Teman Curhat Bersama Psikolog Klinis Nago Tejena (15)

teman kumparan
Ayo gabung ke komunitas teman kumparan!
Konten dari Pengguna
19 Mei 2021 10:15 WIB
·
waktu baca 10 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari teman kumparan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Program Teman Curhat Bersama Nago Tejena. Foto: kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Program Teman Curhat Bersama Nago Tejena. Foto: kumparan
ADVERTISEMENT
Ada yang spesial di grup teman kumparan. Kalau kamu butuh teman cerita tapi bingung mau cerita ke siapa, grup teman kumparan menyediakan program curhat secara gratis dengan psikolog, lho. Teman Curhat namanya. Program ini hadir setiap hari Selasa agar member grup teman kumparan dapat mengungkapkan permasalahannya kepada Psikolog Klinis Nago Tejena secara gratis.
ADVERTISEMENT
Penasaran seperti apa curhatan teman kumparan dan bagaimana Kak Nago menjawabnya? Simak rangkumannya di bawah ini!
Curhatan: Saya orang yang tidak percaya diri. Setiap kali orang menatap saya, saya merasa gugup dan lemah. Meski mereka adalah teman di sekolah. Dengan adanya daring, saya merasa tenang. Sebelumnya pun saya tinggal jauh di pesantren, jauh dari keluarga. Maka dari itu saya senang berada dirumah, dekat dengan keluarga.
Namun selama pandemi ini, nilai saya justru turun. Malas-malasan dsb. Dan saya juga baru menyadari bahwa selama pandemi ini, muncul suatu kebiasaan yang menurut saya aneh. Saya suka membuat semacam naskah di dalam pikiran saya, lalu saya berbicara sendiri. Kata teman saya, mereka juga melakukannya. Tapi, semakin saya memikirkannya semakin gila sendiri rasanya.
ADVERTISEMENT
Akhir-akhir ini juga, saya sering menangis untuk hal yang membebani pikiran saya. Orangtua saya tidak keras, dan sangat terbuka untuk saling bertukar keresahan. Tapi, setiap kali saya ingin bercerita, semua tertahan di dalam hati dan berakhir dengan hanya mengeluarkan air mata.
Saya juga terus berpikir bahwa orang tua saya pasti sudah banyak memikirkan hal-hal yang berkaitan dengan saudara saya, kakak dan adik saya. Jadi saya rasa akan sangat merepotkan bila saya juga mengganggu. Lama-lama beban itu hilang sendiri. Tapi, semakin lama pula, semakin sesak untuk ditahan, saya justru memilih bercerita tertulis di sini dibanding dengan orang tua saya.
Jawab: Halo, aku coba untuk jawab ya :)
Ketika kita menemui berbagai jenis permasalahan di dunia ini, mungkin muncul keinginan kita untuk bercerita dengan orang lain. Sebenarnya tujuannya bukan untuk meminta tolong, tetapi hanya untuk sekedar ditemani dalam proses mengurasi kekusutan dalam kepala kita.
ADVERTISEMENT
Akan tetapi, apabila mungkin kita sedang tidak bisa menceritakannya kepada orang lain. Itulah yang membuat kita berusaha mengurainya sendiri, entah itu melalui tulisan ataupun dialog dengan diri sendiri.
Tentu hal tersebut merupakan suatu hal yang boleh dilakukan, asal kamu tidak merasa terganggu. Akan tetapi apabila kamu merasa terganggu, kamu bisa mencoba pelan-pelan mulai bercerita dengan orang lain.
Kamu bisa mulai dengan orang yang kamu anggap kamu percaya, atau nyaman untuk bercerita. Bisa teman dekat, bisa orang tua, bisa saudara, atau mungkin profesional yang siap untuk mendengarkan.
Bercerita kepada orang lain tidak selalu berarti kita lemah, tidak selalu berarti juga merepotkan mereka. Namun itu adalah suatu aktivitas yang wajar kita lakukan sebagai makhluk sosial.
ADVERTISEMENT
Selamat mencoba pelan-pelan yaa.
Curhatan: Hai Mas, saya seorang lelaki yang sebentar lagi akan menikah. Mungkin ini masalah klise dan banyak dialami banyak orang.
Ini tentang pasangan, beberapa waktu yang lalu saya mengalami kejadian tidak menyenangkan, dia melakukan hal yang tidak semestinya dilakukan dan saya tidak tau sebenarnya sudah benar-benar memaafkan atau belum, kadang-kadang kalau ingat ya sakit tapi kalau nggak ya biasa aja, normal sih.
