Pantang Loyo Jaga Diri dan Anak di Akhir Puasa

teman kumparan
Ayo gabung ke komunitas teman kumparan!
Konten dari Pengguna
22 Mei 2020 14:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari teman kumparan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi ibu dan anak mengabiskan waktu di bulan Ramadan. Foto: shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ibu dan anak mengabiskan waktu di bulan Ramadan. Foto: shutterstock
ADVERTISEMENT
Jika Ramadan adalah bulan yang istimewa di antara bulan-bulan lainnya, maka Ramadan memiliki hari yang istimewa di antara hari-hari di dalamnya. Hari tersebut adalah 10 hari terakhir di bulan Ramadan.
ADVERTISEMENT
Terlebih, di hari tersebut ada malam yang sangat istimewa, yakni Malam Lailatul Qadar. Apabila kita mendapatkan malam mulia itu, maka kita akan menjadi muslim yang sangat beruntung.
Untuk menyikapi 10 hari terakhir di bulan Ramadan, dijelaskan dalam riwayat bahwasanya,
كان النبي صلى الله عليه وسلم إذا دخل العشر شد مئزره، و أحيا ليليه، و أيقظ أهله
“Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam apabila telah masuk sepuluh terakhir bulan Ramadhan menguatkan sarungnya (bersungguh-sungguh), dan menghidupkan malamnya, serta membangunkan keluarganya.” (HR.Al-Bukhari & Muslim)
Di akhir hadis tersebut dikatakan bahwa Rasulullah juga mengajak keluarganya, tak terkecuali anak-anaknya, untuk ikut memperbanyak ibadah di 10 hari terakhir Ramadan.
Itu berarti, kita juga bisa mengaplikasikan apa yang dianjurkan Rasulullah ke dalam kehidupan sehari-hari untuk bisa mengajak anak-anak kita ikut serta menghidupkan 10 hari terakhir.
ADVERTISEMENT
Jika di 20 hari pertama anak-anak kita sudah semangat beribadah, maka di 10 hari terakhir ini juga harus lebih semangat lagi. Bagaimana apabila merasa godaan di 10 hari terakhir ini lebih berat? Maka sebagai orang tua, selain harus bisa memotivasi diri kita, juga harus bisa memotivasi anak-anak kita.
Tidak jarang mungkin anak-anak meminta berbuka di 10 hari terakhir, merasa haus di tengah hari. Nah ini adalah salah satu contoh yang bisa disiasati.
Menurut Ustazah Isna Rahmah, dalam satu riwayat dijelaskan, kita perlu kreatif dalam mengajarkan anak-anak untuk bisa berpuasa hingga hari kemenangan. Terutama untuk anak-anak berumur 10 tahun ke bawah, kita sebagai orang tua perlu kreatif mencari cara supaya mereka tak jenuh berpuasa di 10 hari terakhir ini.
ADVERTISEMENT
Terlebih, dalam keadaan kita yang sedang mengalami pandemi. Namun, seperti yang sudah disampaikan dalam hadis, kita perlu kreatif untuk menyemangati anak kita tetap berpuasa di 10 hari terakhir Ramadan ini.
Penasaran bagaimana tips dari Ustazah Isna Rahmah Solihatin untuk tetap bersemangat di hari-hari terakhir Ramadan? Teman kumparan Mom sempat berdiskusi dengan beliau, lho. Yuk Moms, simak rangkumannya di bawah ini!
Poster Ngobrol Penyejuk Hati. Foto: dok. kumparan
Tanya: Apa kiatnya ya ustazah supaya di hari-hari terakhir Ramadan ini kita tetap semangat beribadah?
Jawab: Kiatnya adalah selalu mengingat keutaman malam Lailatul Qadar. Terlebih, salah satu keistimewaan 10 hari terakhir Ramadan adalah dibebaskannya dari api neraka.
Adapun kiat supaya bisa mendapatkan malam Lailatul Qadar itu adalah dengan memperbanyak membaca Al-Quran, memperbanyak salat malam, berdzikir, dan memperbanyak doa. Salah satu doa yang diperbanyak selama 10 hari terakhir adalah,
ADVERTISEMENT
اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّى
"Ya Allah sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf yang menyukai permintaan maaf, maafkanlah aku."
Tanya: Saya masih menyusui anak usia 20 bulan. Karena letih, saya ambil keputusan untuk membatalkan puasa saya. Sebaiknya saya bayar fidyah atau qadha saja, ustazah? Jika fidyah ketentuannya seperti apa?
Jawab: Banyak rukhsoh yang diperbolehkan untuk ibu hamil dan menyusui, salah satunya ada diperbolehkannya tidak berpuasa. Namun, ketika memang tidak sanggup berpuasa, maka ada dua pilihan yakni qadha dan fidyah.
Jadi, untuk ibu hamil dan menyusui yang tidak berpuasa, harus mengganti puasanya di luar Ramadan serta membayar fidyah. Fidyah tersebut harus dibayarkan di bulan Ramadan ini. Nah, kalau bisa, dibayarkan terpisah dengan zakat fitrah.
