Imperfect is Perfection, Cara Mencintai Diri Sendiri

Konten Media Partner
12 Maret 2020 14:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Imperfect is Perfection, Cara Mencintai Diri Sendiri
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Oleh: Cintya Nursyifa Data Scientist
Mencintai diri sendiri adalah perjuangan yang penuh kebimbangan, antara berpihak pada stereotip atau berdiri kokoh dengan prinsip "Gue suka gue apa adanya". Bagi orang yang memiliki karakter yang sesuai atau mendekati dengan stereotype 'ideal' tentu akan mudah mencintai dirinya sendiri, namun bagaimana jika justru kebalikannya?
ADVERTISEMENT
Banyak orang berlomba-lomba 'memperbaiki' diri agar sinergi dengan paradigma rupawan paripurna. Motivasinya adalah seputar bagaimana mana menjadi disukai mayoritas atau justru trauma bullying. Namun hal ini bukan satu-satunya alasan untuk kehilangan jati diri. Mengikuti stereotype atau berlomba semirip mungkin dengan idolanya.
Padahal bila berfikir logis, semakin banyak orang berlomba menjadi ideal, atau ada yang bilang itu sebuah improvement, justru semakin kuat juga pernyataan bahwa stereotype yang berkembang adalah benar.
Hal tersebut menjadi pembenaran bahwa dirinya sendiri tidak diterima mayoritas. Padahal melihat dari perspektif lain bisa membuat kita lebih bijak. Bukan hal aneh jika kini banyak yang mulai sadar dan menggemakan "Love your self", sebuah bentuk keprihatinan akan maraknya bullying, body shaming, dan judgement spekulatif.
ADVERTISEMENT
Improvement tidak melulu soal fisik, karena fisik merupakan karya Tuhan yang sudah pasti ada tujuan indah di baliknya. Tidak ada larangan 'memperbaiki' fisik, namun ketika sudah berlebihan dan menyalahi kodrat tentu perlu dipertanyakan manakah yang harusnya tetap menjadi prioritas.
Imperfect itu pasti, namun mencintainya adalah pilihan. Ya, begitulah harusnya, "Imperfect is perfection". Dibandingkan dengan mengubah fisik, lebih utama mengembangkan bakat dan kepribadian. Tidak sedikit orang yang setuju bahwa inner beauty adalah keindahan dan kesempurnaan yang sejati.
Pilihan yang tidak kalah menarik adalah meningkatkan prestasi baik itu berbasis hobi maupun talenta. Ini effortless dibandingkan mengubah banyak hal demi menjadi indah versi orang lain. Dengan begitu keindahan tidak hanya dirasa di pandangan mata, namun di hati dan di lingkungan sosial karena dapat bermanfaat dan menginspirasi.***
ADVERTISEMENT