Komunitas Gajahlah Kebersihan Angkat Gerakan Peduli Lingkungan Lewat LYMDS 2.0

teman kumparan
Ayo gabung ke komunitas teman kumparan!
Konten dari Pengguna
29 September 2020 12:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari teman kumparan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Acara Lampung Youth Marine Debris Summit (LYMDS) 2.0. Foto: dok. Komunitas Gajahlah Kebersihan
zoom-in-whitePerbesar
Acara Lampung Youth Marine Debris Summit (LYMDS) 2.0. Foto: dok. Komunitas Gajahlah Kebersihan
ADVERTISEMENT
Komunitas yang berfokus pada isu lingkungan dan berbasis di Kota Lampung, Gajahlah Kebersihan, kembali menggelar acara tahunan Lampung Youth Marine Debris Summit (LYMDS) 2.0. Acara tersebut telah dilangsungkan mulai tanggal 19 september 2020 silam, mengangkat tema Be An Ecopreneur for Sustainable Future.
ADVERTISEMENT
Lewat LYMDS, Gajahlah Kebersihan mengajak pemuda di Lampung untuk mendukung gerakan lingkungan berkelanjutan dan mencari solusi akan permasalahan lingkungan yang ada di lingkungan sekitar.
Merupakan bagian dari Ecopreneurship (kewirausahaan lingkungan), LYMDS 2.0 diharapkan dapat membuka peluang kerja sama berkelanjutan dengan berbagai pihak. Kegiatan yang diadakan pun mencakup edukasi lingkungan, edukasi manajemen bisnis, serta mentoring terkait sociopreneur.
Proses berlangsungnya Lampung Youth Marine Debris Summit (LYMDS) 2.0. Foto: dok. Komunitas Gajahlah Kebersihan
Meski diadakan secara offline, acara LYMDS tetap mengikuti aturan protokol kesehatan. Selama acara berlangsung, peserta workshop beserta panitia tetap menjaga jarak dan wajib menggunakan masker.

Merupakan salah satu program dari Komunitas Gajahlah Kebersihan

Lampung Youth Marine Debris Summit 2.0 (LYMDS) merupakan salah satu program yang diadakan secara rutin oleh Gajahlah Kebersihan. Melalui LYMDS, komunitas yang berfokus pada masalah sampah laut ini ingin mengajak para pemuda di Lampung untuk ikut memulai ecopreneurship.
ADVERTISEMENT
Pasalnya, jumlah pemuda yang melakukan ecopreneurship di Lampung masih sangat sedikit. Hal ini berkebalikan dengan data tahun 2019 yang menunjukkan bahwa Lampung menjadi kota penyumbang sampah sekitar 7.200 ton per harinya.
Mengusung konsep pengolahan dan produksi material yang ramah lingkungan, ecopreneurship dianggap bisa menjadi solusi dari permasalahan lingkungan yang dapat mendatangkat profit (keuntungan). Dengan mulai belajar sedini mungkin, diharapkan para pemuda dapat menerapkan ecopreneurship di kemudian hari.
"Ecopreneur adalah salah satu cara untuk melestarikan lingkungan melalui pengolahan produk yang dapat mengurangi pemanasan global dan dapat menghemat energi secara berkelanjutan," tulis tim Gajahlah Kebersihan kepada kumparan.
(sif)