news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Sering Berbohong? Mungkin Kamu Termasuk 'Pathological Liar'

Konten Media Partner
10 Februari 2020 5:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Photo by Kinga Cichewicz on Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Photo by Kinga Cichewicz on Unsplash
ADVERTISEMENT
Berkata bohong barangkali pernah kita lakukan. Misalnya, saat sahabat menanyakan tentang kecocokan warna lipstik terang untuk warna kulitnya yang cenderung gelap. Kita mungkin menjawab, “Cocok,” sekadar menyenangkannya, dan enggan terlibat perdebatan.
ADVERTISEMENT
Atau di contoh lain, saat memutuskan tidak masuk kantor karena malas, kamu memilih berbohong dan mengatakan tidak enak badan kepada atasan.
Alasan orang melakukan kebohongan juga bermacam-macam, tapi utamanya pasti adalah untuk menyelamatkan diri sendiri. Bagi kamu yang dengan sadar suka melakukan kebohongan berhati-hatilah. Jika tidak ditahan atau diubah, kebiasaan ini akan menjerumuskan kamu pada sifat pembohong yang kronis, atau disebut dengan istilah pathological liar.
Dilansir dari Medical News Today, jenis kebohongan ini berbeda dengan kebohongan lain, di mana orang yang berbohong sering mencari manfaat dari tindakannya. Sedangkan menurut laman Healthline, kebohongan patologis juga sering dikenal dengan mythomania dan pseudologia fantastica.
Pathological liar adalah orang yang melakukan kebohongan dengan niat dan rencana. Pembohong patologis memiliki tujuan yang jelas dan berharap tujuan dari berbohong yang mereka ciptakan dapat tercapai. Orang yang melakukan kebohongan jenis ini biasanya bersifat licik dan melihat sesuatu hanya berdasarkan keuntungan yang akan ia dapat.
ADVERTISEMENT
Tidak peduli akan perasaan orang lain meskipun selalu ada risiko dari kebohongan yang mereka buat. Sedihnya, orang-orang di sekitar pembohong patologis sebetulnya tahu bahwa apa yang dikatakan oleh mereka merupakan kebohongan. Akan tetapi, karena mereka tidak berhenti melakukannya, justru membuat orang-orang bingung dan menempatkan mereka pada posisi yang sulit.
Meskipun kebohongan patologis telah diakui selama lebih dari satu abad, belum ada definisi universal yang jelas tentang kondisi ini.
Namun demikian, sebuah studi pada tahun 2006 menunjukkan bahwa masalah yang terdapat pada sistem saraf pusat dapat memengaruhi seseorang untuk berbohong secara patologis. Kemudian, studi tersebut juga menemukan jika apa yang terjadi di otak, yaitu semakin banyak hal tidak benar yang diceritakan seseorang, maka kebohongan akan semakin mudah dan lebih sering terjadi.
Photo by Jordan Whitt on Unsplash
Menurut beberapa ahli, kebohongan patologis termasuk ke dalam kategori penyimpangan. Seperti sociopath, psychopath, bipolar, BPD, ADHD, hingga narsistik. Penyebab lahirnya para pembohong patologis biasanya dimulai saat remaja.
ADVERTISEMENT
Biasanya anak remaja banyak melakukan kebohongan agar bisa mendapat apa yang mereka inginkan atau menghindari tanggung jawab yang diberikan oleh orang tua mereka. Lingkungan keluarga dan sosial juga bisa menjadi faktor yang menyebabkan seseorang tumbuh menjadi pembohong patologis. Misalnya, orang tua menjanjikan sesuatu kepada anak kemudian tidak menepatinya. Kebohongan orang tua yang seperti ini secara tidak langsung menetap di dalam pikiran anak dan membuatnya berpikir bahwa bohong adalah hal biasa dan boleh dilakukan.
Selain itu, kejadian traumatis yang pernah dialami juga bisa membuat orang tersebut menjadi pembohong patologis. Dengan berbohong, orang itu berharap rasa trauma yang ia alami tidak akan pernah diingat dan dirasakan lagi.
Terakhir, para pembohong patologis adalah orang-orang yang kemungkinan haus akan popularitas. Mereka senang saat membuat kebohongan orang-orang di sekitarnya percaya dan terlihat senang mendengarnya. Oleh sebab itu, para pembohong patologis akan terus menceritakan kebohongan agar tetap jadi sumber perhatian khalayak.
ADVERTISEMENT
Ciri-ciri pelaku pathological liar
Dengan mengetahui ciri-cirinya, kamu bisa membantu orang tersebut untuk sembuh. Terlebih bila orang tersebut ada di sekitar kamu
Memiliki kepercayaan diri yang rendah, sehingga berbohong merupakan salah satu cara dirinya untuk menyenangkan diri sendiri. Suka mencari perhatian orang lain, kemudian ia akan menebar kebohongan agar bisa mendapat sorotan. Senang membuat zona nyaman sendiri. Mereka bahkan tidak segan untuk menyerang orang yang tidak ia sukai dengan kebohongan yang ia buat sendiri.
Selain itu, memiliki kepribadian atau sikap yang tidak konsisten alias berubah-ubah. Tergantung pada siapa lawan bicara yang sedang berhadapan dengannya. Para pembohong patologis cenderung melakukan perlawanan bila ada orang yang menanyakan zona nyaman mereka. Mereka akan berubah defensif dan bisa saja menyerang orang yang bertanya itu.
Photo by Yuris Alhumaydy on Unsplash
Memiliki teman atau rekan kerja yang terindikasi sebagai seorang pathological liar tentu menantang dan mungkin membuat kamu stres, serta menuntut kesabaran ekstra tinggi.
ADVERTISEMENT
Untuk mengatasi seorang pembohong patologis, kamu bisa membentuk dan memelihara hubungan saling percaya. Hal ini membutuhkan waktu dan kesabaran.
Penting untuk diingat bahwa orang tersebut mungkin tidak bermaksud untuk membahayakan atau mengambil manfaat dari kebohongan ini.
Kebohongan patologis bisa menjadi paksaan, dan itu sering mengarah pada konsekuensi negatif bagi orang yang berbohong. Oleh karena itu, cobalah untuk tidak menanggapi dengan marah atau menyalahkan mereka atas kebohongan yang dilakukan.
Selain itu, penting juga untuk menyadari bahwa kebohongan patologis mungkin merupakan tanda dari kondisi mental yang mendasarinya.
Kamu dapat berbicara dengan orang tersebut tentang apakah mereka memiliki gejala lain. Hal ini akan membantu mereka untuk mengidentifikasi masalah dan mencari bantuan dari dokter atau terapis. Jangan malah menjauhi bahkan meninggalkannya sendirian, yah!***
ADVERTISEMENT
[Penulis: Risky Aprilia]