Teman Curhat Bersama Dokter I Made Cock Wirawan (@blogdokter) (3)

teman kumparan
Ayo gabung ke komunitas teman kumparan!
Konten dari Pengguna
15 Oktober 2020 12:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari teman kumparan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi kasus corona. Foto: Pexels/Markus Sipkse
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kasus corona. Foto: Pexels/Markus Sipkse
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kasus corona yang semakin meningkat kerap membuat kita cemas. Di tengah kondisi yang serba tak menentu, sering kali kita was-was soal kesehatan fisik dan bingung tentang info valid mengenai corona.
ADVERTISEMENT
kumparan membuat Program Teman Curhat bersama dokter khusus untuk member yang tergabung di grup online resmi komunitas Teman kumparan - Corona Update. Lewat Teman Curhat, teman kumparan bisa melakukan tanya-jawab, berkonsultasi, diskusi, dan curhat dengan dokter yang ahli di bidangnya.
Pada Rabu (14/10), Teman kumparan - Corona Update di Grup Telegram telah berkonsultasi dengan Dokter I Made Cock Wirawan, sosok dokter yang aktif di balik akun media sosial @blogdokter. Saat ini dokter Made juga berpraktik di RSAD Udayana Denpasar.
Penasaran seperti apa tanya-jawab tentang corona antara teman kumparan bersama Dokter Made? Simak rangkumannya di bawah ini.
Teman Curhat bersama Dokter I Made Cock Wirawan. Foto: dok. kumparan
Tanya: Di berita sudah ada info bahwa vaksinasi dimulai November, sedangkan uji klinis saja baru rampung tahun depan. Apa memang saat ini sudah ada vaksin yang efektif?
ADVERTISEMENT
Jawab: Terima kasih pertanyaannya, dari beberapa media dan penelitian yang saya baca, kandidat vaksin Covid19 saat ini masih di tahap uji klinis fase 3 yang artinya sudah memasuki fase fase akhir tahapan pembuatan vaksin.
Namun masalahnya, kita semua belum tahu apakah uji klinis fase 3 ini akan berhasil atau tidak karena pengujiannya sedang berlangsung. Berkaca dari data itu, kayaknya sulit mengatakan vaksin akan siap digunakan publik pada bulan November yang tinggal sebulan lagi.
Dengan kata lain, sampai detik ini, belum ada vaksin yang betul betul siap digunakan untuk publik.
Tanya: Beberapa media mengabarkan bahwa orang yang sudah pernah terkena DBD bisa jadi kebal corona. Apakah info tersebut valid, dok?
ADVERTISEMENT
Jawab: Setiap virus yang menginfeksi manusia akan direspon tubuh dengan memproduksi antibodi untuk virus tersebut.
Uniknya, antibodi yang dihasilkan ini sangat spesifik untuk virus sejenis, artinya antibodi untuk virus A hanya cocok untuk virus A, tidak bisa untuk virus B. Demikian juga antibodi yang dihasilkan tubuh untuk virus DBD hanya cocok untuk melawan virus DBD.
Memang ada penelitian yang membuktikan rendahnya kejadian Covid-19 pada mereka yang pernah terinfeksi DBD tetapi penelitian itu masih penelitian awal.
Kejadian ini kemungkinan disebabkan adanya reaksi silang antibodi antara antibodi untuk DBD dan virus corona. Peneltian ini masih memerlukan penelitian lanjutan untuk menguji efektifitasnya.
Tanya: Batasan kontak yang beresiko terpapar Covid-19 itu detailnya gimana sih, dok? Seperti misalnya bersalaman, ngobrol tanpa masker, atau satu mobil?
ADVERTISEMENT
Jawab: Prinsip utama yang harus dipahami terlebih dahulu adalah cara penularan virus corona penyebab Covid-19. Sebagaimana diketahui, virus corona menular melalui percikan ludah dari orang yang terinfeksi virus corona.
Orang bisa menderita Covid-19 apabila percikan ludah yang mengandung virus corona itu masuk ke dalam tubuhnya melalui saluran yang terhubung ke saluran nafas seperti hidung, mata, dan sebagian kecil melalui mulut.
Bagaimana percikan ludah yang mengandung virus corona ini keluar dari penderita Covid-19? Saat berbicara, saat batuk, saat bersin dan saat buang air kecil/besar (ada penelitian yang menyebut virus corona terdapat pada pup dan air seni).
Nah, kalau prinsip itu sudah dipahami maka kita akan tahu batasan kontak yang bisa menularkan virus corona dan cara mencegahnya agar tidak masuk ke dalam tubuh orang yang sehat.
ADVERTISEMENT
Intinya, selama percikan ludah yang mengandung virus corona bisa kita cegah masuk ke dalam tubuh kita maka selama itu pula kita tidak akan tertular virus corona.
Tanya: Kemarin partner kerja suami saya ada yang dinyatakan positif Covid-19. Mereka sempat berkomunikasi di ruang tertutup lebih dari 15 menit.
Apakah ini berpotensi menular, dok? Tadi siang suami saya swab akhirnya, lagi nunggu hasilnya besok. Yang saya perlu lakukan sekarang apa ya, dok?
Jawab: Potensi penularan tertinggi memang kontak dekat dengan orang yang terinfeksi Covid-19, apalagi terjadi di ruangan tertutup dan saat itu sama sama tidak menggunakan masker. Bila sama sama menggunakan masker maka kemungkinan penularan dapat ditekan sampai 90%.
