Teman Curhat Bersama Dokter I Made Cock Wirawan (@blogdokter)

teman kumparan
Ayo gabung ke komunitas teman kumparan!
Konten dari Pengguna
17 September 2020 16:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari teman kumparan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi cemas saat pandemi corona. Foto: Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi cemas saat pandemi corona. Foto: Pexels
ADVERTISEMENT
Kasus corona yang semakin meningkat kerap membuat kita cemas. Di tengah kondisi yang serba tak menentu, sering kali kita was-was soal kesehatan fisik dan bingung tentang info valid mengenai corona.
ADVERTISEMENT
kumparan membuat Program Teman Curhat bersama dokter khusus untuk member yang tergabung di grup online resmi komunitas Teman kumparan - Corona Update. Lewat Teman Curhat, teman kumparan bisa berkonsultasi, diskusi, dan curhat dengan para expert yang ahli di bidangnya.
Pada Rabu (16/09), Teman kumparan - Corona Update di Grup Telegram telah berkonsultasi dengan Dokter I Made Cock Wirawan, sosok dokter yang aktif di balik akun media sosial @blogdokter. Saat ini dokter Made juga berpraktik di RSAD Udayana Denpasar.
Penasaran seperti apa konsultasi teman kumparan bersama Dokter Made? Simak rangkumannya di bawah ini.
Teman Curhat bersama Dokter I Made Cock Wirawan. Foto: dok. kumparan
Tanya: Apakah orang yang sudah pernah terinfeksi corona memiliki kemungkinan covidnya aktif lagi dan menyerang pasien kembali ketika imunitasnya drop?
ADVERTISEMENT
Jawab: Covid-19 adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh salah satu varian virus corona atau SARS-Cov2. Penyakit ini bisa sembuh dengan baik tanpa menimbulkan risiko kekambuhan seperti beberapa jenis infeksi virus yang lain. Artinya, pasien yang telah sembuh, di dalam tubuhnya sudah tidak ada lagi virus yang bisa aktif sewaktu waktu saat kondisi drop.
Tanya: Apakah orang yang pernah terinfeksi virus corona mungkin untuk terinfeksi 2 kali sehingga bisa menginfeksi orang lain lagi?
Jawab: Bisa, menurut sebuah penelitian di Hongkong dan Amerika Serikat, ada kasus reinfeksi pada Covid-19. Artinya, orang yang sudah sembuh dari Covid-19, memiliki kemungkinan terinfeksi lagi dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama.
Hal ini mungkin berkaitan dengan antibodi Covid-19 yang terbentuk di dalam tubuh memiliki usia yang tidak terlalu lama. Namun, penelitian tentang ini masih sedang berlangsung dan kasus reinfeksi ini pun masih sangat jarang. Jadi, nggak perlu khawatir selama tetap mengikuti semua protokol kesehatan untuk pencegahan infeksi Covid-19.
ADVERTISEMENT
Tanya: Dokter, saat ini ada berbagai gejala Covid-19, salah satunya diare. Adakah uraian yang lengkap mengenai gejala Covid-19 secara menyeluruh?
Jawab: Sebenarnya tidak ada gejala yang sangat khas dari Covid-19 yang bisa diketahui oleh orang awam. Gejala Covid-19 mirip gejala flu biasa dan bervariasi dari yang ringan sampai dengan berat.
Gejala bisa berupa demam, nyeri persendian, nyeri tenggorokan/nyeri menelan dari ringan sampai berat. Pada kasus kasus berat biasanya ditandai dengan gangguan pernafasan seperti sesak nafas dari ringan sampai berat.
Pada beberapa kasus ada pula gejala tambahan seperti diare dan kehilangan rasa pengecap dan penciuman. Intinya, segera ke rumah sakit jika mengalami gejala tersebut diatas dan saat ini berada di daerah zona merah Covid-19 atau pernah kontak dekat dengan orang yang positif Covid-19.
ADVERTISEMENT
Tanya: Jadi tanda-tanda Covid-19 di setiap orang bisa berbeda-beda ya, dok?
Jawab: Betul, dari yang tanpa gejala, gejala yang ringan sampai dengan gejala yang berat. Ringan dan beratnya gejala ini tergantung kondisi fisik pasien dan ada atau tidaknya penyakit komorbid (penyerta) pada pasien tersebut.
Tanya: Saya baca di grup, diare bisa jadi tanda Covid-19. Suami sudah selesai isolasi Jumat kemarin tapi hari ini diare. Apakah ini diare biasa atau masih terinfeksi covid-19, ya?
Jawab: Diare bukan merupakan gejala utama dari Covid-19, jika memang isolasi mandiri sudah dilakukan dengan rentang waktu yang cukup, apalagi ditandai dengan hasil pemeriksaan PCR yang negatif maka kemungkinan diarenya disebabkan oleh hal lain. Coba minum yang cukup untuk mencegah terjadinya dehidrasi akibat diarenya.
ADVERTISEMENT
Tanya: Seberapa efektif vaksin influenza di masa pandemi corona sekarang?
Jawab: Cara kerja vaksin itu spesifik, artinya vaksin untuk influenza hanya bisa mencegah infeksi yang disebabkan oleh virus influenza. Seperti diketahui penyebab Covid-19 adalah virus corona, sehingga vaksin influenza tentu tidak bisa mencegah infeksi virus corona.
Jangankan berbeda jenis, virus yang masih dalam suatu keluarga pun kadang berbeda beda jenis vaksinya, misal vaksin untuk influenza X berbeda dengan vaksin untuk influenza Z. Tapi, vaksin influenza tetap bermanfaat di masa pandemi ini untuk mencegah infeksi influenza karena kehadiran Covid-19 tidak serta merta menghilangkan virus influenza.
