Mengenal Penyakit Autoimun yang Diduga Menyerang Ashanty

Konten Media Partner
21 Januari 2020 9:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penyanyi Ashanty saat konferensi pers terkait di gugat 9 miliar, di kediamannya di kawasan Cinere, Depok, Rabu, (3/7). Foto: Ronny
zoom-in-whitePerbesar
Penyanyi Ashanty saat konferensi pers terkait di gugat 9 miliar, di kediamannya di kawasan Cinere, Depok, Rabu, (3/7). Foto: Ronny
ADVERTISEMENT
Kesehatan Ashanty, penyanyi sekaligus istri dari musisi Anang Hermansyah tidak lepas dari pembicaraan publik. Oktober akhir tahun lalu, media ramai memberitakan bahwa perempuan kelahiran 4 November 1984 itu terserang gejala autoimun. Ia pun sempat bulak-balik ke rumah sakit dan mendapatkan perawatan intensif.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, autoimun sendiri merupakan penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Penyakit ini bisa menyerang siapa saja tanpa memandang umur.
Sampai sekarang, belum diketahui secara pasti apa penyebab dari munculnya penyakit ini, tapi beberapa ahli kedokteran berhasil menentukan faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang untuk terkena penyakit autoimun. Di antaranya adalah keturunan, etnis, gender, dan paparan lingkungan sekitar.
Sebelum Ashanty, ada deretan selebriti seperti Lady Gaga, Selena Gomez, Kim Kadarshian, Cici Panda, Qory Sandioriva hingga Raditya juga sempat dikabarkan terkena penyakit ini. Lalu, sebenarnya apa sih penyakit autoimun itu?

Apa itu penyakit autoimun?

Foto: Unsplash
Dilansir dari healthdirect, autoimun disebabkan oleh adanya sistem imun yang overactive. Sistem imun sendiri merupakan kumpulan sel imun yang dapat melindungi tubuh dari berbagai serangan penyakit dengan mendeteksi dan memerangi berbagai kuman, bakteri, dan virus. Sel imun juga akan membunuh berbagai gangguan dalam tubuh yang menyebabkan infeksi. Hal ini dinamakan dengan respons imun.
ADVERTISEMENT
Dalam kasus penderita autoimun, sistem imun tidak serta merta bekerja dengan baik. Sel imun atau sel kekebalan tubuh ini secara keliru menyerang sel-sel sehat dalam tubuh. Sistem imun tidak bisa membedakan mana sel organisme asing (virus dan bakteri) dalam tubuh sehingga ia menyerang sel-sel yang sehat yang seharusnya dimiliki oleh tubuh seseorang.
Akibat dari serangan tersebut, beberapa pengaruh akan muncul dalam tubuh seperti melemahkan berbagai fungsi organ dalam tubuh, menurunkan stamina, dan daya tahan tubuh sampai yang paling parah dapat mengancam jiwa.

Jenis dan Gejala Autoimun

Foto: Unsplash
Berbagai penelitian kesehatan menyebutkan bahwa setidaknya ada 80 penyakit lebih yang tergolong dalam gangguan autoimun. Ada dua golongan penyakit yang tergolong dalam gangguan autoimun yaitu penyakit dengan gangguan autoimun yang spesifik dan nonspesifik.
ADVERTISEMENT
Golongan spesifik biasanya menyerang pada satu organ, contohnya dalam diabetes tipe 1 yang menyerang kelenjar tiroid. Namun, sebaliknya ketika sistem autoimun menyerang dengan kasus golongan nonspesifik, sel autoimun bisa menyerang seluruh tubuh. Seperti yang terjadi pada penderita Rheumatoid yang menyerang sendi-sendi, Systemic Lupus Erythematosus, dan Dermatomyositis yang menyerang jaringan ikat.
Adapun gejala yang dialami oleh penderita berbeda-beda dan tumpang tindih dengan gejala pada umumnya sehingga susah untuk mendapatkan diagnosis. Namun, meskipun seperti itu penyakit autoimun ini selalu berkaitan dengan kerusakan sistem kekebalan tubuh, sehingga gejala yang dirasakan biasanya meliputi kelelahan, pegal otot, demam, ruam pada kulit, kesemutan dan sulit berkonsentrasi.
Sementara itu dilansir dari FindMeCure ada 5 gejala awal seseorang terkena gangguan autoimun, yaitu terdapat gangguan pada kulit, tubuh sangat mudah merasa lelah, fluktuasi baik naik atau turun berat badan secara drastis, nyeri otot dan sendi serta gangguan pencernaan. Jika 5 gejala tersebut muncul secara bersamaan dengan gejala lain, penderita memerlukan penanganan media secara khusus.
ADVERTISEMENT
Sampai saat ini, belum ada obat penanganan khusus yang dinyatakan dapat menyembuhkan gangguan autoimun. Namun, dilansir dalam healthdirect, pasien yang menderita autoimun bisa mendapatkan manfaat terapi penyembuhan dengan melakukan kegiatan sebagai berikut:
Untuk penanganan lebih lanjut guna menghambat perkembangan penyakit dan memelihara fungsi organ tubuh agar tidak rusak, penderita dibantu dengan mengonsumsi berbagai macam obat penekan sistem kekebalan tubuh atau obat jenis anti-TNF yang dapat mencegah terjadinya peradangan yang diakibatkan oleh penyakit autoimun tertentu.***