Teman Curhat Bersama Entrepreneur Fenny Febrian

teman kumparan
Ayo gabung ke komunitas teman kumparan!
Konten dari Pengguna
24 September 2020 15:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari teman kumparan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi bisnis online. Foto: Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bisnis online. Foto: Pexels
ADVERTISEMENT
Kondisi pandemi ini membuat semua serba tak menentu. Bukan hanya was-was soal kesehatan fisik, tetapi juga membuat kita khawatir akan kondisi ekonomi yang tidak stabil. Tak terkecuali bagi pelaku usaha kecil dan menengah (UMKM) yang ikut menelan pil pahit selama pandemi.
ADVERTISEMENT
Untuk membantu kamu menghadapi permasalahan tersebut, kumparan membuat Program Teman Curhat khusus untuk member yang tergabung di grup online resmi komunitas teman kumparan. Lewat Teman Curhat, teman kumparan bisa berkonsultasi, diskusi, dan curhat dengan para expertise bisnis yang ahli di bidangnya.
Pada Rabu (23/09), Teman kumparan telah berkonsultasi dengan Fenny Febrian, Founder Digital Agency Lagi Kreatif dan Owner Its Lemons. Sudah terbiasa berwirausaha, wanita yang kerap disapa Fenny ini memutuskan untuk menjadi pebisnis online sejak lulus kuliah.
Fenny kemudian banyak mempelajari cara mengelola iklan berbayar seperti FB ads, Google ads, dan mencoba banyak tools lainnya untuk membantu mengoptimasi penjualan hingga akhirnya mendirikan digital agency sendiri bersama teman-temannya.
Penasaran seperti apa isi dari curhatan teman kumparan dan bagaimana Fenny menjawabnya? Simak rangkumannya di bawah ini, yuk!
Teman curhat bersama entrepreneur Fenny Febrian. Foto: dok. kumparan
Pertanyaan: Karena pandemi pendapatan saya berkurang karena berkurangnya waktu kerja jadi berpengaruh ke pengurangan gaji. Akhirnya pada bulan Juni lalu saya mencoba usaha kecil-kecilan dengan berjualan online dimsum frozen dan matang.
ADVERTISEMENT
Pada bulan Juli nya saya memberanikan diri untuk buka offline, bukin kedai dimsum di perumahan. tapi sampai saat ini saya belum tau profit rata-rata perbulannya berapa dari semua penjualan saya. Setiap mau coba buat laporan penjualan, bawaannya bingung gitu harus mulai dari mana. Bagaimana solusinya ya, Mbak Fenny?
Jawab: Sebetulnya sangat mudah untuk menghitung profit dari usaha Mbak, yang penting semua data keluar masuk uang tercatat (tantangannya kalo usaha sendiri kadang males nih untuk catat mencatat). Hehe saya pun ngalamin mba, semua yang tercatat itu bisa diukur, jadi emang mesti niat buat catat semuanya, yaa.
Nah untuk menghitung berapa nett profitnya pake rumus ini aja:
Nett Profit = Omzet Penjualan - Harga Pokok Penjualan - Biaya Operasional dan Biaya Lainnya.
ADVERTISEMENT
Idealnya kalo untuk bisnis makanan nett profit marginnya di 10-15% 🙂.
Untuk reseller-nya harus di-maintain dengan baik, supaya mereka loyal berjualan produknya Mbak. misalnya Mbak menyediakan marketing tools untuk memudahkan mereka memasarkan produk Dimsum Frozennya secara online.
Untuk Mbak, rajin-rajin untuk cek di Google trend juga agar bisa tau trend frozen food yang lagi banyak dicari orang.
Tanya: Selama ini aku udah nyatet pengeluaran pemasukan aku. Next-nya yang harus disiapin tuh tabungan atau dana darurat, ya? Dan bolehkah mulai belajar investasi?
Jawab: Kalo ngikutin dari beberapa saran financial planner biasanya kalo hitungan dari gaji itu dipilah-pilahnya begini :
ADVERTISEMENT
Nah kalau kita sendiri berwirausaha, saya pribadi dari usaha tersebut tetap harus mengeluarkan dana untuk menggaji diri kita sendiri, dan untuk persentasenya investastinya tetap sama mba, 10% dari penghasilan kita.
Tanya: Saya seorang admin di suatu perusahaan dan punya usaha sampingan yaitu Bubur MPASI. Pembeli sangat menurun drastis, boleh minta tips untuk mengatasi bisnis lesu tapi harus tetap mengeluarkan biaya operasional, Mbak?
