Orang Tua Harus Sadar Kecanduan Gadget Pada Anak Bisa Berakibat Fatal

Konten Media Partner
22 Oktober 2019 12:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Foto: Unsplash.com
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Unsplash.com
ADVERTISEMENT
Seperti yang telah dibahas sebelumnya tentang kecanduan gadget. Ternyata, hal itu bukan hanya terjadi pada usia remaja ke atas lho!. Kecanduan gadget juga menyerang anak-anak usia dini. Tepat Minggu lalu, tanggal 11 Oktober 2019, surat kabar lokal Bandung menerbitkan berita tentang anak usia 5 tahun dirawat di Rumah Sakit Jiwa akibat kecanduan gadget. Dikatakan bahwa anak tersebut susah dikendalikan dan cenderung merusak jika tidak dituruti keinginannya.
ADVERTISEMENT
Menurut Sinta Yudisia, seorang psikolog ahli, kecanduan gadget pada anak-anak sudah mulai pada tahap mengkhawatirkan. Perlu adanya gerakan masif dari pemerintah untuk mengatasi hal ini, terutama dalam tingkat pendidikan.
“Perlu adanya tindakan dari institusi pendidikan, seperti mengadakan gerakan nasional semacam gerakan terhadap bullying dan sexual abuse,” katanya.
Adapun penyebab-penyebab dari kecanduan tersebut sebenarnya sangat bermacam-macam. Utamanya, karena sang anak merasa tidak mempunyai kegiatan menarik lain selain bermain gadget. Lalu, selain itu, intensitas mereka memakai gadget juga sudah tehitung overdosis.
Sinta mengatakan hal ini harus segera diketahui oleh orang tua, karena orang tua merupakan salah satu faktor yang paling memengaruhi kebiasaan seorang anak. Kurangnya kesadaran orang tua, edukasi lingkungan sekitar serta faktor lain seperti ekonomi, sampai budaya konsumerisme bisa jadi faktor eksternal yang juga memengaruhi anak kecanduan gadget.
ADVERTISEMENT
Lantas gimana sih, cara menghadapi anak yang terlihat begitu kecanduan akan gadget?
Peran orang tua sangat dibutuhkan di sini. Diharapkan para orang tua dapat mencurahkan seluruh kasih sayangnya pada sang anak. Orang tua yang sibuk akan pekerjaan, harus segera mengambil jeda terlebih dahulu dari kesibukannya. Misalnya mengambil cuti untuk fokus terhadap anak dengan mengajaknya berbicara intens, berdiskusi, bermain atau jalan-jalan.
“Pokoknya intensitas dan frekuensi anak-orangtua harus ditingkatkan. Menggantikan intensitas dan frekuensi anak dengan gadget. Namun, bila sudah terlalu parah, harus dikonsultasikan pada psikolog atau psikiater,” jelasnya.
Sebelum terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, orang tua harus mulai menanamkan hakikat dari gadget tersebut pada anak. Apakah gadget itu? Ceritakan tentang sejarahnya, tentang siapa para penemunya, tentang siapa perancang microchip, tentang apa itu 3G, 4G dan seterusnya. Orang tua perlu membuka wawasan dan berdiskusi agar anak mengalami metakognitif. Dalam artian mendapatkan manfaat lebih dari pengetahuan di era modern. Bukan hanya sekedar pemakai atau konsumer.
ADVERTISEMENT
"Coba ajak mereka untuk melihat video bahaya penggunaan gawai berlebih, seperti apa limbah dari sampah elektronika, dan seterusnya. Arahan dan pendampingan dari orangtua insyaallah akan memberikan dampak berbeda," jelasnya lagi.
Sinta berpesan agar para orang tua harus segera megambil tindakan dengan adanya kasus ini. Jika anaknya mengalami masalah, orang tua harus segera melakukan introspeksi. Hal ini karena, biasanya jika terjadi masalah pada anak, itu berarti ada ketidakseimbangan dalam kehidupan keluarga.
“Masalah pada anak adalah isyarat Tuhan bagi orang tua untuk segera berbenah, baik dari segi perilaku maupun dari segi pengetahuan,” tutupnya.
[Penulis: Lupi Y]