KELAS Teman kumparan: Ubah Demotivasi Jadi Motivasi

teman kumparan
Ayo gabung ke komunitas teman kumparan!
Konten dari Pengguna
26 September 2020 16:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari teman kumparan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi demotivasi. Foto: Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi demotivasi. Foto: Pexels
ADVERTISEMENT
Tahun ini, situasi yang tak pernah dibayangkan sebelumnya terjadi. Munculnya pandemi Covid-19 yang melanda dunia lantas membuat banyak rencana dan mimpi kita harus tertunda.
ADVERTISEMENT
Target-target yang sudah disusun di awal tahun pun banyak yang belum terlaksana karena terhalang pandemi. Lantas, kondisi ini kerap membuat kita merasa kehilangan motivasi (demotivasi). Pertanyaannya, apakah ini hal yang wajar?
Menurut Psikolog Klinis Alexandra Gabriella, demotivasi biasa terjadi karena adanya gap di antara ekspektasi dan realita. Gap inilah yang kemudian menyebabkan tumbuhnya rasa kecewa karena merasa usaha apapun yang kita lakukan seakan tidak membawa hasil yang sesuai dengan ekspektasi kita.
Namun ternyata, di tengah munculnya demotivasi selama pandemi, kita dapat mengubahnya menjadi motivasi, lho, teman kumparan.
Bersama Psikolog Klinis dan Hipnoterapis Alexandra Gabriella, M.Psi, Psi., C.Ht, C.Est, yang kini berprofesi sebagai praktisi klinis di Smart Mind Center dan Ciputra Medical Center, Teman kumparan telah berdiskusi lebih lanjut mengenai cara mengubah demotivasi menjadi motivasi.
ADVERTISEMENT
Penasaran seperti apa keseruan diskusinya? Simak rangkumannya di bawah ini.
KELAS Teman kumparan bersama Alexandra Gabriella. Foto: dok. kumparan
Tanya: Sering kali mimpi/harapan yang ingin kita gapai dalam realita terhalang oleh faktor eksternal. Contoh keluarga tidak setuju. Lantas apakah kita harus merelakan mimpi kita?
Jawab: Jadi selalu ingat dulu bahwa keputusan yang baik adalah keputusan dengan pertimbangan yang paling ideal pada saat itu. Walaupun memang seringkali dirasa tidak sesuai ekspektasi kita. Kita perlu mempertimbangkan segala hal, pro dan kontranya. Apa saja risiko ketika kita memilih pilihan kita atau ketika kita fokus pada faktor eksternal lain yang menghambatnya.
Apakah dengan memilih faktor lain, artinya goal kita akan hilang atau hanya tertunda, atau malah faktor eksternal itu dapat kita jadikan sebagai tangga mencapai goal kita?
ADVERTISEMENT
Misalnya ingin menjadi fotografer, tapi dipaksa menjadi dokter. Sudah segala cara dijelaskan tetap tidak boleh. Kalau maksa mau kuliah fotografi, orang tua mengancam tidak mau membiayai. Di sini kita bisa lihat bahwa keputusan terbaik untuk kondisi sekarang adalah tetap mengikuti arahan orang tua.
Sadarilah, goal fotografi ini hanya tertunda saja. Kalau sudah jadi dokter, bisa cari uang sendiri untuk mendalami fotografi, dan bisa punya network juga kan untuk menjadi klien kita. Kira-kira seperti itu, ya.
Tanya: Bagaimana cara membuat motivasi negatif menjadi sebuah motivasi positif? Karena beberapa di antara tim kerja saya ada yang mengalami motivasi negatif karena atasan yang kerap memberikan hukuman atas kinerja yang kurang baik.
Jawab: Itulah risiko kalau kita meningkatkan motivasi dan kedisiplinan dengan cara membuat mereka takut. Belum tumbuh insights/kesadaran bahwa mereka pun butuh menunjukkan performa yang baik.
ADVERTISEMENT
Apalagi di zaman pandemi ini, sudah kerja maksimal, banyak juga yang mengami potong gaji, jelas akan semakin membuat Demotivasi.
Kita perlu melihat juga kondisi perusahaan, bangunlah sense of belonging agar karyawan merasakan adanya kebersamaan di dalam keluarga besar perusahaan.
Kita perlu mengenali skema berpikir tentang goal personal mereka. Sehingga ketika kita mengajak mereka berdiskusi dan memotivasi mereka, kita bisa menggunakan skema berpikir tersebut agar membantu mereka lebih termotivasi dalam bekerja.
Bahwa performa yang baik bukan hanya utk perusahaan dan atasan, tapi utk kepentingan mereka juga (sesuai bentuk skema berpikir mereka).
Tanya: Bagaimana cara mengkomunikasikan ini kepada atasan?
Jawab: Tergantung bagaimana hubungan kita dengan atasan. Ada atasan yang mau demokratis, tapi ada juga yang lebih kaku. Bila memang kita tau atasan kita cukup tertutup, ada baiknya kita minta bantuan pada bagian yang memang menangani personalia dan performa kerja karyawan, yaitu bagian HRD.