Jawab: Kondisi pandemi saat ini menyebabkan masih rendahnya daya beli masyarakat yang juga berdampak pada semua usaha mikro, kecil dan menengah. Pembelian yang sangat menurun drastis ini sedang dirasakan banyak pelaku usaha, Mbak. Di saat seperti ini kita harus pandai cari peluang, apa yang dibutuhkan masyarakat dengan kondisi saat ini?
ADVERTISEMENT
Saya sendiri langsung ambil peluang bisnis minuman kesehatan untuk menambah daya tahan tubuh, hehe.
Tipsnya untuk mengatasi bisnis lesu, kalau saya pribadi yang akan saya lakukan :
1. Memperbaiki konten-konten promosi produk,
2. Perbanyak channel distribusi produk (masuk ke semua marketplace, sosmed, messenger, dll)
3. Perbanyak konten edukasi juga, sehingga calon pembeli bisa mendapatkan value yang lebih jika membeli produknya Mbak, mungkin bisa diangkat angle dari segi kehigienisan produk mba, atau varian bubur MPASI yang lebih bervariasi.
Saat ini juga banyak orang lagi butuh peluang bisnis, dikarenakan banyak PHK. Mbak juga bisa jadi salah seorang yang membuka peluang bisnis untuk teman-teman di luar sana yang kena PHK.
Mbak bisa mulai membuka peluang buat orang lain untuk join jadi reseller dari produk dimsumnya Mbak. Berdasarkan beberapa pengalaman saya handle klien dan bisnis pribadi, minat orang yang mau jadi reseller bertumbuh pesat. Dari reseller itu akan menjadi channel distribusi baru untuk produknya Mbak.
ADVERTISEMENT
Teman kumparan lainnya juga bisa coba mulai menambah channel distribusi lain dengan merekrut reseller.
Tanya: Saat ini aku kerja dan pengen mulai coba usaha supaya muter uangnya. Tapi selalu ada ketakutan gitu mbak, karena pesaingnya banyak.
Aku kepikiran untuk usaha baju buat hijabers atau jualan skincare tapi masih bingung. Nah sepengalaman Mbak Fenny, buat nentuin usaha yg mau kita rintis tuh pertimbangannya apa aja, ya?
Jawab: Ketakutan itu juga ada waktu saya mau mulai bisnis. Takut nggak ada yang beli, takut rugi, dan takut-takut yang lain hehehe. Itu manusiawi kok, Mbak.
Kalau kita mencoba memulai, maka ada 2 kemungkinan. Bisa jadi berhasil atau belum berhasil. Tapi kalo kita memutuskan gak mencoba, hasilnya udah pasti gagal.
ADVERTISEMENT
Untuk meminimalisir ketakutan itu, sebaiknya harus riset dulu, produk yang mau kita jual itu sebenernya peminatnya banyak gak, aku biasa ceknya di Google trend mba, kita bisa lihat grafiknya naik apa turun pencariannya di Google. Jadi nggak cuma berdasarkan pengennya kita, nggak cuma berdasarkan feeling kita.
Karena tadi kan Mbak bilangnya uangnya biar muter, nggak harus langsung bikin produk sendiri, Mbak bisa mulai dulu dari jualin produk orang, misalnya dropship gitu mbak. Ketika mbak udah tau pasarnya, nanti mbak bisa banget bikin produk sendiri, karena pasarnya sudah siap menyerap produk yang mba bikin.
Untuk riset bisa coba pakai: Google trend atau Word Tracker.
Di akhir sesi, Fenny menambahkan, "karena memang situasi sekarang sangat-sangat tidak stabil, tidak seperti biasanya, pola-pola bisnis yang kita jalankan sebelumnya bisa jadi tak berlaku di saat sekarang ini. Kita sebisa mungkin harus bisa survive, kekuatan speed kita juga untuk melihat peluang pada apapun kondisinya."
ADVERTISEMENT
(sif)
====================
Teman curhat merupakan program khusus yang diadakan di grup teman kumparan. Lewat Teman Curhat, teman kumparan bisa berkonsultasi, diskusi, dan curhat dengan para expert yang ahli di bidangnya. Yuk, gabung ke grup teman kumparan di Telegram melalui kum.pr/Temankumparan. Jangan lewatkan keseruannya, ya!