Saya berasal dari keluarga ekonomi bawah, gaji saya di bawah gaji pasangan saya dan itu membuat saya kecil hati, terlebih kemarin saya baru saja membeli mas kawin untuk dia dengan semampu saya, entah ikhlas atau tidak ketika saya memberikan itu untuk pasangan saya. Tadi malam kita berdua baru membeli seserahan dan tas untuk ibu saya dan ibu dia, dan dia memilih yang paling murah.
ADVERTISEMENT
Memang saya tau itu semua dibeli dengan uang dia, ketika sampai rumah dia berkata "mas ini seserahan aku yang beli semua?" saya tau membedakan nada emosi, dia marah. Dan saya merasa sakit dengan kata-kata itu dan saya merasa kenapa dia bisa dengan mudah mengungkapkan hal-hal semacam itu.
Saya tidak bisa cerita tentang kejelekan pasangan saya ke orang lain, di titik paling marah, saya justru ketawa campur nangis, dan itu saya merasa dada saya sangat sesak. Saya sering ibadah dan menceritakan itu pada Tuhan saya dan memang ada sedikit kelegaan, tapi sikap seperti apa yang harus saya ambil, apakah saya harus sabar dan mengalah, bagaimana cara agar tetap bisa tegas dan dihormati oleh pasangan saya.
ADVERTISEMENT
Apakah ini cobaan atau memang wajar terjadi? dan maaf apabila cerita saya melenceng dari topik. Terima kasih sudah membaca, sehat selalu untuk Mas nya.
Jawab: Halo.. terima kasih sudah bercerita ya.
Aku tidak bisa menilai apakah ini suatu cobaan yang wajar terjadi atau tidak, namun akan tetapi.. sebenarnya apa yang kamu inginkan saat ini?
Hubungan dibentuk dari bagaimana kita membentuk komunikasi antara diri kita dan pasangan. Sebaiknya kita sama-sama saling mengetahui keresahan, kerentanan, serta hal-hal yang membuat satu sama lain tidak nyaman.
Menurutku daripada bingung bagaimana sikap yang terbaik untuk ditunjukkan (apakah kita harus mengalah? apakah kita harus tegas?), sebaiknya kita sampaikan saja apa yang kita rasakan saat ini
ADVERTISEMENT
Kalau menurutmu kamu masih sakit hati, coba sampaikan. Kalau menurutmu kamu masih dendam meski berusaha memaafkan, sampaikan juga. Kalau menurutmu ada hal yang dia lakukan dan membuatmu tersinggung, sampaikan juga.
Ingat menyampaikan disini bukan bermaksud untuk menyerang dia dan menimbulkan konflik, namun untuk mengangkat ketidaknyamanan yang kamu miliki.
Semoga dengan komunikasi terbuka, kalian bisa membuat keputusan terbaik bersama untuk hubungan ini, sebagai sebuah pasangan.
Selamat berjuang!
Curhatan: Halo, Bang Nago. Bang mau tanya solusi menyikapi hal ini. Mudah-mudahan Abang berkenan menjawab. Jadi aku pernah deket sama cowok, sekarang udah gak deket sih, tapi kaya unfinished business gitu.
Sampe sekarang aku masih bertanya-tanya, sampe aku ada di titik di mana ngerasa selama ini cowok itu bohongin dirinya sendiri, diriku dan orang tua. Selama kita deket, rasa sayangnya dia ke aku itu cuma pura-pura, padahal dari omongannya sampe janji mau nikah.
ADVERTISEMENT
Sekarang aku kayak nya mengalami trauma dan rasa sakit yang lebih besar karena kepura-puraannya itu. Udah ikhlas lepasin karena toxic juga sih dia selingkuh. Ini gak mau kepikiran, tapi kenapa ya terus-terusan kepikiran. Semoga Abang berkenan menjawab ya. Thank you, Bang Nago.
Jawab: Halo, izinkan aku coba untuk menjawab ya.
Penting dipahami bahwa kita sebagai manusia selalu berkonflik. Satu sisi kita menginginkan A, namun sisi diri kita yang lain menginginkan B. Konflik dalam diri ini tidak terelakkan juga pada saat berhubungan.
Misalkan, meskipun kamu menyadari bahwa dia sering membohongi banyak pihak, bersikap toxic, dan lainnya. Akan tetapi mungkin ada bagian dari diri kamu yang mendapatkan sesuatu dalam hubungan ini. Entah itu perhatian, kenyamanan, rasa sayang, dan seterusnya.
