Tingkatkan Self Improvement Lewat Usaha Sesuai Passion

Konten Media Partner
6 Desember 2019 16:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Foto: Instagram/adimfachrezi
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Instagram/adimfachrezi
ADVERTISEMENT
Hobi travelling dan fotografi menjadi modal awal Adi Muhammad Fachrezi mendirikan usaha Main Terus. Berawal dari obrolan sederhana bersama Dani dan Egi, sebagai kawan perjalanannya, Adi memutuskan untuk membuka jasa trip Main Terus pada tahun 2017.
ADVERTISEMENT
Destinasi awalnya adalah Pulau Pahawang, Lampung. Mereka bertiga bekerja sama mencari peserta trip awal dan memandu perjalanan bersama.
"Idenya muncul karena Egi dan Dani, yang udah lebih dulu aktif sebagai tour guide di salah satu travel agent. Jadi kami memutuskan untuk membuka Main Terus. Dulu jumlah peserta awal kurang lebih ada 20 orang ke Pulau Pahawang," kata Adi.
Namun, tak berapa lama setelah trip kedua dilaksanakan, Egi dan Dani memutuskan untuk keluar. Sehingga, Main Terus vakum untuk beberapa saat. Mengingat juga tugas kuliah Adi yang menuntutnya untuk beristirahat dari dunia travelling.
Menginjak akhir 2017, tepatnya bulan November, Main Terus melakukan rebranding. Dari mulai ganti logo sampai menambah destinasi baru yaitu trip ke Bromo.
ADVERTISEMENT
Sampai sekarang Main Terus masih bertahan dengan tambahan destinasi-baru yang siap ajak traveller untuk menikmati keindahan Indonesia.

Passion yang membuat usaha bertahan

Foto: Instagram/adimfachrezi
Pasang surutnya usaha tentu pernah dirasakan Adi, ketika ditanyai soal usahanya untuk survive, ia menjawab singkat karena passion.
"Dari awal saya sangat mencintai travelling dan fotografi, jadi sangat beryukur bisa survive di sini. Meskipun gak gede-gede amat tapi alhamdulillah bisa survive sampai sekarang.” ucap Adi.
Berkat keberaniannya memperjuangkan passion Adi mengaku banyak mendapatkan manfaat selama mendirikan Main Terus. Utamanya mengembangkan diri untuk selalu dapat berinteraksi dengan orang lain.
"Main Terus rata-rata menyasar usia remaja sampai dewasa. Di sini saya bisa berinteraksi dengan orang yang berbeda-beda. Pesertanya juga asyik-asyik, jadi senang aja dapat relasi dan teman baru. Tapi yang paling enak sih kalau udah dapat tip hehe," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, konsep yang dibawa Main Terus juga enggak kaku. Adi mengatakan, cara Main Terus memandu peserta lebih seperti kepada teman bukan orang asing. Jadi langsung akrab dan enggak canggung, seperti teman lama yang baru ketemu lagi.

Mengembangkan diri bersamaan dengan usaha yang dijalani

Foto: Instagram/mainterus
Selama jadi travel photographer, Adi merasa banyak sekali hal yang is daptakan terutama dalam pengembangan diri. Ia merasa bisa lebih adaptif saat berinteraksi dengan orang.
"Ya kan banyak banget tuh peserta, enggak cuma anak muda tapi juga orang tua bahkan anak-anak. Jadi bisa lebih gampang masuk aja dan tahu bagaimana cara berinteraksi dengan satu sama lain," tambah Adi.
Untuk menjadi lebih adaptif, Adi mengatakan butuh keberanian untuk mencoba memulai interaksi. Jangan cepat-cepat menilai orang hanya karena mimiknya yang jutek, tidak bergairah atau semacamnya. Jadi jangan ragu, singkirkan penilaian awal tentang seseorang sebelum kita memastikannya sendiri.
ADVERTISEMENT
"Selain itu, kita juga harus tahu kapan harus ngomong, kapan harus berhenti. Kan kalau kita ngomong terus, orang bisa-bisa bosan, sama aja saat kita diem, nanti orang kira ada apa-apa," ucapnya.
Foto: Instagram/mainterus
Lalu, untuk pengembangan passion, Adi berpesan agar seseorang yang sudah merasa punya passion memastikan kembali. Apakah itu benar-benar passion atau hanya keinginan saja?. Hal ini karena kalau memang itu passion ketika usaha yang dilakukan tidak terlalu menemui hasil, ia akan tetap senang dan tetap berusaha.
"Ketika kamu udah melakukan kesenangan atau passion, menurut saya materi bisa mengikuti. Cuma balik lagi pertanyaannya mau ikutin passion atau realistis?" tegas Adi.
Adi merasa setelah ia mengikuti passion dan melaksanakan kesenangannya di dunia fotografi dan travelling, ia bisa menjadi lebih bebas keliling ke mana pun yang ia mau. Termasuk juga mengembangkan keahliannya dalam dunia fotografi dan travelling tanpa harus dikekang oleh ikatan perusahaan seperti travel agent atau perusahaan***
ADVERTISEMENT