Fixed Mindset versus Growth Mindset, Apa yang Bisa Dipelajari?

Konten Media Partner
3 Desember 2019 12:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Fixed Mindset versus Growth Mindset, Apa yang Bisa Dipelajari?
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Penulis: Agus E. Prasetyo Co-Founder Imam Muda Salman
Pada suatu hari, oleh pimpinan direksiku, aku dipertemukan dengan seorang dosen Institut Teknologi Bandung yang merangkap sebagai seorang entrepreneur.
ADVERTISEMENT
Singkatnya beliau memiliki cukup concern kepada behavior and change yang berhubungan dengan program yang sedang kita garap. Di akhir sesi konsultasi, beliau juga memberiku test bernama Enneagram of Personality untuk mengetahui watak dasar dan sikap bawaan.
Tapi, bukan itu yang ingin aku bagi kepada pembaca. Ini soal rasa hausku untuk belajar dan berkembang bersama tim. Maka dari itu, aku memberanikan diri untuk bertanya kepada sang dosen itu.
"Kang, rekomendasi bacaan apa yang harus saya pelajari untuk melengkapi pemahaman saya dan memperkuat karakter saya terkait hasil tes itu?" tanyaku
"Coba baca: The Psychology Of Success (Carol Dweck), Start With Why (Simon Sinek), dan Leader Eat Last (Simon Sinek)," jawabnya.
Singkat cerita, aku mulai membaca buku-buku tersebut.
ADVERTISEMENT
Setelahnya, aku berpikir, egois sekali jika aku membaca buku itu sendiri tanpa membuat orang disekitarku merasakan manfaat dari apa yang kubaca.
Aku tuliskan resume beberapa lembar ini untukmu yang sedang bersama-sama merintis usaha, mencari jati diri dan menghadapi begitu banyak ketidakpastian yang seringkali membuat kita merasa ragu untuk melangkah. Dimulai dari apa yang kudapat dari buku Carol Dweck, The Psychology of Success.
__
ADVERTISEMENT
Kutipan yang aku ambil itu merupakan awalan yang sungguh mengena pada definisi mindset yang selama ini dirasakan.
Hidup seperti roller coaster, kadang di bawah, kadang di atas. Kadang yang kita usahakan mati-matian tidak berbuah bahkan tak berbekas. Siapa tahu, apa-apa yang hanya kita sentuh sedikit, menjadi besar, dan akhirnya dibutuhkan banyak orang.
Yang kupelajari, fixed mindset membuatmu khawatir pada bagaimana kamu akan dinilai, sedangkan growth mindset membuatmu lebih fokus mengembangkan diri.
Apapun dan bagaimanapun perjalanan kita, marilah kita first things first meng-crosscheck mindset kita terlebih dulu. Jika kita merasa masuk pada kubu fixed mindset maka marilah kita nyemplung dan menyelami kolam growth mindset.
Karena orang-orang disekeliling kita membutuhkan lingkungan yang progressif, penuh keyakinan, dan terbuka pada perubahan.
ADVERTISEMENT
Alhasil bukan nilai C+ yang membuat kita merasa kita tidak PD dengan matakuliah/jurusan atau bidang yang sedang kita garap. Namun bagaimana kita membuat strategi untuk melakukannya lebih baik, memahami kemampuan kita, dan bagaimana upaya kita untuk membuatnya lebih berkembang.***
__
Nantikan tulisan-tulisan Agus E. Prasetyo lainnya mengenai renungannya akan buku yang ia baca.