ADVERTISEMENT
Itulah yang mungkin membuat kita merasa ini "unfinished" dan kepikiran, sehingga sulit untuk benar-benar melepas walaupun kita merasa sudah ikhlas.
Nah, kira-kira apa yang sebenarnya kamu inginkan, dapatkan, atau harapkan dalam hubungan ini? Pertanyaan ini bisa membantumu untuk menggali kembali apa keinginanmu sebenarnya, meski tidak berarti kamu ingin kembali kepadanya.
Curhatan: Bagaimana cara mengatasi luka-luka masa lalu yang terkadang muncul tanpa diundang dan sangat menguras emosi? Di usia yang sekarang, saya baru benar-benar merasakan dampaknya. Luka-luka batin itu dulu saya alami dari dalam keluarga. Saya merasa dibedakan dengan kakak dan adik laki-laki saya.
Mereka dari dulu selalu mendapat dukungan penuh akan apa yang ingin dijalani, sering mendapat perhatian lebih dan lebih sering diajak berkomunikasi. Sementara saya, sejak lulus SMA, saya sedih tidak bisa melanjutkan kuliah di mana saya ingin mengeksplor diri saya. Saya akhirnya mengikuti perintah orang tua saya dalam berkuliah karena di satu sisi saya takut apabila tidak menuruti perintah orang tua saya yang sangat kekeh saat itu. Saya pun akhirnya juga memilih jalur pekerjaan yang sesuai dengan jurusan kuliah yang ditetapkan oleh kedua orang tua saya itu.
ADVERTISEMENT
Semenjak menjalani kuliah yang bukan keinginan saya, saya jadi cenderung penyendiri, hanya berfokus berusaha sekuat tenaga agar bisa menjalani kuliah dengan sebaik mungkin agar orang tua saya bangga dengan hasil nilai kuliah saya. Saya kurang bisa menyeimbangkan antara menikmati dalam bersosialisasi antar teman dengan fokus kuliah.
Saya hanya cenderung fokus pada tugas-tugas kuliah dan sudah sangat jarang bersosialisasi seperti ketika saya SMA dulu. Kini saya sudah selesai menjalani kuliah dan baru merasakan sangat tidak enak menjalani pekerjaan yang bukan karena kemauan saya. Dan baru saat ini pula setelah terjadi suatu kondisi di mana saya benar-benar down, tidak bisa menahan semuanya, orang tua saya mulai mengerti dan tidak ingin memaksakan kehendak lagi. Tapi saya harus bagaimana sekarang?
ADVERTISEMENT
Saya terkadang merasa mimpi-mimpi saya sudah pupus, saya sudah menjalani kuliah di jurusan yang bukan saya sukai. Saya bingung dengan hidup saya yang tidak seperti kakak saya yang kuliah atas kemauannya dan kini sedang mengembangkan dirinya pada apa yang menjadi passionnya.
Sementara saya? Saya hanya berusaha kuat dan tetap percaya akan harapan, tapi suatu waktu saya juga lelah dan kembali merasakan semua ketidakadilan yang saya dapatkan dari kedua orang tua saya.
Terkadang saya berpikir bahwa saya sebenarnya pasti tidak diharapkan oleh kedua orang tua saya, karena dulu pasti menginginkan anak laki-laki, tetapi yang lahir masih perempuan. Saya anak kedua dari 3 bersaudara, kakak saya perempuan yang tentu dulunya mendapatkan perhatian utuh sejak kecil dari orang tua saya, dan saya memiliki adik laki-laki yang juga sangat dimanjakan akan hal-hal yang diinginkannya pasti selalu dituruti.
ADVERTISEMENT
Jawab: Haloo. terima kasih sudah bercerita tentang pengalamanmu ya.
Aku yakin pasti berat berada di situasi seperti itu, dimana orang tua membatasi perhatian yang diberikan serta terlalu mengarahkan masa depanmu.
Menurutku, hal pertama yang perlu kita tanyakan ke diri kita saat ini adalah "Sebenarnya, apa yang aku inginkan untuk diriku sekarang?".
Meski mungkin banyak pilihan dan kesempatan dalam hidup dulu sudah dibatasi karena kekangan mereka, aku yakin saat ini kita juga masih dihadapkan dengan beberapa pilihan. Pilihan-pilihan dalam hidup yang masih akan menentukan masa depan kita ke depannya
Jangan sampai beban kita di masa lalu yang memberatkan kita, malah menghalangi kemampuan kita untuk memilih pilihan di saat ini. Coba mulai ambil kendali untuk hidupmu secara perlahan
ADVERTISEMENT
Apabila kamu mengalami kesulitan saat melakukannya, besar kemungkinan bahwa kamu masih tergantung secara emosional dengan mereka. Bisa jadi kita merasa berat untuk mengambil pilihan yang bertentangan dengan keinginan orang tua, bahkan ketika kita sudah dewasa dan mandiri sekalipun.
