news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Teman Curhat Bersama Entrepreneur Wisnu Sakti Dewobroto

teman kumparan
Ayo gabung ke komunitas teman kumparan!
Konten dari Pengguna
23 September 2020 18:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari teman kumparan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi merintis bisnis. Foto: Pexels/
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi merintis bisnis. Foto: Pexels/
ADVERTISEMENT
Kondisi pandemi ini membuat semua serba tak menentu. Bukan hanya was-was soal kesehatan fisik, tetapi juga membuat kita khawatir akan kondisi ekonomi yang tidak stabil. Tak terkecuali bagi pelaku usaha kecil dan menengah (UMKM) yang ikut menelan pil pahit selama pandemi.
ADVERTISEMENT
Untuk membantu kamu menghadapi permasalahan tersebut, kumparan membuat Program Teman Curhat khusus untuk member yang tergabung di grup online resmi komunitas teman kumparan. Lewat Teman Curhat, teman kumparan bisa berkonsultasi, diskusi, dan curhat dengan para expertise bisnis yang ahli di bidangnya.
Pada Rabu (23/09), Teman kumparan telah berkonsultasi dengan Wisnu Sakti Dewobroto, owner Gadjah Mungkur Group, business coach, sekaligus Sekretaris Umum dari Komunitas Tangan Di Atas (TDA).
Menyelesaikan gelar doktoral di Universitas Trisakti jurusan Business Management, pria yang kerap disapa Mas Wisnu ini bercita-cita untuk menjadi seorang guru dan mentor bisnis yang baik. Ia pun aktif menjadi coach bisnis di Universitas Podomoro.
Penasaran seperti apa isi dari curhatan teman kumparan dan bagaimana Mas Wisnu menjawabnya? Simak rangkumannya di bawah ini, yuk!
Teman curhat bersama Wisnu Sakti Dewobroto. Foto: dok. kumparan
Tanya: Mas Wisnu, kira-kira bagaimana ya gambaran perilaku konsumen F&B saat next normal nanti? Saya punya bisnis kopi, rencananya mau pindah tempat karena sewanya sudah mau habis.
ADVERTISEMENT
Lalu lagi mengatur strategi agar tidak banyak biaya operasional keluar. Bagaimana ya Mas?
Jawab: Perilaku konsumen sekarang menjadi penting untuk diperhatikan di era turbulensi yang semuanya cepat sekali berubah.
Sekarang banyak yang menganalisa perilaku konsumen khususnya untuk industri F&B. Nah, secara umum ini perilaku konsumen sekarang.
Ilustrasi perilaku konsumen sekarang. Foto: dok. Wisnu Dewobroto
FMCG baru contohnya seperti sekarang yang exist sekali, hand sanitizer. Dulu ngelirik aja mungkin nggak ya, hehehe.
Sekarang hand sanitizer, kemudian ada tisu basah khusus menghilangkan bakteri yang menjadi sangat booming. Itu bisa dikategorikan FMCG baru, mungkin ke depannya ada lagi.
Hal-hal yang dibunuh corona. Foto: dok. Wisnu Dewobroto
Mas Siwo juga pernah menganalisa hal-hal yang dibunuh corona. Asal bisnis kita memberikan solusi terhadap permasalahan diatas, insha Allah aman.
Untuk bisnis kopi, solusinya seperti ini kan yang sudah ada, dibuat kopi 1 literan. Kalau untuk makanan, bisa frozen atau ready to cook meal.
ADVERTISEMENT
Saran saya untuk sekarang coba mas lihat kontribusi pendapatan yang paling banyak dari mana? Fokus di situ saja selama masa bertahan ini, untuk next normal bagaimana? Terus pendekatan ke konsumen, temukan jawaban mas dengan berempati kepada customer, ajak ngobrol dan cari tau apa yang diinginkannya, lalu berikan solusi.
Tapi melihat kondisi yang tidak pasti kedepan, gunakan platform online. Walaupun memang sudah padat, selama apa yang kita tawarkan unik / berbeda dengan pesaing, Insha Allah produk kita tetap bisa unggul dan dicari orang.
Tanya: Bagaimana ya cara mengatasi kegagalan dan kerugian karena kondisi Covid-19 seperti saat ini? Apa yang perlu terlebih dahulu dipangkas biayanya?
Jawab: Menarik ini, dan banyak sekali yang memang menanyakan masalah ini. Pertama dalam kondisi ini, bertahan saja sudah baik, namun tetap berharap juga bisa bertumbuh dan untung.
ADVERTISEMENT
Dalam hal keuangan dan dalam kondisi saat ini, cash flow sangat penting. Bijaklah dalam mengatur cash flow. Yakinkan cash tetap ada hingga masa pandemi ini berakhir. Dan ada beberapa resep dari teman saya berkaitan dengan likuiditas / mengatur cash flow.
Kembali lagi hehehe ilmu saya banyak yang didapat dari teman dan sahabat. saya tinggal nerima saja dan membagikan hehehe.
