Hadapi Post-University Depression dengan Langkah-langkah di Bawah Ini

Konten Media Partner
4 Maret 2020 19:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Foto: MD Duran/Unsplash.com
zoom-in-whitePerbesar
Foto: MD Duran/Unsplash.com
ADVERTISEMENT
Kebingungan pasca lulus dari perguruan tinggi memang kerap kali menghampiri sebagian orang. Bahkan, tidak hanya rasa bingung, perasaan depresi juga serta merta dirasakannya. Merasa diri tidak berarti dan tidak tahu arah karena belum mendapatkan pekerjaan yang pasti.
ADVERTISEMENT
Secara keseluruhan perasaan depresi pasca lulus kuliah merupakan keadaan psikologi non-klinis tapi cukup signifikan dirasakan. Semacam perasaan yang bercampur antara kegelisahan, kebingungan serta merasa tidak punya ruang dan tempat.
Pertanyaan-pertanyaan seperti apakah aku sudah tepat melamar pekerjaan itu? Atau aku harus pasrah melamar ke perusahaan lain demi uang? Bagaimana ya karierku ke depan? Haruskah aku tetap tinggal atau pindah ke kota lain agar lebih mudah? atau mungkin ketika semua hal telah dilakukan kamu merasa butuh sekolah lagi dan mengambil sekolah pasca sarjana. Semua itu berputar di otak hingga apa yang kamu rencanakan semasa kuliah tidak lagi berguna.
Kehidupan setelah lulus memang bisa penuh dengan tikungan dan belokan yang tidak terduga. Sebagian orang merasa takut menempuhnya sehingga menimbulkan berbagai kecemasan. Seperti yang tercantum dalam lagu "Start Line" yang dibawakan oleh kelompok rapper 3RACHA.
ADVERTISEMENT
Belum lagi masalah lain yang akan mendera saat kita memasuki lingkuangan baru dalam pekerjaan. Perlu adanya penyesuaian diri yang tepat agar kuat secara fisik dan mental menghadapi perubahan lingkungan baru. Plexuss, sebuah situs pendidikan yang berfokus kepada perguruan tinggi secara global memberikan tips yang mungkin bisa membantu mengarahkan kebingunganmu dalam menghadapi post-universuty depression, yuk disimak:
ADVERTISEMENT

1- Buatlah mind map untuk diri sendiri

Foto: Art-is-fun.com
Mahasiswa yang baru lulus akan menyadari, berbagai struktur dan aturan yang sebelumnya ada saat kuliah telah menghilang. Berbagai planning yang disusun di perguruan tinggi hingga lulus kini tak ada lagi. Oleh karena itu, kegiatan yang dilakukan sekarang hanya sekadar menonton televisi atau memainkan ponsel hingga larut. Pada dasarnya tak ada hal yang menarikyang dapat dilakukan di saat itu.
Hingga perasaan post-graduate blues yang eksistensial seperti mudah merasa sedih, marah dan tidak berguna memasuki kehidupan mereka. Perasaan blues tersebut mengikat sehingga mereka merasa tertekan dan depresi.
Untuk memerangi masalah tersebut, buatlah mind map tentang diri sendiri beserta struktur kegiatan yang bisa kamu lakukan. Kalau perlu set alarm untuk bangun lebih pagi dan melaksanakan kegiatan yang telah kamu susun.
ADVERTISEMENT

2- Tetap kontrol dirimu dalam mencari pekerjaan

Foto: William Evan/ Unpslash.com
Jangan biarkan tenagamu habis karena kamu terlalu sibuk mencari pekerjaan. Ambisimu untuk mendapatkan pekerjaan membuatmu lupa akan sekitar dan membuatmu merasa stress. Maka dari itu, mulailah atur waktu yang tepat untuk kamu mengatur waktu fokus mencari pekerjaan, luangkan waktu untuk kebahagiaan kecil yang bisa mengurangi rasa stress dalam hidupmu.
Dikutip dari Career Attraction, kamu perlu memperluas perspektif dengan mengatur target pencarian kerja dan mengontrolnya. Mintalah berbagai umpan balik jika kamu merasa belum berhasil dari lamaran yang kamu ajukkan. Di samping itu, persiapkan juga hal lain yang bisa kamu lakukan untuk mendukung nilai-nilai dalam karir pekerjaan yang kamu inginkan.