Jika kamu merasakan hal yang seperti itu, mungkin sebenarnya dalam diri kamu masih berharap untuk mendapatkan perhatian dan penerimaan dari mereka. Kalau dirasa benar-benar mengganggu, kamu bisa mencoba untuk menemui profesional untuk mulai menyelesaikan konflik ini.
Semoga membantu :)
Curhatan: Di umur yang baru 30 ini saya sering berpikir untuk:
(1) bunuh diri dari semua stuck dan kepenatan baik di pekerjaan, keluarga, relationship, finansial.
(2) Merasa semua aspek hidup sudah fucked up semua
ADVERTISEMENT
(3) Merasa ngga ada motivasi hidup, dateng ke kantor telat terus, freelance sebagai content creator di dua resto juga, telat deadline posting terus karena mati ide, jarang kasih bulanan ke orang tua karena habis bayar cicilan pinjaman online + credit card dan sering cemburuan sama mantannya pacar padahal cuma silaturahmi biasa (merasa ngga punya apapun yang berharga lagi, cuma pacar, jadi takut kehilangan banget dan pingin protect dia)
Saya harus mulai perbaiki dari mana ketika semuanya berantakan, ketika pagi saya semangat tapi masuk jam 2 siang ke atas suasana hati berubah jadi suram dan sering gak tidur karena pikiran-pikiran menyedihkan yang seolah menyilet-nyilet.
Saya nggak bisa sharing hal ini ke pacar karena dia bakal kepikiran banget dan saya takut dia ilfeel kalo tau saya unstable.
ADVERTISEMENT
Saya harus mulai dari mana kak Nago? karena saya gak mau meninggal dalam keadaan menyedihkan.
Jawab: Halo. kita coba untuk urai pelan-pelan ya.
Ketika kamu mengatakan bahwa, "kamu nggak mau meninggal dalam keadaan menyedihkan," berarti sebenarnya kamu memiliki harapan keadaan ideal yang kamu dambakan.
Entah itu pekerjaan yang lebih baik, hubungan yang lebih sehat, atau kondisi diri yang lebih baik. Apapun harapanmu, sebaiknya itu kita gunakan sebagai tujuan kita.
Memang saat ini keadaannya terkesan kacau balau, tapi apabila hal tersebut merupakan suatu tujuan yang penting untuk kita. Sebaiknya kita mencoba memberanikan diri untuk mengusahakannya
Mulailah dari 1 hal dulu, entah itu keluarga atau hubungan atau pekerjaan, coba benahi pelan-pelan sesuai dengan kemampuanmu. Tidak perlu takut untuk gagal, karena bukankah semuanya sudah terasa berantakan? :)
ADVERTISEMENT
Jika kamu merasa butuh bantuan profesional, mungkin hanya untuk sekedar bercerita atau berdiskusi. Jangan ragu untuk mencoba.
Program Teman Curhat dibuat khusus untuk member yang tergabung di grup online resmi komunitas teman kumparan. Lewat Teman Curhat, teman kumparan bisa berkonsultasi, diskusi, dan curhat dengan Nago Tejena, Psikolog Klinis yang sedang bekerja di Biro Psikologi Universitas Udayana. Psikolog Klinis lulusan Universitas Padjajaran tahun 2018 ini juga sedang aktif memberikan edukasi lewat beberapa webinar.
Pria yang kerap disapa Kak Nago ini berfokus mendalami psikologi klinis, pengembangan diri, dan psikologi anomali (penjelasan psikologi mengenai fenomena supranatural). Bagi teman kumparan yang aktif di media sosial Twitter, pasti enggak asing lagi dengan thread yang membahas isu psikologi dan cerita supra natural dari akun @nagotejena.
ADVERTISEMENT
(tan)
====================
Teman curhat merupakan program khusus yang diadakan di grup teman kumparan. Lewat Teman Curhat, teman kumparan bisa berkonsultasi, diskusi, dan curhat dengan para expert yang ahli di bidangnya. Yuk, gabung ke grup teman kumparan di Telegram melalui kum.pr/Temankumparan. Jangan lewatkan keseruannya, ya!