Yang harus dilakukan saat ini adalah isolasi mandiri sampai hasil swab keluar, gunanya adalah mencegah kontak dekat dengan orang lain sampai bisa dipastikan suami tidak tertular Covid-19.
ADVERTISEMENT
Tanya: Melihat fenomena demo minggu lalu, menurut dokter apakah ke depannya kasus corona di Indonesia akan meningkat drastis, dok?
Karena saya liat di berita hampir semua daerah demo dan pelaksanaannya tanpa social distancing. Tanggapan dokter seperti apa?
Jawab: Masalah demo di masa pandemi Covid-19 ini memang menakutkan. Kenapa? Demo akan menyebabkan terjadinya kerumunan yang tidak terkontrol dan tentu saja mereka enggan menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19.
Apa risikonya? Akan terjadi klaster penularan Covid-19 pada saat demo, apalagi saat itu kondisi tubuh kelelahan sehingga tubuh tidak kuat melawan masuknya virus.
Untuk peningkatan kasus Covid-19, kita tunggu saja data dari Kementrian Kesehatan. Jika tracing dilakukan dengan benar, kemungkinan besar kasus Covid-19 akan meningkat beberapa hari pasca demo.
ADVERTISEMENT
Tanya: Beberapa waktu lalu saya sempat menghadiri kondangan. keluarga mempelai hanya memakai face shield saja, tanpa masker. apakah itu efektif dok?
Jawaban: Sebagaimana penjelasan saya sebelumnya, sumber penularan Covid-19 adalah percikan ludah penderita yang mengandung virus corona. Nah, pemakaian face shield tidak mencegah keluarnya percikan ludah dari mulut pemakainya.
Selain itu, juga tidak menghambat masuknya percikan ludah masuk ke dalam hidung karena hidung dan mulut tidak terlindungi bila hanya memakai face shield. Lalu apa memakai apa yang paling efektif?
Yang paling efektif adalah memakai masker bedah atau masker kain minimal 2 lapis dengan atau tanpa face shield.
Masker dengan face shield paling bagus, masker saja tanpa face shield sudah bagus. Yang kurang dan tidak efektif mencegah penularan Covid-19 adalah yang memakai face shield saja dan tanpa memakai apa-apa.
ADVERTISEMENT
Tanya: Sebenarnya berapa lama waktu yang diperlukan sejak terinfeksi hingga muncul gejala Covid-19? saya kemarin habis ketemu beberapa teman saya di outdoor, pas pulang langsung parno.
Jawab: Dari beberapa literatur yang saya baca, masa inkubasi atau masa sejak masuknya virus corona sampai menimbulkan sakit atau gejala adalah rentang 1 sampai 14 hari atau rata rata 5 hari.
Jadi, kalau dilakukan swab pada rentang waktu itu bila ada virus corona di dalam tubuh maka kemungkinan hasilnya akan positif.
Tanya: Adik kandung saya yang tinggal di luar kota ada yang positif corona dan isolasi mandiri. Kalau isolasi mandiri di rumah apa saja yang harus dikonsumsi oleh penderita Covid-19? Apakah obat-obatan seperti antibiotik dapat membantu, dok?
ADVERTISEMENT
Jawab: Pada prinsipnya isolasi mandiri tujuannya mencegah penularan virus corona ke orang lain. Jadi, saat itu orangnya dalam kondisi baik baik saja sehingga bisa mengonsumsi makanan seperti halnya orang yang sedang sehat.
Cuma yang perlu ditekankan adalah karena saat itu kondisi tubuh sedang terinfeksi virus maka makanan yang diutamakan adalah makanan yang sehat bergizi seimbang sehingga tubuh mendapatkan asupan gizi yang cukup untuk melawan virus.
Nggak ada jenis makanan spesifik untuk ini yang penting lengkap gizinya seperti karbohidrat, protein, lemak baik, vitamin dan mineral. Untuk obat obatan tidak perlu selama tidak ada gejala. Antibiotika tidak perlu tanpa perintah dari dokter.
Selama isolasi mandiri ingat monitor gejala, ya. Kalau muncul gejala seperti demam, batuk, sesak, susah makan dan lain-lain segera ke UGD.
ADVERTISEMENT
Tanya: Saya masih WFH tapi karena PSBB jakarta sudah dilonggarkan mau jaga-jaga dok. kKlau ke kantor berangkat menggunakan kendaraan umum baiknya bawa baju ganti kah dok? atau cukup dengan jaket saja?
Jawab: Sebenarnya cukup jaket saja jika dalam perjalanan bisa jaga jarak dengan baik. Tapi kalau tidak bisa jaga jarak atau berhimpit-himpitan sebaiknya ganti baju dan kalau memungkinkan bisa mandi.
Oh ya, jangan biasakan menyentuh wajah sepanjang perjalanan sebelum tangan dicuci dengan baik menggunakan sabun.
ADVERTISEMENT
====================
Teman curhat merupakan program khusus yang diadakan di grup teman kumparan. Lewat Teman Curhat, teman kumparan bisa berkonsultasi, diskusi, dan curhat dengan para expert yang ahli di bidangnya. Yuk, gabung ke grup teman kumparan di Telegram melalui kum.pr/Coronaupdate. Jangan lewatkan keseruannya, ya!