KELAS Teman kumparan: Kiat Meraih Beasiswa LPDP dan Berkuliah di Luar Negeri

teman kumparan
Ayo gabung ke komunitas teman kumparan!
Konten dari Pengguna
29 Juli 2020 14:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari teman kumparan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi lulus dari universitas ternama di luar negeri. Foto: Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi lulus dari universitas ternama di luar negeri. Foto: Pexels
ADVERTISEMENT
Mengenyam pendidikan tinggi di kampus ternama luar negeri merupakan mimpi bagi sebagian anak muda. Sebab, selain bisa menimba ilmu di negeri orang, mereka juga bisa mendapatkan pengalaman berbeda dan jejaring luas di dunia internasional.
ADVERTISEMENT
Tak sedikit dari mereka yang memiliki mimpi tersebut berhasil lulus dan mewujudkannya. Namun, tak sedikit pula yang mengurungkan mimpinya karena momok biaya yang mahal dan seleksi yang ketat untuk menempuh pendidikan tinggi di luar negeri.
Bagi teman kumparan yang memiliki mimpi yang sama, jangan patah semangat dulu, ya! Sebab, tetap ada peluang bagi kamu yang memiliki cita-cita untuk berkuliah di luar negeri, yakni dengan mengikuti seleksi beasiswa yang diadakan pemerintah maupun penyedia beasiswa lainnya.
Salah satu pemberi beasiswa terbesar dari pemerintah Indonesia adalah Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). Dengan mengikuti beasiswa ini, kamu bisa berkuliah dengan beasiswa penuh di dalam negeri maupun luar negeri. Tapi, bagaimana ya caranya agar lolos seleksi LPDP? Sebab ketika mengikuti seleksi ini, kamu harus bersaing dengan ribuan orang, lho.
ADVERTISEMENT
Bersama Robinson Sinurat, Awardee S2 LPDP di Columbia University, teman kumparan telah berdiskusi soal kiat sukses meraih beasiswa LPDP dan pengalamannya berkuliah di Negeri Paman Sam. Pria yang akrab dipanggil dengan Kak Obin ini membuktikan bahwa kesuksesan bisa diraih oleh siapapun.
Pasalnya, pria yang juga founder @mimpibesar.id lahir di salah satu desa kecil di Sumatera Utara dan berasal dari keluarga sederhana. Akan tetapi, ia memiliki mimpi yang besar dan tekad yang kuat untuk selalu berusaha mencapai mimpi-mimpi tersebut.
Penasaran bagaimana tips sukses Kak Obin dalam meraih beasiswa LPDP dan pengalamannya berkuliah di Columbia University? Yuk simak diskusinya yang telah diadakan di KELAS Teman kumparan berikut ini.
KELAS bersama Robinson Sinurat. Foto: dok. kumparan
Tanya: Scholarship untuk S2 maksimal umur berapa?
ADVERTISEMENT
Jawab: Baik, dijawab satu-satu, yaa. Scholarship untuk S2 maksimal umur berapa?
It depends, ya. Setiap penyedia beasiswa pastinya memiliki kriteria masing-masing. Beberapa contoh adalah sebagai berikut:
⁃ Beasiswa S2 LPDP maksimal berumur 35 tahun
⁃ Beasiswa Fulbright dari Pemerintah AS, beasiswa AAI dari Pemerintah Australia, dan beasiswa Chevening dari Pemerintah Inggris tidak ada batasan usia.
⁃ Beasiswa DAAD dari Pemerintah Jerman menyebutkan bahwa “There is no fixed age limit.”
- Dan beasiswa lainnya.
Tanya: Minimal IPK berapa?
Jawab: Pada umumnya, minimal IPK untuk mendaftar beasiswa itu adalah 3.00. Akan tetapi, beberapa beasiswa yang langsung dari universitas memiliki standard masing2. Kemudian, untuk mendaftar ke kampusnya akan memiliki standar yang berbeda-beda pula.
ADVERTISEMENT
Tanya: Lalu biaya minimal berapa?
Jawab: Tergantung masing-masing kota/negara tujuan kamu. Contoh: untuk Columbia University itu per tahunnya sekitar $76,856 untuk tahun 2018-2019. Dengan rincian uang kuliah $56,608, akomodasi $14,016, buku $1,270, dan biaya lain-lain $2822.
