Mengenal Diri Lewat Tes Myers-Briggs MBTI

Konten Media Partner
18 Maret 2019 16:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mengenal Diri Lewat Tes Myers-Briggs MBTI
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Hasil tes psikotes seseorang jadi pertimbangan penting bagi perusahaan dan organisasi di berbagai belahan di dunia, dalam menyeleksi calon anggotanya. Salah satu jenis psikotes yang paling sering dipakai, yakni MBTI atau Myers-Briggs Type Indicator.
ADVERTISEMENT
MBTI adalah tes yang dirancang untuk mengukur preferensi psikologis seseorang dalam melihat dunia dan membuat keputusan. Bagi kita, MBTI bermanfaat mulai dari memilih jurusan kuliah, sampai menimbang profesi yang cocok dengan kepribadian.
Dengan MBTI pun kita bisa memahami kelebihan (Strength) sekaligus kelemahan (Weakness) yang ada pada diri sendiri sehingga dapat membantu pengembangan diri. Kita bisa fokus mengembangkan kelebihan, sambil memperbaiki sisi negatif kita sendiri.
Dalam hubungan interpersonal, MBTI dapat membantu memperbaiki hubungan dan cara pandang kita terhadap orang lain. Kita dapat menerima bahwa tak semua orang berpikir, bersikap dan berperilaku seperti kita.
Dalam MBTI, tipe kepribadian manusia digolongkan menjadi 16 tipe dari empat dimensi kecenderungan. Berikut penjelasan masing-masing dimensi kepribadian menurut Nafis Mudrika (2011:2):
ADVERTISEMENT

1. Ekstrovert vs Introvert (E vs I)

Dimensi EI melihat sumber energi seseorang, berasal dari luar atau dalam (dirinya). Ekstrovert merupakan tipe kepribadian yang menyukai dunia luar. Mereka senang bergaul, berinteraksi sosial, beraktivitas dengan orang lain, serta berfokus pada dunia luar.
Sebaliknya, dimensi Introvert menyukai dunia dalam (diri sendiri). Introvert senang menyendiri, merenung, membaca dan tidak begitu suka bergaul dengan banyak orang, mampu bekerja sendiri, penuh konsentrasi serta fokus dalam menyelesaikan sebah tugas.

2. Sensing vs Intuition (S vs N)

Dimensi SN melihat cara individu memproses data. Tipe Sensing memproses data berdasar fakta yang konkrit, praktis, realistis dan melihat data apa adanya. Mereka berpedoman pengalaman dan data, serta memilih cara-cara yang sudah terbukti. Tipe sensing berfokus pada masa kini.
ADVERTISEMENT
Sementara tipe Intuition memproses data dengan melihat pola dan hubungan, pemikir abstrak, konseptual serta melihat berbagai kemungkinan yang dapat terjadi. Mereka berpedoman pada imajinasi, memilih cara-cara yang unik, serta fokus pada masa depan. Tipe intuition sangat inovatif, penuh inspirasi dan ide unik.

3. Thinking vs Feeling (T vs F)

Dimensi ketiga melihat bagaimana orang mengambil keputusan. Thinking adalah mereka yang selalu menggunakan logika dan kekuatan analisa untuk mengambil keputusan. Mereka cenderung berorientasi pada tugas dan objektif, terkesan kaku dan keras kepala. Tipe thinking menerapkan prinsip dengan konsisten.
Sementara feeling adalah mereka yang melibatkan perasaan, empati serta nilai-nilai yang diyakini ketika hendak mengambil keputusan. Mereka berorientasi pada hubungan dan subjektif. Tipe feeling sering terkesan memihak, mereka empatik dan menginginkan harmoni.
ADVERTISEMENT

4. Perceiving vs Judging (P vs J)

Dimensi terakhir melihat derajat fleksibilitas seseorang. Judging di sini bukan berarti judgemental (menghakimi). Judging diartikan sebagai tipe orang yang selalu bertumpu pada rencana yang sistematis, serta senantiasa berpikir dan bertindak teratur (tidak melompat-lompat).
Mereka tidak suka hal-hal mendadak dan di luar perencanaan. Tipe judging ingin merencanakan pekerjaan dan mengikuti rencana itu. Orang dengan dimensi judging bagus dalam penjadwalan, penetapan struktur dan perencanaan step by step.
Sementara tipe Perceiving adalah mereka yang bersikap fleksibel, spontan, adaptif, dan bertindak secara acak untuk melihat beragam peluang yang muncul. Perubahan mendadak tidak masalah dan ketidakpastian membuat mereka bergairah. Orang dengan dimensi perceiving bagus dalam menghadapi perubahan dan situasi mendadak.
ADVERTISEMENT
[Penulis : Izzudin|Editor : Nadhira]