3- Jangan ragu-ragu untuk mendapatkan pekerjaan sementara

Foto: Bimo Luki/ Unsplash.com
Jika kamu merasa perlu mendapatkan pekerjaan sementara sembari menunggu kepastian dari lamaran pekerjaanmu. Lakukanlah. Jangan malu, jika itu hanya merupakan pekerjaan menjadi kasir di mini market atau melakukan pekerjaan yang tampaknya kasar dan tidak ada hubungannya dengan karier yang kamu inginkan. Menghasilkan uang sendiri bisa membantu untuk meningkatkan rasa kepercayaan diri dan berlatih untuk mandiri.
ADVERTISEMENT

4- Berhenti membandingkan dirimu dengan orang lain

Foto: Marc-Oliver Jodoin/Unsplash.com
Kita semua pasti pernah melihat kesuksesan orang-orang yang mendapatkan pekerjaan beberapa saat setelah mereka mendapatkan gelar. Tapi kita tidak bisa melihat mereka yang diberhentikan setelah dilakukannya masa percobaan.
Maka dari itu, membandingkan diri dengan orang lain melalui kesuksesan atau kegagalan yang kamu alami hanya akan membangkitkan sumber stres dan itu adalah kontributor yang sangat umum untuk memunculkan situasi depresi.

5- Tetapkan tujuan dan target yang objektif sehari-hari

Foto: Arek Adeoye/Unsplash.com
Tak harus rumit, jika kamu memang merasakan perasaan blues dan mengalami masa-masa sulit. Segeralah bangkit dan lakukan hal-hal yang lebih bermanfaat. Misalnya, bangun lebih pagi, mandi dan pergi keluar. Lalu, jangan lupa mendaftar hal-hal yang akan kamu lakukan pada hari ini.
ADVERTISEMENT

6- Daftar apa saja yang kamu lakukan hari ini dan lakukan evaluasi

Foto: STIL/Unsplash.com
Pikirkan kembali hal apa saja yang telah kamu lakukan pada hari ini. Luangkanlah waktu untuk mendaftar dan mengevaluasi setiap aktivitas sehari-harimu. Itu untuk membuktikan bahwa kamu tidak hanya hidup untuk sekadar bernafas, makan dan tidur.
Kegiatan ini sangat bagus untuk menjaga motivasi agar terus berjalan sembari menunggu lamaran pekerjaanmu diterima. Menghadapi post-university depression dapat berlangsung lama dan membutuhkan lebih banyak upaya dibandingkan dengan belajar untuk mengerjakan soal ujian.

7- Ikuti berbagai berbagai kursus untuk melatih keterampilan

Foto: Jason Briscoe/Unsplash.com
Carilah kursus online atau secara langsung untuk melatih keterampilanmu. Misalnya mengikuti kelas public speaking untuk melatih keterampilan saat wawancara atau mengikuti kelas yang mendukung hobi yang kamu sukai. Selain untuk meningkatkan keterampilan kamu juga bisa membangun jaringan baru.
ADVERTISEMENT
Semasa kuliah mungkin kamu lebih banyak dibekali teori ilmu di bidang yang kamu tekuni. Tapi tidak belajar bagaimana mendapatkan atau mengerjakan pekerjaan di lapangan. Kamu bisa memanfaatkan waktu untuk mempelajarinya melalui kelas khusus yang diadakan oleh berbagai lembaga untuk mempersiapkan diri sembari menunggu lamaran pekerajaan yang telah kamu ajukkan.

8- Pekerjaan bukanlah akhir dari segalanya

Foto: Kyle Glenn/Unsplash.com
Perasaan hilang arah dan tidak berguna tidak akan berhenti sampai kamu mendapatkan pekerjaan. Ingatlah, hal yang paling penting dari perjalananmu adalah belajar dari setiap situasi yang kamu alami, termasuk dalam pekerjaanmu. Bagaimana menyelesaikan masalah dalam pekerjaan atau masalah pribadi yang kamu alami.
Ingatlah kesalahan atau kegundahan dalam kehidupan merupakan suatu hal yang biasa. Kehidupan itu bagaikan roda perputaran yang melewati masa pahit manisnya dalam pekerjaan, interaksi antar manusia dan melewati sentuhan interpersonal seperti rasa bosan atau ketidakberdayaan. Sangat penting untuk memberikan dirimu waktu untuk menyesuaikan diri.
ADVERTISEMENT
Hal yang juga perlu ditekankan adalah percayalah pada dirimu sepenuhnya. Ikuti dan dengarkan navigasi yang diberikan oleh intuisimu. Ian Caveny, editor dari New York Times berkata, "Jika Google Maps telah membuatmu kecewa, ikuti suara-suara yang ada di belakang kepalamu".
Dalam situasi tertentu mungkin intuisimu akan membantu menunjukkan berbagai kebingungan yang telah kamu hadapi untuk menemukan berbagai kebahagiaan yang telah kamu impikan***