Teman Curhat: Bagaimana Meminimalisir Kecemasan dalam Diri?

teman kumparan
Ayo gabung ke komunitas teman kumparan!
Konten dari Pengguna
12 Agustus 2021 17:21 WIB
·
waktu baca 8 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari teman kumparan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Program Teman Curhat Bersama Nago Tejena. Foto: kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Program Teman Curhat Bersama Nago Tejena. Foto: kumparan
ADVERTISEMENT
Menjalani pandemi sendirian memang nggak mudah, teman kumparan. Di masa sulit seperti sekarang, tak jarang kita merasa cemas dengan kondisi yang ada. Buat mengatasinya tak perlu bingung. Salah satu keuntungan bergabung di grup teman kumparan adalah bisa curhat ke psikolog secara gratis.
ADVERTISEMENT
Kalau kamu butuh teman cerita tapi bingung mau cerita ke siapa, kamu bisa curhat di grup teman kumparan. Program Teman Curhat hadir setiap hari Selasa agar member grup teman kumparan dapat mengungkapkan permasalahannya kepada Psikolog Klinis Nago Tejena. Yang pasti, program ini tidak dipungut biaya alias gratis.
Jika teman-teman mau bergabung, bisa klik link berikut untuk join ke grup teman kumparan: kum.pr/Temankumparan.
Penasaran seperti apa curhatan teman kumparan dan bagaimana Kak Nago menjawabnya? Simak rangkumannya di bawah ini!
Curhatan: Halo Kak, saya ingin curhat. Sejak kuliah semester 5 akhir saya sering sakit (asam lambung kambuh, darah rendah dan hipokalemia). Saya sudah bolak balik IGD, kata dokter karena faktor pikiran, kurang istirahat dan telat makan.
ADVERTISEMENT
Ya bagaimana nggak seperti itu yaa, waktu itu judul ditolak dosen pembimbing, harus menyusun Bab 1-3 karna Maret maju seminar proposalnya, ada Zoom kuliah, tugas hampir ada setiap mata kuliah, mau UAS, ditambah lagi di rumah sendirian karna merantau. Gara-gara itu saya sering kambuh sampai sekarang.
Sekarang saya semester 6, ada PKL, menyusun laporan dan lanjut Bab 4-5. Makin kesini hari-hari saya makin buruk, nangis setiap malam dan merasa sudah tidak ada yang peduli dengan saya, hanya karena sering kambuh dan mereka menganggapku lemah (hanya karena kuliah semester akhir dan tinggal sendiri tapi udah stres menjalaninya).
Menurut saya dengan mengajak teman atau sahabat untuk menginap adalah pilihan terbaik, ternyata tidak, mereka nggak ada yang bisa. Saya udah ajak anak tetangga yang seumuran dengan saya, mereka pada nggak mau, sampai akhirnya saya ajak kakak kandung sendiri yang udah punya istri untuk menemani saya.
ADVERTISEMENT
Eh ternyata sifatnya begitu, ujung-ujungnya nggak betah dan mereka meninggalkan saya. Hanya tinggal satu pilihan yaitu ikut sodara, waktu sakit saya nginap disana, eh malah diperlakukan begitu dan ujung-ujungnya saya memilih balik lagi untuk sendirian saja.
Menurut Kak Nago gimana cara mengurangi stres seperti yang saya alami dan lebih baik tinggal di mana atau ikut siapa?Terimakasih Kak Nago, maaf ceritanya panjang lebar gini.
Jawaban dari Kak Nago: Ketika kita sedang sakit, atau berada dalam posisi yang sulit, kita pasti membutuhkan orang lain..
Kita butuh orang yang mau memperhatikan kita, mengerti kita, serta menjaga kita di saat kita tidak mampu melakukannya
Akan tetapi kita tidak bisa selamanya mengharapkan demikian. Karena suatu saat nanti, setiap orang akan sibuk dengan hidupnya masing-masing
ADVERTISEMENT
Mungkin ini waktunya kamu secara pelan-pelan mulai memperhatikan dirimu? Dari hal yang sederhana dulu.. rawat dirimu dengan baik
Istirahat yang cukup, makan yang teratur, berjemur dan cari angin sesekali, kelola fisikmu sehingga bisa lebih fit
Kemudian, secara perlahan ambil tumpukan masalah ini dari yang paling kecil terlebih dahulu. Tidak perlu menuntut dirimu untuk segera bisa menyelesaikan semuanya, ada porsinya. Pelan-pelan coba kerjakan, temui kegagalan, coba lagi, sampai akhirnya kamu berproses menyelesaikan ini semua
Selamat mencoba :)
Curhatan: Saat ini saya sedang hamil anak ke-2, menikah dengan suami sejak 2016. Sebelumnya kami pacaran dari 2012. Selama pacaran, kami memang sering bertengkar. Tapi semua masih dalam tahap wajar menurut saya.