ADVERTISEMENT
Ketentuan fidyahnya seperti ini, jumlah hari tidak berpuasa dikali 0,6 kg beras atau sekitar 3/4 liter. Selain itu, bisa juga diuangkan sesuai kalkulasi harga beras yang tadi sudah disebutkan. Sehingga, apabila memiliki hutang puasa sebanyak 10 hari, maka harus membayarkan Rp 60 ribu.
Tanya: Untuk pembayaran fidyah itu harus ke satu orang atau ke berapa orang, ustazah?
Jawab: Pembayaran fidyah bisa ke 1 orang saja yang dirasakan sangat membutuhkan.
Tanya: Gimana ya cara mengajak anak (kelas 1 SMP) supaya mau puasa dan salat? Karena sepertinya selama di rumah anak saya lebih banyak perhatiannya ke game.
Jawab: Memang mendidik anak kelas 1 SMP harus dengan kesabaran ekstra, berbeda dengan anak di bawah 10 tahun. Sebab, masa SMP adalah masa-masa peralihan. Sehingga, mereka sedang ada di masa pencarian jati diri.
ADVERTISEMENT
Dia akan mencari kebahagiaan dan kenyamanan bagi dirinya. Untuk itu, sebagai orang tua, kita perlu mencari cara agar mereka mau berpuasa. Misalnya, bisa dengan mengganjarkan hadiah yang juga berkaitan dengan game.
Jadi, moms juga mengapresiasi anaknya dengan sesuatu yang disukai mereka. Dengan begitu, mereka pun bersemangat untuk berpuasa.
Tanya: Di bulan puasa ini dan dengan kondisi di rumah saja, anakku benar-benar aktif, sedangkan kita orang tua sudah hampir kehabisan tenaga. Bagaimana menyiasatinya supaya bisa lebih sabar dan tidak emosian, ustazah?
Jawab: Anak di usia itu ada di masa pertumbuhan yang baik, dia ingin mengeksplor semua hal yang ada di sekitarnya, dan dia ingin tahu banyak hal. Itu berarti, aktifnya dia adalah aktif belajar. Kita sebagai orang tua kalau bisa mengarahkan si anak.
ADVERTISEMENT
Untuk mengurangi emosi kita, moms bisa mencari cara kreatif untuk membuat dia fokus pada satu hal, sehingga si anak bisa fokus dan mengurangi geraknya. Referensi games itu bisa dicari dari mana-mana, tinggal moms mengkreasikan permainan tersebut bersama anak.
Tanya: Apakah boleh mengajarkan anak di bawah 10 tahun untuk berpuasa, tapi sahurnya di jam 6 pagi?
Jawab: Jadi sebenarnya kewajiban kita mengajarkan anak berpuasa itu mulai dari usia 7 tahun. Ini sama dengan mengajarkan kewajiban anak untuk salat. Ada tahapan di mana anak di umur 7 tahun itu dilatih untuk beribadah.
Nah, ketika masuk 10 tahun, anak itu sudah memasuki fase bisa dihukum. Tentu konteksnya bukan berarti dihukum dengan keras, tetapi lebih diperingatkan secara tegas.
ADVERTISEMENT
Kembali ke pertanyaan, kalau anaknya masih di bawah 10 tahun tentu masih boleh dilatih dengan cara itu, karena kewajiban berpuasa kan ketika akil baligh. Artinya ketika kita mendidik anak itu tidak boleh memaksa, tetapi dengan batasan di bawah 10 tahun.
Tanya: Sebagai ibu bekerja kan rasanya enggak ada jeda ya, dari pagi sampai tidur lagi ada aja yang diurusin. Kadang masih merasa kurang maksimal beribada selama Ramadan. Apa segala urusan rumah tangga yang dikerjakan itu bisa bernilai pahala juga, ustazah?
Jawab: Semua yang kita niatkan untuk Allah itu akan bernilai pahala. Lelahnya menjadi ibu, mengurus segala urusan rumah tangga, dan juga anak tentu kalau diniatkan dan ikhlas karena Allah bisa menjadi ladang pahala bagi para ibu.
ADVERTISEMENT
Karena pada dasarnya, dalam Al-Quran juga dijelaskan bahwa, "Siapa saja yang beramal soleh dan seorang mukmin, maka akan diberikan ganjaran penghidupan yang baik oleh Allah."
Artinya, segala perbuatan baik yang tidak menimbulkan kemudharatan, maka akan menambah pahala kita.
Terakhir, Ustazah Isna berpesan, tetap berbuat baik sekecil apapun selama Ramadan ini. Tetap berikhtiar untuk memperdalam ilmu agama dan meniatkan segala sesuatunya karena Allah.
Tertarik mengikuti diskusi online gratis bersama para pakar di bidangnya? Yuk, gabung ke Grup Whatsapp Teman kumparan Mom. Klik link di sini, ya, Moms!