Tanya: Apakah di kondisi seperti sekarang sudah boleh/sudah dianjurkan untuk pergi ke dokter gigi atau mata? Karena kalau ke sana beresiko tertular, tapi saya sudah menunda ke dokter gigi setengah tahun ini, dok.
ADVERTISEMENT
Jawab: Kondisi saat ini belum memungkinkan untuk melakukan perawatan rutin ke dokter gigi, mata dan THT karena kasus kasus baru Covid-19 makin banyak jumlahnya. Silakan ke dokter gigi, mata dan THT untuk kasus kasus emergensi yang tidak mungkin untuk ditunda pengobatannya. Sedangkan untuk perawatan rutin, sebaiknya ditunda dulu.
Tanya: Jadi melihat situasi sekarang, belum dianjurkan untuk ke dokter gigi, mata, dan THT ya, dok. Sedangkan kalau urgent, adakah tips untuk meminimalisir risiko terpapar virus corona, dok?
Jawab: Caranya sederhana dan sama saja dengan upaya pencegahan infeksi virus corona secara umum, yakni patuhi protokol kesehatan seperti memakai masker yang standar, face shield (kalau punya), jaga jarak aman dengan orang lain (minimal 1,5 meter), rajin mencuci tangan setelah bersentuhan dengan benda benda yang disentuh banyak orang.
ADVERTISEMENT
Untuk mengurangi masa tunggu di fasilitas kesehatan, buat perjanjian dengan faskesnya, jam berapa harus sudah standby di faskes tersebut untuk mendapatkan pelayanan dengan cepat.
Tanya: Apakah benar setelah terkena virus Covid-19, kondisi paru-paru akan rusak atau menurun?
Jawab: Seperti yang telah saya jelaskan di atas, seseorang yang terinfeksi virus corona atau terkena penyakit Covid-19 bisa mengalami gejala dari yang tanpa gejala sampai dengan gejala yang berat. Nah, pada mereka yang menderita gejala berat, terjadi kerusakan pada paru paru (jaringan paru paru dipenuhi oleh lendir).
Menurut beberapa penelitian yang saya baca, kerusakan pada paru ini bisa permanen, artinya jaringan paru paru yang telah rusak tidak bisa tumbuh normal lagi. Namun jangan khawatir, sebagian besar penderita Covid-19 adalah tanpa gejala dan kalaupun timbul gejala, sifatnya ringan dan tidak sampai merusak paru paru.
ADVERTISEMENT
Tanya: Tentang food transmissions pada Covid-19 apakah memungkinkan?
Jawab: sampai saat ini belum ada bukti kuat yang mengatakan virus corona penyebab Covid-19 dapat menular melalui makanan. Penjelasan sederhananya karena port de entry atau tempat masuk ideal dari virus corona saat menginfeksi manusia adalah yang berhubungan langsung dengan saluran nafas seperti mata, hidung dan mulut saat berbicara/bernafas.
Sebagaimana diketahui, saat kita menelan makanan, saluran penghubung antara saluran nafas dan mulut dalam kondisi tertutup. Namun demikian, pencegahan penularan melalui makanan sebaiknya dilakukan terutama bagi para pengolah makanan (mencuci tangan sebelum dan setelah memegang makanan) menggunakan masker saat menghidangkan makanan dan lain-lain.
Tanya: Saat ini kan dokter di Bali, kondisi Covid-19 di sana seperti apa dok? Sempat lihat di Twitter @blogdokter katanya sempat kehabisan ruang ICU kah?
ADVERTISEMENT
Jawab: Kebetulan rumah sakit tempat saya berdinas saat ini sedang merawat beberapa pasien suspek dan konfirmasi Covid-19. Beberapa hari yang lalu sempat kesulitan merujuk pasien Covid19 dengan gejala berat ke rumah sakit rujukan karena ruang isolasi di rumah sakit rujukan dalam kondisi full.
Kemarin saya tanya teman yang berdinas di rumah sakit rujukan Covid-19 juga mengeluhkan kondisi yang sama, banyak pasien yang tertahan di UGD karena kesulitan mendapatkan ruang isolasi.
Mudah mudahan kondisi ini cepat diantisipasi dengan menambah ruang isolasi dan yang tidak kalah penting adalah peran serta masyarakat dalam mematuhi protokol kesehatan sehingga kasus kasus baru Covid-19 tidak semakin banyak.
Tanya: untuk corona bersifat airborne apakah ada penelitian terbarunya, dok? Apakah sudah bisa dipastikan virus corona bisa menyebar lewat udara?
ADVERTISEMENT
Jawab: Sebenarnya dugaan penularan Covid-19 secara airborne atau melalui udara sudah dibuktikan beberapa bulan yang lalu, tapi saat itu setting penularan adalah di fasilitas kesehatan yang karena tindakan tertentu pada pasien menyebabkan terbentuknya partikel kecil mengandung virus yang dapat melayang layang di udara dalam jangka waktu tertentu.
Untuk penelitian terbaru tentang ini saya belum membaca, hanya saja WHO yang sebelumnya tidak 'mengakui' secara terang terangan penularan airborne ini, baru pada sekitar bulan Juli mengakuinya. Untuk kasus kasus airborne di luar fasilitas kesehatan, saya belum temukan penelitiannya.
====================
Teman curhat merupakan program khusus yang diadakan di grup teman kumparan. Lewat Teman Curhat, teman kumparan bisa berkonsultasi, diskusi, dan curhat dengan para expert yang ahli di bidangnya. Yuk, gabung ke grup teman kumparan di Telegram melalui kum.pr/Coronaupdate. Jangan lewatkan keseruannya, ya!
ADVERTISEMENT
(sif)