Baru hari ini, saya menemukan tulisan tentang suami saya di media sosial. Memang dalam tulisan tersebut tidak disebutkan nama suami saya. Tapi mantan pacar suami saat kuliah, dia menceritakan perlakuan pacarnya yang melakukan abusive relationship.
ADVERTISEMENT
Jujur, saya pun tidak menyalahkan mantan pacar suami saya, karena dia merasakan hal itu lebih dari 10 tahun yang lalu. Dan lebih dahulu daripada saya yang baru menjalin hubungan pada 2012.
Tapi, hal ini membuat diri saya down. Bagaimana menyikapi hal ini ya Kak? Karena suami saya tidak pernah cerita dia pernah berbuat hal itu kepada saya. Terima kasih
Jawaban dari Kak Nago: Haloo.. terima kasih sudah bercerita
Banyak alasan kenapa seseorang tidak menceritakan pengalaman masa lalu yang pernah ia lakukan. Mungkin dia merasa tidak nyaman, mungkin dia menyesalinya, mungkin juga dia tidak ingin orang lain menilai dirinya berdasarkan kelakuannya tersebut di masa lalu
Hal pertama yang paling penting kita perhatikan adalah keabsahan cerita tersebut. Apa mungkin dia bercerita tentang suami anda, atau mungkin pacarnya yang lain?
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, kita harus juga memperhatikan perilaku dia saat ini. Sebagaimana perilaku suami di masa lalu adalah bagian dari dirinya, begitu pula perilaku dia saat ini. Pertimbangkan apakah ini merupakan suatu hal yang perlu diperhatikan atau tidak
Terakhir, apabila mungkin kamu masih merasa tidak nyaman, kamu bisa mencoba untuk bercerita dengan dia. Konfirmasi dengan dia, ungkapkan perasaan maupun ketidaknyamananmu, tanyakan pula perasaan dia. Harapannya ini bisa membangun komunikasi yang sehat dan tidak dirundung oleh ketakutan dan ketidakpercayaan.
Semoga membantu!
Curhatan: Halo, Kak Nago. Aku bingung harus cerita dari mana. Tapi, aku tahu aku sedang tidak baik-baik saja. Akhir-akhir ini sudah 4 bulan aku susah tidur dan tiba-tiba menangis. Tidurku tidak pernah tenang atau mudah kebangun dan kagetan seperti kebangun karena suara cicak. Jujur, aku juga sebenarnya takut tidur Kak.
ADVERTISEMENT
Aku takut tidur karena, aku takut sama mimpi aku sendiri, ini sudah pernah aku alami saat SMP dulu dan sekarang kejadian lagi. Jadi, mimpiku isinya adalah tentang masa kecilku sebelum orang tua cerai dan sesudahnya. Ya, pokoknya tentang masa kecilku, kak. Jadi itu bukan mimpi yang belum pernah terjadi tapi yang pernah terjadi.
Ya rasanya justru bikin sakit hati banget karena berasa nyata dan sampai aku benar-benar gemetaran dan takut buat tidur. Ketakutan ini justru bikin aku juga jadi sulit percaya sama orang kak. Aku bingung ceritanya gimana, semoga Kak Nago bisa menangkap ceritaku yaa.. Aku gak tahu harus cerita ke siapa lagi. :"(
Jawaban dari Kak Nago: Haloo.. terima kasih sudah bercerita ya :)
ADVERTISEMENT
Ketika kita berbicara tentang pengalaman traumatis, biasanya itu tidak akan hilang dengan sendirinya. Meskipun kita tahu bahwa itu sudah terjadi lama di masa lalu, namun kadang perasaan kita belum bisa menerima.
