuliah Online
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Penulis: Moch Fikri Nur Amirulloh
Sebuah tantangan. Begitu yang diungkapkan oleh Dr. Melly Maullin, S.Sos, salah satu dosen Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Komputer (UNIKOM) Bandung., M.Si. Melly menyoal pelaksanaan kegiatan pembelajaran jarak jauh (PJJ).
ADVERTISEMENT
Melly, yang punya latar belakang pendidikan psikologi ini pun mengaku, pelaksanaan kegiatan pembelajaran jarak jauh merupakan pengalaman baru. Tidak hanya itu, proses pembelajaran jarak jauh ini menjadi tantangan tersendiri.
“Pastinya mengajar secara jarak jauh adalah pengalaman baru. Lucunya ada, karena mengajar secara online seperti ngomong sendiri. Tantangannya banyak, dari mulai gangguan teknis, mengemas materi lebih ringkas, sampai manajemen waktu yang harus pas,” ungkap Melly.
Namun, Melly berpendapat ada sisi menyenangkan dari PJJ ini. "Enaknya, bisa lebih fleksibel lebih santai sebetulnya, enggak perlu keluar rumah ke kampus,” jelasnya.
Pandemi Covid-19 berdampak besar pada berbagai sektor, tak terkecuali pendidikan. Dunia pendidikan juga ikut serta merasakan dampaknya, termasuk perguruan tinggi. Agar mencegah penyebaran COVID-19 di lingkungan kampus, diselenggarakanlah pembelajaran jarak jauh.
ADVERTISEMENT
Bisa jadi, PJJ adalah sebuah pengalaman baru bagi dosen yang terbiasa mengajar tatap muka. Di masa pandemi, dosen juga dipaksa untuk harus cepat beradaptasi dengan teknologi agar mahasiswa tetap mendapatkan haknya untuk mendapatkan ilmu.

Dosen dituntut melek teknologi

Selain Melly, Eriyanti Nurmala Dewi, M.I.Kom, selaku dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Komputer (UNIKOM) Bandung mengungkapkan pengalamannya dalam pelaksanaan kegiatan mengajar secara jarak jauh.
Bagi Eriyanti, pengalaman PJJ menarik dan menantang. Banyak challenge-nya, karena bukan hanya mahasiswa, tapi dosen juga dipaksa untuk harus cepat aware dengan teknologi. Dosen harus langsung masuk dan mengerti menggunakan sistem perkuliahan digital seperti LMS (Learning Management System), Zoom, Google Meet atau yang lainnya.
ADVERTISEMENT
"Itu tidak mudah karena tiba-tiba saja dan harus segera menggunakan sistem seperti itu,” jelas Eriyanti.
Lalu, Eriyanti mengungkapkan bahwa dengan keadaan ini dosen dituntut harus mengikuti kemampuan mahasiswanya dalam pembelajaran jarak jauh. “Challenge lainnya adalah menghadapi mahasiswa yang kompetensinya berbeda-beda. Begitu juga kemampuan ekonominya dalam hal mengakses internet. Dosen terpaksa mau tidak mau harus mengikuti kemampuan mahasiswanya."
Dosen dengan berlatar belakang wartawan ini mengaku bahwa dosen juga ditantang untuk adaptif dengan keadaan ini. Kegiatan pembelajaran yang biasanya dilakukan secara fisik, namun saat ini beralih menjadi secara virtual.

Hal yang dirindukan, interaksi langsung dengan mahasiswa

Dosen ditantang untuk adaptif degan keadaan ini. Bagi Eriyanti, hal paling tidak tergantikan adalah tidak bisa diskusi tatap muka dengan mahasiswa. "Saya dosen praktisi karena latar belakangnya wartawan, jadi kalau ngajar lebih seru diskusinya," ujar Eriyanti.
ADVERTISEMENT
Dalam PJJ, Eriyanti mengungkapkan tidak ada suasana diskursus secara fisik maupun psikis. Dirinya tidak dapat menatap langsung serunya mahasiswa ketika sedang menyampaikan pendapat. "Dari situ saya jadi sadar betul manusia itu sulit hidup tanpa bersosialiasi,” jelasnya.
Selain tantangan yang harus dihadapi dalam pelaksanaan pembelajaran jarak jauh terutama untuk dosen dan mahasiswa yang belum terbiasa dengan sistem pembelajarannya. Dengan sistem pembelajaran jarak jauh ini tentu nya terdampak dampak psikologis dari mahasiswa.

Dosen dan mahasiswa sama-sama berjuang

Kembali pada Melly, baik dosen ataupun mahasiswa saat ini sama-sama berada dalam keadaan yang sulit. Jadi jangan memandang sebelah mata, seperti menganggap hanya mahasiswa yang sulit. Dosen juga sama ditambah dengan adanya kewajiban lain untuk dosen yang tetap harus dilakukan.
ADVERTISEMENT
“Yang paling sering terjadi secara psikologis, mahasiswa menjadi kurang motivasi (apalagi yang dasarnya udah malas), bosan, lama-lama stres karena tugas jadi lebih banyak karena beberapa dosen malah memberikan banyak tugas,” ucap Melly.
Manusia merupakan makhluk sosial karena tidak akan bisa lepas dari interaksi antara individu dan individu lainnya. Ternyata berinteraksi dengan seseorang dapat melepaskan rasa bosan atau stress.
“Kemudian juga karena stay at home kita nggak bisa kaya dulu lagi berinteraksi, ngumpul, ngobrol. Nah aktivitas ini sebetulnya media seseorang untuk melepaskan bosan atau stress. Kasus pada beberapa orang bisa jadi mood swing, gampang marah, serba salah, yang sebetulnya berawal dari rasa bosan atau jenuh,” jelasnya.

Cara beradaptasi di saat seperti ini

Manusia diberikan kecerdasan untuk bisa beradaptasi. Seiring berjalannya waktu, manusia bisa menerima kondisi ini dan membiasakan diri. Untuk mengurangi perasaan negatif selama kondisi seperti ini, bisa dengan cara tetap berinteraksi dengan seseorang.
ADVERTISEMENT
Berinteraksi saat ini bisa melalui media sosial karena idak memungkinkan untuk bertemu langsung. Selain itu rilekskan diri dengan beristirahat yang cukup, menyenangkan diri sendiri seperti main game dan yang terpenting olahraga.
“Selalu menyediakan waktu untuk istirahat, menyenangkan diri sendiri, olahraga yang cukup. Yang terpenting semakin dekat dengan Allah, dan jadikan momen ini untuk lebih dekat dengan keluarga,” jelasnya.***