Jadi, kalau dirupiahkan sekitar 1 MILIAR RUPIAH PER TAHUN. Mahallll parah! Memang Columbia University in the City of New York adalah salah satu kampus termahal di dunia.
Tanya: Apa tips buat dapat scholarship di luar negeri?
Jawab:
ADVERTISEMENT
Tanya: Selama Kak Robin menjalani perkuliahan, apakah kakak tidak mengeluarkan uang sedikitpun untuk biaya hidup dan biaya kuliah? Dan kalau misalnya kakak tetap mengeluarkan uang, apakah itu tergolong banyak atau sedikit?
Jawab: Iya, kamu benar sekali. Selama menjalani perkuliahan di New York City, USA saya tidak pernah mengeluarkan uang se-rupiah-pun. Biaya hidup dan biaya kuliah ditanggung 100% oleh pemberi beasiswa.
Kota New York merupakan salah satu kota termahal di dunia. Jadi, pastinya akan mengeluarkan biaya yang tidak sedikit. Contoh: uang kosan/dorm di sekitar kampus Columbia University itu sekitar 1000-an USD/bulan. Hanya kamar, loh, itu. Dapur dan kamar mandinya share dengan yang lain. Mahal bukan? :)
Tanya: Gimana sih cara biar dapat scholarship? Faktor keberuntungan atau gimana? Ada tipsnya nggak?
ADVERTISEMENT
Jawab: Untuk mendapatkan beasiswa, pastinya HARUS daftar, ya. Sebelum daftar, pastinya butuh persiapkan segala syarat-syarat yang dibutuhkan. Kemudian, mengikuti seleksi yang diberikan oleh si pemberi beasiswa.
Pastinya segala sesuatu itu butuh proses, ya. Tidak ada yang instan.
Tips yang paling penting itu adalah mencari info tentang beasiswa yang ingin kamu apply dan coba mengikuti step yang sudah saya jelaskan di atas sebelumnya yah. Semangat!
Ingat ini nih. Ketika kamu tidak mendaftar, maka 100% kamu tidak akan pernah lolos. Benar nggak? :)
Tanya: Dulu kakak pilih jurusannya itu bagaimana? Apakah sesuai passion?
Jawab: Iya, kamu benar sekali. Cukup lama untuk memutuskan jurusan yang paling cocok dengan apa yang ingin saya pelajari dan sesuai dengan passion-ku. Jadi, saya pilih jurusan itu dengan bertanya kepada diri saya sendiri. Kenapa mau ambil jurusan itu, apa yang akan dipelajari, dan apa yang ingin saya lakukan setelah itu.
ADVERTISEMENT
Ingat: sesusah apapun atau bagaimanapun tantangan yang menghampirimu dalam proses meraih mimpi atau proses belajar/bekerja, ketika kamu suka/passion di bidang tersebut, kamu akan bersemangat dan mencari cara untuk bisa mencapai/meraih tujuan kamu tersebut. Jadi, jangan ikut-ikutan teman atau ikut-ikutan apa yang sedang happening saat ini, ya.
Tanya: Bagaimana tips kakak mengatur waktu?
Jawab: Boleh saja dibagi 3 pemetaan kebutuhan (aktivitas atau pekerjaan dibagi menjadi 3 skala besar).
1. Langkah pertama adalah membuat tabel To do List. Apa aja yang ingin kamu lakukan.
2. Bagi menjadi 3 kelompok besar: Prioritas, Tidak terlalu dibutuhkan dalam waktu dekat, dan yang dapat ditunda dalam waktu yang lama namun tetap dalam skala yang bisa digapai.
ADVERTISEMENT
3. Beri deadline masing-masing pekerjaan sehingga kamu memiliki reminder untuk masing2 aktivitas
4. Hindari untuk mengerjakan beberapa pekerjaan di waktu bersamaan (multi tasking) karena tidak semua orang bisa mengerjakan beberapa hal secara bersamaan. Kalau prinsip saya sih, kerjakan satu persatu supaya lebih efektif.
5. Istirahat yang cukup untuk kesehatan dan tentunya akan berpengaruh pada kinerja yang akan kita capai.
Tanya: Saat mengambil beasiswa LPDP, diseleksi bagian mana biasanya banyak orang yang gagal? Dan cara mengatasinya seperti apa?
Jawab: Mengajak saya untuk mengingat pengalaman beberapa tahun lalu, yaa. Hehe.
