Psikolog: Mau Berhenti Merokok? Cari Lingkungan Pergaulan yang Baik

Konten Media Partner
24 Mei 2019 21:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Psikolog: Mau Berhenti Merokok? Cari Lingkungan Pergaulan yang Baik
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Berhenti dan lepas dari kecanduan rokok secara tiba-tiba memang akan sangat sulit. Hal tersebut akan membutuhkan waktu dan beberapa cara yang harus dilakukan dengan disiplin, seperti berangsur-angsur mengurangi konsumi rokok perhari. Poin terpenting yang pertama kali harus kita lakukan saat ingin berhenti merokok adalah mengidentifikasi penyebab atau pemicu kita untuk merokok.
ADVERTISEMENT
Di Indonesia khususnya, pemicu seseorang merokok bisa datang dari manapun. Terutama, dari lingkungan pertemanan ia sendiri. Itu yang diungkapkan oleh hasil penelitian Dosen Psikologi Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Dr. Siti Chodijah.
“Masalahnya, di Indonesia merokok itu semacam sudah menjadi budaya. Kalau memang mau benar-benar berhenti merokok, maka harus memilih lingkungan yang mendukung untuk berhenti merokok,” katanya.
Perihal lingkungan ini sangat berpengaruh, apalagi di kalangan remaja. Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan, yang membuat jumlah perokok remaja di Indonesia terus meningkat adalah kebiasaan merokok dengan teman sebaya. Siti mengungkapkan, ini berkaitan erat dengan jati diri.
“Makanya banyak iklan-iklan rokok yang menggambarkan sosok yang enerjik, kreatif, dan yang seperti itu akhirnya membentuk. Sehingga banyak kejadian, apabila ada remaja laki-laki yang tidak merokok, dicap banci dan tidak jantan oleh teman-temannya,” terangnya.
ADVERTISEMENT
Inilah pentingnya mengidentifikasi apa yang menyebabkan dan kapan saja seseorang cenderung ingin merokok. Pada setiap orang, aspek ini berbeda-beda. Ada yang tak bisa menolak ajakan teman untuk merokok. Orang seperti ini, bisa mengurangi rokok ketika sedang tidak bersama dengan kawan-kawannya.
“Ada juga tipe yang memang harus merokok setiap hari. Nah, kalau yang seperti ini coba buat programnya, paling sedikit dia sanggupnya per hari berapa batang?” lanjut Siti.
Program berhenti merokok memang berbeda bagi tiap individu. Setiap perokok mesti mengenali penyebabnya, lalu menyadari seberapa tingkat kecanduannya. Barulah, kata Siti, bisa mengikuti program yang bernama “Modifikasi Perilaku”.
Modifikasi perilaku sendiri adalah kepada teknik mengubah perilaku seseorang. Misalnya, mengubah perilaku dan reaksi orang tersebut terhadap suatu stimulus, melalui penguatan perilaku adaptif dan/atau penghilangan perilaku maladaptif melalui hukuman.
ADVERTISEMENT
[Penulis : Izzudin|Editor : Nadhira]