Kita butuh untuk memprosesnya, bagaimana pengalaman tersebut mempengaruhi kita, bagaimana itu mengubah hidup kita, serta bagaimana kita bisa mulai untuk menerimanya.
Inilah yang biasanya psikolog dan klien urai dalam proses konseling. Kalau ini tetap mengganggu kamu, aku rasa pergi konseling ke profesional bisa membantu.
Selamat mencoba!
Curhatan: Kak, aku kadang ngerasa ada 2 orang di dalam diriku, satunya sangat baik dan satunya lagi sangat jahat. What should I do?
Jawaban dari Kak Nago: Setiap manusia memiliki 2 sisi, sisi baik dan sisi jahat.
ADVERTISEMENT
Yang perlu kita lakukan adalah menerima kedua sisi tersebut, sebagai bagian dari diri dan keseharian kita.
Jangan sampai kita "menolak" bahwa ada diri kita yang kita anggap jahat. Karena bagaimana pun juga, sisi yang kita anggap jahat mungkin memiliki alasannya tersendiri.
Pahami kenapa kita memiliki sisi yang seperti itu, dan kembangkan diri secara perlahan.
Selamat berjuang :)
Curhatan: Saya merasa bersalah pada diri saya karena saya mengambil banyak pekerjaan dalam satu waktu. Saya terkadang ingin berhenti. Saya merasa lelah secara mental. Beberapa teman di tempat kerja baru saya kurang berempati. Saya ingin mengabaikannya. Karena mereka kurang baik untuk kesehatan mental saya. Saya tidak ingin bertemu mereka. Saya merasa saya butuh dipahami.
ADVERTISEMENT
Mungkin saya terbiasa hidup di lingkungan keluarga dan tempat kerja lama yang mengerti saya dan memahami saya, dan itu tidak saya dapatkan di tempat kerja baru saya. Tapi, saya tetap melakukan pekerjaan saya seperti biasa. Terkadang saya bertanya pada diri saya, apakah saya sedang berpura-pura?
Jawaban dari Kak Nago: Sepertinya saat ini banyak hal yang sedang menjadi beban kamu.
Ketika kita sedang kewalahan menanggung banyak beban, biasanya diri kita akan mencoba untuk menyelesaikan masalah-masalah tersebut dengan memikirkan solusinya
Apakah saya salah mengambil pekerjaan ini? Apa saya sebenarnya tidak cocok dengan mereka? Apa saya sedang berpura-pura? Dan seterusnya
Satu hal yang harus kamu pahami, kita tidak akan mendapat gambaran tentang permasalahan yang jelas apabila kita sedang tertekan seperti ini
ADVERTISEMENT
Coba secara perlahan letakkan dulu beberapa masalah yang tidak penting, susun prioritas yang mana yang paling berharga untuk dirimu.. fokuskan dirimu untuk berusaha menyelesaikan permasalahan tersebut, baru mulai ambil beban lainnya
Ah dan satu lagi, pahami batas dirimu.
Selamat mencoba!
Program Teman Curhat dibuat khusus untuk member yang tergabung di grup online resmi komunitas teman kumparan. Lewat Teman Curhat, teman kumparan bisa berkonsultasi, diskusi, dan curhat dengan Nago Tejena, Psikolog Klinis yang sedang bekerja di Biro Psikologi Universitas Udayana. Psikolog Klinis lulusan Universitas Padjajaran tahun 2018 ini juga sedang aktif memberikan edukasi lewat beberapa webinar.
Pria yang kerap disapa Kak Nago ini berfokus mendalami psikologi klinis, pengembangan diri, dan psikologi anomali (penjelasan psikologi mengenai fenomena supranatural). Bagi teman kumparan yang aktif di media sosial Twitter, pasti enggak asing lagi dengan thread yang membahas isu psikologi dan cerita supra natural dari akun @nagotejena.
ADVERTISEMENT
(tan)
====================
Teman curhat merupakan program khusus yang diadakan di grup teman kumparan. Lewat Teman Curhat, teman kumparan bisa berkonsultasi, diskusi, dan curhat dengan para expert yang ahli di bidangnya. Yuk, gabung ke grup teman kumparan di Telegram melalui kum.pr/Temankumparan. Jangan lewatkan keseruannya, ya!