Saya mendapatkan beasiswa LPDP pada tahun 2016. Sepengetahuan saya, di zaman saya itu banyak teman-teman yang gagal di tahap wawancara. Kalau mendengar cerita dari teman-teman beberapa tahun terakhir ini ada di tahap online assessment dan interview.
ADVERTISEMENT
Banyak cara atau strategi yang bisa pelajari dan siapkan dengan matang untuk mengatasi hal tersebut. Karena, persiapan yang baik ada kunci keberhasilan. Beberapa cara yang bisa dilatih dan dipersiapkan untuk wawancara adalah kemampuan berkomunikasi (saat menjawab pertanyaan); pastikan kamu menguasai tentang jurusan yang kamu ambil, kenapa kampus tersebut; apa manfaatnya untuk kamu dan untuk Indonesia; percaya diri; jujur karena ada Psikolog juga yang menjadi salah satu interviewer-nya; dan jadi sendiri.
Pada tahun 2016 belum ada online assessment test, tapi beberapa tahun terakhir ini ada. Karena saya tidak pernah mengikuti test ini di LPDP, jadi saya hanya share pendapat dari teman-teman yang sudah lolos dan menjadi penerima beasiswa LPDP. Mereka mengatakan, “Jujur saja menjawab segala pertanyaan yang diberikan. Karena kalau tidak jujur, akan terjebak di pertanyaan-pertanyaan berikutnya.” Intinya JUJUR. :)
ADVERTISEMENT
Tanya: Cara dapatkan beasiswa nya bagaimana? Apakah ada bimbingan dari SMA kita atau kita sendiri yang cari tahunya?
Jawab: Untuk mendapatkan beasiswa, pastinya HARUS daftar, yaa. Sebelum daftar, pastinya butuh persiapkan segala syarat-syarat yang dibutuhkan. Kemudian, mengikuti seleksi yang diberikan oleh si pemberi beasiswa.
Untuk beasiswa S2, pada umumnya akan lebih banyak mendapatkan info ketika berada di jenjang program S1. Kalau waktu SMA, biasanya info untuk beasiswa lanjut S1. Ada beasiswa yang diinfokan di sekolah masing-masing dan ada yang tidak. Jadi, lebih ke inisiatif kamu untuk lebih aktif mencari informasi beasiswa yang kamu inginkan. :)
Tanya: Apa tips kakak biar bisa jadi seorang yang sukses?
Jawab: In my opinion, menjadi seorang yang sukses untuk setiap orang juga berbeda-beda. Contoh: ketika saya berhasil meraih gelar S1 tepat waktu dengan prestasi yang baik juga walaupun saya harus jatuh bangun untuk meraih hal tersebut karena keterbatasan finansial yang sangat menantang saat itu.
ADVERTISEMENT
Kemudian, saya lulus dan mendapatkan gelar S2 dari Columbia University, USA. Sukses menyelesaikan pendidikan di salah satu kampus terbaik di dunia dengan beasiswa penuh.
Walaupun uang beasiswa saya tidak banyak atau berlebih, tapi saya selalu sisihkan sebagian dari uang beasiswa tersebut setiap bulannya dan berhasil membawa kedua orangtua ke kota New York untuk menghadiri wisuda saya dengan uang yang telah saya sisihkan selama kurang lebih 2 tahun tersebut.
Nah, itu cerita suskes yang saya punya. Kamu juga pasti punya cerita sukses. Kalau menurut saya, sukses itu kembali ke diri sendiri lagi. Kita sendirilah yang lebih memahami sukses untuk diri kita sendiri.
Tipsnya adalah berani mimpi, jujur, konsisten, memiliki komitmen, belajar dan selalu berjuang. :)
ADVERTISEMENT
Tanya: Bagaimana cara kakak agar tetap termotivasi untuk mau belajar dan tetap belajar, kak?
Jawab: 1. Mimpi kamu harus besar. Kalau tidak besar, maka mimpi kamu itu akan dikalahkan oleh tantangan-tantangan yang lebih besar dari mimpi kamu tersebut. Contoh: kalau mimpi kamu hanya sebesar kerikil, maka ketika batu bata menghadang di depan, mimpi kamu akan kalah/terkubur. Akan tetapi kalau mimpi kamu sebesar dunia, maka tantangan apapun akan kamu hadapi dengan kekuatan mimpi kamu tersebut. (Ini hanya ilustrasi ya. Coba kamu ilustrasikan dengan hal-hal lainnya, ya.)