Pertama ada Operating Cash Flow (OCF), yaitu cash yang didapat dari penjualan produk / jasa, seperti yang kita lakukan dalam menjalankan bisnis.
Selain itu, kita bisa generate cash dari sumber kedua, Investing Cash Flow (ICF), yaitu cash yang kita dapat dari hasil investasi kita seperti tanah, rumah, dan ruko. Gunakan itu, jadikan sumber cash.
ADVERTISEMENT
Kalau kepepet, kita bisa juga menjual aset yang kita pernah jadikan investasi. Ini untuk menyelamatkan bisnis kita dalam kondisi darurat.
Yang ketiga ada Financing Cash Flow (FCF), kita bisa mendapatkan cash dari hasil menawarkan saham bisnis kita ke orang lain. Dalam hal ini mungkin Mas bisa menawarkan saham cafe rumahan Mas kepada rekan atau sahabat. Itu juga bisa mengatasi kerugian dan menyelamatkan bisnisnya Mas.
Bagaimana untuk memangkas biaya? Atau tepatnya mengoptimasi pengeluaran yang akhirnya meningkatkan keuntungan, yang bisa dilakukan adalah :
Sederhanakan prosesnya agar lebih murah, gunakan tenaga outsource, negosiasi dengan supplier / bank untuk menunda pembayaran, dan lakukan efisiensi. Semoga bermanfaat.
Tanya: Saya sedang bergerak di bidang jasa yaitu membuat konten storytelling, bagaimana cara mengembangkan sebuah akun Instagram menjadi sebuah bisnis sampingan? Apakah untung dan ruginya kalau memilih jalan bisnis lewat produksi konten ya, Mas?
ADVERTISEMENT
Jawab: Wihh... keren jasanya membuat konten storytelling. Wah seru kalau nanti bisa dilengkapi dengan alamat IG-nya.
Jangankan bisnis sampingan, bisnis utama juga bisa, hehehe. Memang jaman sekarang ini memanfaatkan dan me-monetize followers/pengikut/fans, apapun istilahnya menjadi sebuah keuntungan dan bisnis yang menjanjikan.
Ibarat kita mau memancing, mana yang lebih baik, memancing di lautan luas atau di kolam ikan? Pastinya udah gampang dan pasti dapat ikannya kalau kita mancing di kolam ikan.
Ini sama dengan kalau kita mempunyai akun yang followers-nya buaanyak. Tinggal kita monetize saja, caranya bagaimana?
Pertama, Mbak bisa menawarkan jasa konten storytelling-nya dan itu mungkin core business-nya Mbak. Tapi kalau saya relasikan teori bisnis yang namanya PSS (Product and Service System), jangan lupa kita juga bisa mendapatkan revenue dengan menciptakan produk dari jasa yang kita tawarkan.
ADVERTISEMENT
Contohnya jasa Mbak adalah konten storytelling, dari jasa itu buat juga produk berupa barang contohnya, buku tips tentang storytelling, atau merchandise yang isinya storytelling Mbak.
Selain barang, maksimalkan jasa konten storytelling-nya dengan membuat pelatihan membuat storytelling dan lainnya. Kuncinya untuk pendapatan/revenue, maksimalkan kedua hal itu. Service (jasa) dan product (barang).
Kalau ditanya untung ruginya ya hanya bisa kelihatan di laporan keuangan Mbak. Tapi saya mau Mbak sekarang konsentrasi saja ke macam-macam bentuk (jasa dan produk) yang Mbak bisa jual. Maksimalkan itu, semoga untung.
Tanya: Mas, saya baru mau mulai belajar bisnis pasca terkena dampak layoff kantor, kalau MLM itu untung ruginya apa, ya?
Jawab: Banyak cara untuk berbisnis, yaitu dengan memasarkan produk kita atau memasarkan produk orang lain/perusahaan lain (MLM). Dan kedua-duanya bagus.
ADVERTISEMENT
Ini semua tergantung dari kemampuan mbak, biasanya memang kalau ikut MLM kita harus menyetorkan sejumlah uang, ya? Apakah itu bisa diterima?
Kalau misalnya bisa, dipersilakan. Apalagi kalau Mbak jago ngomong, hehehe. Dulu saya juga pernah ikut MLM beberapa kali dan sampai diberikan hadiah jalan-jalan segala. Banyak hal yang bisa saya dapatkan, terutama belajar berani menawarkan produk ke orang lain.
Namun sayangnya kalau kita menawarkan produk MLM, kita membangun bisnis orang lain, ya. Jadi kesimpulan saya memang MLM ini entry terbaik untuk orang yang mau belajar berbisnis.
Namun, setelah sekian lama, ternyata menawarkan produk kita sendiri malah lebih menguntungkan. Dan keuntungan lain adalah membangun brand sendiri, dan ada kebanggaan sendiri karena kita mempunyai yang lahir dari pemikiran kita sendiri.
