Lucinta Luna Suka Mencari Perhatian, Bagaimana Penjelasan Psikolog?

Konten Media Partner
13 Februari 2020 7:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Foto: Sabryna Putri Muviola/Kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Sabryna Putri Muviola/Kumparan
ADVERTISEMENT
Selebgram Lucinta Luna resmi ditahan di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Rabu (12/2). Lucinta Luna resmi menjadi tersangka kasus dugaan penyalahgunaan psikotropika, yakni benzo.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Lucinta Luna sempat membuat heboh warganet atas perseteruannya dengan beberapa akun selebgram di story akun instagramnya, seperti @daraarafah, @keanuagl, dan si kembar @theconneltwins.
Lucinta Luna kerap dikenal sebagai orang yang sering melakukan sensasi atau yang sering disebut drama queen karena perseteruannya dengan beberapa artis lainnya.

Tahukah kamu? Drama queen atau drama king ini terkadang diindikasikan sebagai salah satu gangguan kepribadian histrionik?

Kelainan perilaku histrionik adalah sebuah gangguan kepribadian yang menyebabkan penderitanya mengalami kesulitan memahami citra dirinya sendiri. Penderita histrionik cenderung membutuhkan pengakuan dan pujian dari orang lain sebagai tolok ukur untuk menilai dirinya sendiri.
Akibatnya, orang tersebut jadi haus akan perhatian. Dia pun akan melakukan berbagai cara agar keberadaan atau pengaruhnya diakui oleh orang lain, misalnya dengan bersikap dramatis atau berlebihan.
ADVERTISEMENT
Perilaku seorang histrionik (histeria) yang suka mendramatisasi situasi dapat merusak hubungannya dengan orang lain dan berakibat pada depresi. Seorang histrionik memiliki kendala untuk menyeimbangkan keinginan kuat atas perhatian dan kelekatan dengan realitas situasi hubungannya.
Para pakar psikologi berpendapat bahwa kelainan perilaku histrionik bukanlah sebuah gangguan yang cukup serius atau berbahaya.
Penderita histrionik justru biasanya pandai bersosialisasi dan membangun relasi dengan orang baru. Namun, pada beberapa kasus, penderita histrionik akut bisa mengalami depresi dan gangguan waham (delusi). Selain itu, berbagai komplikasi yang ditimbulkan kelainan perilaku histrionik, misalnya dalam ranah sosial dan profesional akan membuat penderitanya kesulitan menjalani fungsi normal sehari-hari.
ADVERTISEMENT
Selain cari perhatian, penderita kelainan perilaku histrionik juga akan menunjukkan gejala-gejala lainnya. Misalnya, merasa tidak nyaman ketika dirinya tidak menjadi pusat perhatian, cenderung berpakaian atau berperilaku secara sensual dan provokatif di sekitar orang lain, emosi yang berubah-ubah secara drastis dan cepat, bertingkah dramatis seolah-olah sedang berakting di hadapan penonton, sering kali dengan ekspresi dan emosi yang berlebihan, gaya bicaranya seperti dibuat-buat dengan nada dan volume suara yang cukup nyaring supaya orang lain bisa menyadari saat dirinya sedang berbicara, dan sangat peduli terhadap penampilan fisik untuk memanfaatkan penampilannya agar menarik perhatian.

Lalu, bagaimana cara kita menghadapi seorang histrionik (histeria)?

Kurangi konflik ketika mereka ada di dekat kita atau mereka akan jatuh. Mereka bukan pejuang yang hebat meskipun sering ingin terlihat di depan. Mereka sesungguhnya memiliki keadaan emosi yang tidak stabil. Selain itu, mereka juga memiliki daya tahan yang rendah terhadap permasalahannya.
ADVERTISEMENT
Jangan terlibat dalam momen dramatis mereka. Sebaliknya, buatlah batasan yang tegas dengan mereka.
Jangan ikut emosional. Hal ini disebabkan mereka seperti memiliki indra keenam tentang emosi dan akan bermain di dalamnya.
Biarkan mereka menjadi pusat perhatian dalam jangka waktu tertentu. Dengan membiarkannya dalam beberapa waktu, kita dapat mengeluarkan dirinya dari lingkaran pertunjukan mencari perhatiannya. Setelah itu, ia cenderung akan berbagi perhatian dengan orang lain.
[Penulis: Risky Aprilia]