2. Jadikan pengalaman buruk/negatif/tidak menyenangkan menjadi cambuk untuk kamu menjadi lebih baik. Tiap orang akan berbeda pastinya. Kalau pengalaman saya, banyak orang yang menganggap enteng saya, misalnya bully-an dari teman-teman tentang, “anak jurusan Fisika mau jadi apa?” atau orang tua saya di kampung dianggap enteng oleh tetangga karena hanya menjadi buruh tani.
ADVERTISEMENT
Hal-hal tersebut di ataslah yg menjadi cambuk ketika saya malas. Saya mau membuktikan ke diri saya, teman-teman yang membully saya, dan orang-orang yang menganggap enteng saya dan orang tua kalau saya bisa menjadi seseorang yang berhasil karena saya ‘tercambuk’. Sehingga, saya tidak malas dan lebih termotivasi lagi. :)
Tanya: Apa komitmen Kak Obin untuk lanjut S2? Kenapa kakak memilih ke luar negeri dan mengapa tidak di Indonesia?
Jawab: Komitmenku untuk lanjut S2 di luar negeri adalah selain memang jurusan yang ingin saya ambil masih jarang di Indonesia, saya ingin memperluas jaringan. Karena, kuliah di salah satu kampus TOP itu memang akan bertemu dengan teman-teman dari berbagai belahan dunia yang membuat kita semakin kaya akan ilmu dan pengetahuan. Belajar banyak dari setiap hal-hal baru dari teman-teman yang berasal dari background yang berbeda-beda.
ADVERTISEMENT
Kemudian, salah satu tujuan lainnya adalah saya ingin sekali membawa kedua orang tua menginjakkan kaki di Amerika Serikat. Sejak dulu mereka hanya melihat saya ke luar negeri, dan saya ingin mereka merasakan apa yang saya rasakan.
Yang paling tidak kalah lagi adalah saya ingin benar-benar bisa melatih bahasa Inggris. Karena saya tidak memiliki background English, jadi saya benar-benar berjuang supaya benar-benar paham English dengan cara hidup dan sekolah langsung dengan orang-orang yang bahasanya adalah bahasa Inggris.
Pengalaman tidak akan bisa dibeli oleh siapapun. :)
Tanya: Waktu ikut LPDP ini, persiapannya berapa lama, kak? Adakah tips khusus buat bikin essay ketika daftar LPDP?
Jawab: Saya persiapan untuk LPDP total satu tahun. Dari Januari-Desember 2015. Benar-benar meluangkan waktu untuk persiapakan satu persatu seluruh berkas-berkas yang diperlukan. Apply awal tahun 2016 dan diterima juga tahun 2016 tersebut.
ADVERTISEMENT
Kalau untuk essay, saya sarankan untuk menceritakan pengalaman kamu sendiri. Karena cerita sukses ataupun cerita menginspirasi dari pengalaman pribadi itu lebih powerful.
Kalau essay lainnya bisa disesuaikan dengan topik yang diminta oleh LPDP. Usahakan mudah dimengerti dan memiliki alur yang jelas.
Setelah selesai menuliskan essaynya, coba minta teman-teman terdekat untuk membaca dan memberikan masukan. Karena, masukan atau input dari teman-teman terdekat itu akan sangat membantu.
Terkadang kita merasa sudah oke. Ternyata, ketika orang lain membaca masih belum jelas maknanya ataupun belum mendapatkan alur yang bagus.
Seperti pepatah mengatakan bahwa gajah dipelupuk mata tiada tampak, sedangkan semut diseberang lautan tampak. Maka akan lebih mudah untuk orang lain menemukan kesalahan atau hal-hal janggal di essay kita, daripada kita sendiri, hehehe.
ADVERTISEMENT
Di akhir KELAS, Kak Obin berpesan kepada teman kumparan untuk berani bermimpi dan berjuang untuk meraih mimpi-mimpi tersebut.
====================
KELAS merupakan diskusi dan tanya-jawab online yang diadakan di grup teman kumparan. Di KELAS, kamu bisa berdiskusi dengan para pakar di bidangnya secara gratis. Yuk, gabung ke grup teman kumparan di Telegram melalui kum.pr/temankumparan. Jangan lewatkan keseruannya, ya!
ADVERTISEMENT