Pendapat Psikolog Tentang Indocuddle: Siapapun Boleh Asal Sesuai Kompetensinya

Konten Media Partner
28 Februari 2020 13:06 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Photo: Morteza Yousefi on Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Photo: Morteza Yousefi on Unsplash
ADVERTISEMENT
Kamu mungkin pernah melihat ada lowongan pekerjaan "professional cuddler" di media sosial beberapa hari yang lalu. Ya, Akbar Sahbana (23) lulusan Politeknik Meta Industri – Industrial Engineering dan dibantu temannya membangun usaha di bidang jasa layanan berpelukan bernama Indocuddle.
ADVERTISEMENT
Melalui Kumparan, Akbar mengatakan bahwa sejak pertama kali dipublikasi dan viral, kurang lebih sudah ada 30 orang yang memasukkan lamaran. Bahkan sudah ada investor yang siap menggelontorkan dananya.
Akbar percaya dengan niat yang ingin hidup lebih berarti untuk orang lain membuat Indocuddle bisa segera rilis di bulan April nanti.
“professional cuddler” dengan mudah bisa kamu temukan di luar negeri, seperti misalnya Jepang, Inggris dan Amerika Serikat.
Di Amerika Serikat, misalnya, ada situs web Cuddlist.com yang mempertemukan antara cuddler dan klien. Buat menyewa jasa cuddler tersebut, calon klien perlu menyediakan uang sekitar US$ 80 per jam.
Profesi cuddler tersebut adalah membuat rileks klien dengan cara memeluk mereka sembari tidur atau sekadar memberikan motivasi semangat hidup. Gimana, ya, rasanya dipeluk oleh orang asing?
ADVERTISEMENT
Seorang cuddler bertugas untuk memeluk orang dan memberi kenyamanan pada mereka yang sedang memiliki masalah. Artinya, pekerjaan memeluk orang ini hanya sebatas memberikan motivasi dan tidak memiliki unsur aktivitas seksual.
Secara umum, kebanyakan orang memiliki kebutuhan fisik dan emosional bawaan untuk disentuh dan dipeluk, terutama oleh orang yang mereka kasihi.
Pelukan tidak hanya bermanfaat bagi orang dewasa, tetapi juga anak-anak, bahkan sejak baru lahir. Bayi-bayi baru lahir tersebut biasanya mendapatkan sentuhan dan pelukan interpersonal yang hangat dari orang tuanya melalui metode kangguru.
ADVERTISEMENT
Gianti menjelaskan bahwa hubungan antara sentuhan fisik atau pelukan dengan psikologis dapat dijelaskan karena pelukan dapat memicu hormon oksitosin yang dilepaskan tubuh saat kita bersentuhan dan berpelukan. Seperti halnya dopamin dan serotonin, hormon oksitosin berkaitan dengan segala hal yang menyenangkan dan positif.
Siapapun berhak menjual jasa asal sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya. Layanan Indocuddle ini pada dasarnya merupakan layanan untuk curhat jika saya lihat, sehingga kata-kata “cuddle” atau berpelukan merupakan bagian dari strategi pemasaran.
Jasa pelukan yang sudah dilakukan di Negara maju pun memiliki SOP yang mengikat, dimulai dengan menjaring klien dan memastikan klien memiliki tujuan yang sama dengan program yang ditawarkan.
ADVERTISEMENT
Walaupun kebanyakan orang memiliki kebutuhan fisik dan emosional bawaan untuk dipeluk, menurut Gianti, yang menjadi tidak biasa pekerjaan ini karena di Indonesia yang condong terhadap budaya ketimurannya. Pelukan atau sentuhan fisik dengan orang asing, mungkin bagi kebanyakan orang tidak sesuai dengan norma yang berlaku dan dapat dianggap sebagai invasi ruang pribadi.
Jadi, menurut kamu, apakah "professional cuddler" harus memiliki sertikat sebagai pendukung dan bisa diterapkan dengan baik di Indonesia?***
[Penulis: Risky Aprilia]