Mo Salah, Sosok yang Mencairkan Islamofobia lewat Sepak Bola

Konten Media Partner
22 Mei 2019 8:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Salah berlatih dengan Nathaniel Clyne. Foto: Reuters/Carl Recine
zoom-in-whitePerbesar
Salah berlatih dengan Nathaniel Clyne. Foto: Reuters/Carl Recine
ADVERTISEMENT
Islamofobia di tanah Inggris sedang merebak dalam beberapa tahun belakangan ini. Hal ini merupakan reaksi atas sejumlah serangan teroris yang menimpa Inggris dalam beberapa tahun terakhir.
ADVERTISEMENT
Kasus terbesarnya adalah pemboman di London pada 7 Juli 2005 yang menewaskan 52 jiwa dan 700 lainnya luka-luka. Lalu, ada juga pemboman di Manchester pada Mei 2017 dan serangan di London pada Juni 2017.
Kasus-kasus teroris tersebut dituduhkan pelakunya berasal dari Timur Tengah yang identik dengan umat Islam, sehingga seperti yang dilansir oleh Al-Jazeera, hal ini semakin menumbuhkan kebencian dan islamofobia di tanah Inggris.
Berdasarkan data yang dilaporkan oleh Muslim Council of Britain, penduduk UK percaya jumlah populasi muslim di negaranya sebesar 17 persen. Padahal kenyataannya, hanya 5 persen, dan sebanyak 37 persen dari mereka mengakui akan cenderung mendukung kebijakan untuk mengurangi jumlah muslim di UK, lalu sebanyak 62 persen setuju UK bakal kehilangan identitasnya jika lebih banyak muslim tinggal di UK.
ADVERTISEMENT
Tentu fenomena islamofobia harus dilawan dan diakhiri dengan efektif. Dan harus meningkatkan kesadaran akan efek luasnya.
Mo Salah, Ikon Muslim Modern yang Cinta Damai
Foto: uk.reuters.com
Adalah Mohammad Salah, atau yang biasa dipanggil Mo Salah oleh para fans klub Liverpool, yang semenjak kedatangannya kembali ke tanah Inggris menjadi buah bibir dan simbol Islam di sana.
Salah menunjukkan bahwa muslim yang sebenarnya tidak seperti yang dituduhkan orang kebanyakan. Ia pun berhasil menampilkan wajah Islam yang modern dan berprestasi.
Ketika pertama kali diboyong Liverpool pada Juni 2017, Salah banyak diragukan publik. Legenda Liverpool Steven Gerard bahkan sempat mengungkapkan keraguannya secara terang-terangan.
Namun, siapa sangka, Salah justru tampil apik. Dilansir dari Skysports, dari 24 laga yang ia maikan Liga Inggris 2017/18, musim perdananya, Salah mencetak 32 gol, hanya kalah 1 gol saja dari penyerang Spurs, Harry Kane. Kini, dari dua musim bersama 'The Reds', Salah sudah mencetak total 54 gol dari 75 laga di Liga Inggris dan 70 gol dari 103 laga di semua kompetisi.
ADVERTISEMENT
Namun, bukan itu saja yang membuat Salah menjadi sosok dengan cerita yang sedemikian menarik. Di tengah merebaknya isu islamofobia, bisa-bisanya suporter Liverpool di Inggris menciptakan lagu yang mengungkapkan mereka ingin memeluk Islam, agama yang dianut Mo Salah. Well, mungkin mereka tidak benar-benar masuk Islam tapi setidaknya ini tanda publik Inggris--terkhusus suporter Liverpool--bisa menerima Islam.
Seperti ini lirik lagunya:
If he's good enough for you, he's good enough for me.
If he scores another few, then I'll be Muslim too.
If he's good enough for you, he's good enough for me.
Sitting in the mosque, that's where I wanna be!
Mo Salah-la-la-la, la-la-la-la-la-la-la.
Dilansir dari nytimes.com, kehidupan keluarga Salah di Liverpool menjadi sorotan. Pasalnya, ia memiliki seorang istri bernama Magi yang berjilbab. Tidak seperti istri kebanyakan pesepak bola lainnya yang berprofesi sebagai model, Magi adalah seorang ilmuwan bioteknologi. Mereka menikah pada tahun 2013 di negara mereka, Mesir, dan kini sudah dikaruniai anak perempuan cantik yang diberi nama Makka.
ADVERTISEMENT
Salah dan keluarganya menjalankan Islam dengan sebagaimana mestinya di Inggris, dan menjadi teladan di sana. Di kampung halamannya pun, Salah dan keluarganya banyak mengeluarkan dana dalam rangka charity, seperti membangun badan amal, sekolah dan rumah sakit. Wajar jika akhirnya Salah mendapat pujian dari Miqdaad Versi, asisten sekretaris jenderal Dewan Muslim Inggris.
"Dia (Mo Salah) adalah seseorang yang mewujudkan nilai-nilai Islam dan memakai imannya di lengan bajunya," ujar Miqdaad.
Mo Salah menampilkan nilai-nilai Islam yang masih saja luput dari sorotan media. Yaitu Muslim yang muda, modern, cerdas, dan berprestasi. Salah menjadi bukti bahwa Islamofobia pun bisa dicairkan, jika dengan cara yang baik dan cinta damai.
[Penulis: Izzudin | Editor: Nadhira]
ADVERTISEMENT