ADVERTISEMENT
Kalau kita perhatikan, banyak perusahaan yang sering melakukan outing. Tujuan outing itu sendiri adalah utk meningkatkan sense of belonging antar anggota karyawan terhadap perusahaan. Mungkin bisa di-sounding untuk melakukan hal-hal seperti ini bila memungkinkan, mungkin setelah pandemi.
Tanya: Motivasi itu kan dasarnya dibagi dua: motivasi intrinsik dan ekstrinsik. saat sedang demotivasi, menurut kakak, langkah yang lebih tepat itu dengan mengevaluasi motivasi intrinsik kita atau memodifikasi motivasi ekstrinsik ya, kak?
Jawab: Dua-duanya perlu kita refleksikan. Tapi memang motivasi intrinsiklah yang akan menumbuhkan semangat yang lebih stabil dalam melakukan sesuatu.
Bentuklah motivasi lebih kepada sudut pandang dan prioritas diri kita, bukan dari standar/respon yang diharapkan dari orang lain. Demikian, kita pun akan membantu diri kita untuk terus berusaha mencari solusi lain, di saat kita menghadapi sebuah tantangan.
ADVERTISEMENT
Seringkali memang lebih mudah bagi kita utk menumbuhkan motivasi ekstrinsik, karena sedari kecil kita mengerahkan diri kita mengikuti respon yang dibentuk orang lain.
Nah, tapi nggak menutup kemungkinan kok kita bisa semakin membangun motivasi intrinsik kita. Kita bisa menerapkan modifikasi perilaku ke diri sendiri dengan cara yang sederhana.
Memberikan reward ke diri kita sendiri ketika berhasil menyelesaikan beberapa rangkaian project (contoh: sekedar minum kopi di taman atau mengijinkan diri kita untuk menonton series kesukaan secara marathon, apapun yang kita sukai). Demikian, kita akan lebih bersemangat dalam melakukan tugas-tugas kita.
Tanya: Ketika seseorang yang kita cintai bertindak sebagai alasan kita untuk terus bergerak, meninggal dunia, dan kini setelah beliau meninggal hidup terasa tak terarah dan tak berguna. Apa yang harus saya lakukan?
ADVERTISEMENT
Jawab: Saya turut sedih membaca hal ini ya, mbak. Kehilangan seseorang yang kita sayangi, di mana mungkin kita sudah pernah membuat rencana masa depan bersama mereka, jelas akan sangat berpengaruh terhadap cara pandang terhadap hidup kita lagi.
Cobalah untuk mengingatkan ke diri kita sendiri, bahwa hendaknya kita melakukan sesuatu atau merencanakan masa depan dan fokus pada kebutuhan kita sendiri yang terutama. Kita tidak bisa mengendalikan situasi dan orang lain. Namun hanya bisa mengendalikan dan mengandalkan diri kita sendiri yang terutama.
Apa yang telah kita rencanakan, masih bisa kita lakukan kok, walaupun akan lebih baik kalau berdua. Mungkin kita juga bisa mencoba melakukan semua hal-hal itu demi mengenang pasangan yang pernah memberikan perhatian dan rasa sayang untuk kita, sehingga kita bisa lebih semangat menjalankan kehidupan kita lagi.
ADVERTISEMENT
Tanya: Wajarkah ketika demotivasi kita step back dulu untuk memunculkan motivasi baru? Atau sebaiknya gimana ya, mbak? Apalagi di masa pandemi ini kondisinya sedang sulit.
Jawab: Betul, ada baiknya kita jeda sebentar dan merefleksi semua hal yang kita lakukan. Kuncinya adalah fokus pada solusi, karena kita tidak akan pernah bisa menjamin bahwa jalan kita pasti mulus tanpa rintangan.
Akan banyak tantangan-tantangan yang dihadapi, dan tidak dapat diprediksi (seperti pandemi ini). Cobalah untuk membuat rencana, karena dengan membuat rencana, akan memungkinkan kita untuk fokus pada solusi yang masih bisa kita pertimbangkan dan jelas akan membuat kita semakin bersemangat lagi.
Tanya: Rencananya sebaiknya untuk jangka pendek saja dulu, ya? Atau ada saran kah, mbak?
ADVERTISEMENT
Jawab: Baiknya kita punya rencana jangka panjang, tapi tahapannya kita pecah menjadi rencana-rencana jangka pendek yang lebih sederhana sebagai tahapan mencapai rencana jangka panjang itu.
Dan kalau sampai rencana kita berubah, bukan berarti kita gagal loh. Tapi artinya kita bisa bersikap fleksibel dan beradaptasi dengan kondisi baru.
(sif)
====================
KELAS merupakan diskusi dan tanya-jawab online yang diadakan di grup teman kumparan. Di KELAS, kamu bisa berdiskusi dengan para pakar di bidangnya secara gratis. Yuk, gabung ke grup teman kumparan di Telegram melalui kum.pr/Temankumparan. Jangan lewatkan keseruannya, ya!