ADVERTISEMENT
Sekarang begini, kalau Mbak tidak punya banyak waktu, dan menurut mbak Jihan mengikuti MLM itu merupakan jalan pintas, dan Mbak memiliki kemampuan sales yang baik, silakan dijalankan. Karena ini tergantung urgency-nya.
Tanya: Bagaimana caranya mendevelop suatu produk dari nol, mas?
Jawab: Mendevelop produk sendiri memang butuh waktu. Saya kasih resepnya, ya.
Dimulai dari melihat keahlian apa yang dimiliki Mbak? Lihat apa kira-kira masalah yang ada di masyarakat yang bisa diatasi oleh keahlian Mbak. Nah itu sebenarnya peluang dan cikal bakal jadi ide bisnis Mbak.
Setelah punya ide bisnis, langkah selanjutnya apa? Kita lihat ilustrasi berikut ini.
Langkah menentukan ide bisnis. Foto: dok. Wisnu Dewobroto
Kita mulai dari dasar, dan list yang harus kita lewati. Untuk memulai ide bisnis, list dulu apa yang perlu dilakukan untuk mewujudkannya. Kemudian catat juga alat-alat atau apa saja (yang Anda miliki) yang dapat membantu Anda dalam mewujudkan ide bisnis tersebut.
ADVERTISEMENT
Nah, sekarang Anda tau apa yang Anda punya dan yang tidak? Untuk hal yang Anda tidak miliki, saatnya Anda lihat siapa yang bisa membantu Anda untuk melengkapi hal yang tidak dipunya tadi, sehingga bisnis anda bisa terwujud.
Tanya: Mas, saya ada rencana mau memulai bisnis handmade hampers gitu. Adakah tips atau langkah yang harus saya ambil dulu dalam memulai?
Jawab: Teman kumparan, kalau kita berbisnis, ke depan akan banyak ketidakpastian yang akan kita temukan. Sama seperti kalau kita masuk hutan. Nggak tahu nanti kita ketemu apa di tengah jalan.
Ada beberapa cara agar kita bisa survive dan lancar saat kita masuk hutan atau dalam konteks ini survive menjalankan suatu bisnis.
ADVERTISEMENT
Ini penting , jangan sampai lupa. Karena melalui petunjukNya lah kita bisa selamat.
Mulai lihat perusahaan hampers yang berhasil, tidak hanya di dalam negeri, tapi di luar negeri. Pelajari yang membuat mereka berhasil. Dan perlu diketahui, trend di US itu 5 tahun lebih dulu dari di Indonesia. Pelajari juga tentang hampers di sana. Siapa tahu Mbak bisa jadi pionir di Indonesia
Buatlah 1 - 2 hampers, difoto dan tawarkan kepada calon konsumen. Kalau ada produk seperti ini apakah ingin beli atau tidak. Teknik ini dinamakan validasi.
Datanglah ke 10 orang calon customer. Dari 10 orang itu berapa yang tertarik untuk beli. Kalau memang yang mau beli itu kurang dari 8 orang, tanyakan kenapa mereka tidak mau beli? Dan jadikan itu input/masukan untuk produk Mbak.
ADVERTISEMENT
Kemudian buatlah lagi prototype berikutnya yang sudah disesuaikan dari masukan-masukan yang didapat dari calon customer yang tidak mau beli tadi.
Lakukan itu berkali-kali sehingga terdapat 9 dari 10 orang yang mau membeli atau memesan produk Mbak. Atau bahkan dari 10 orang itu semua mau beli produk Mbak, ya.
Dari calon customer yang pernah ditanya untuk membeli produk Mbak, catat nomor teleponnya dan usahakan jadi pembeli potensial di awal. Jangan lupa untuk minta testimoni dan lainnya. Karena word of mouth (WOM) masih menjadi trigger utama calon customer untuk membeli produk Mbak.
Terbukti di beberapa survei, WOM atau pemasaran dari mulut ke mulut masih menjadi hal penting yang membuat calon customer untuk mencoba atau membeli sesuatu. Dan urutan kedua yang berpotensi untuk mendatangkan calon customer adalah rekomendasi dari orang lain yang di posting di media online.
ADVERTISEMENT
Kalau banyak review mengenai produk Mbak, pasti akan banyak calon customer yang akan terpancing untuk beli produknya. Kerja sama dengan para blogger/ vlogger ya Mbak di awal. Mungkin bisa membantu untuk mereview produk Mbak. Yuk dimulai dari sekarang.
(sif)
====================
Teman curhat merupakan program khusus yang diadakan di grup teman kumparan. Lewat Teman Curhat, teman kumparan bisa berkonsultasi, diskusi, dan curhat dengan para expert yang ahli di bidangnya. Yuk, gabung ke grup teman kumparan di Telegram melalui kum.pr/Temankumparan. Jangan lewatkan keseruannya, ya!
ADVERTISEMENT