Teman Curhat Bersama Psikolog Klinis Nago Tejena (16)

teman kumparan
Ayo gabung ke komunitas teman kumparan!
Konten dari Pengguna
3 Juni 2021 19:01 WIB
·
waktu baca 8 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari teman kumparan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Program Teman Curhat Bersama Nago Tejena. Foto: kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Program Teman Curhat Bersama Nago Tejena. Foto: kumparan
ADVERTISEMENT
Salah satu keuntungan yang bisa didapatkan dari bergabung ke komunitas teman kumparan adalah bisa curhat secara gratis dengan Psikolog Klinis Nago Tejena.
ADVERTISEMENT
Di grup teman kumparan, Program Teman Curhat hadir pada hari Selasa di setiap minggunya agar member grup teman kumparan dapat mengungkapkan permasalahannya kepada psikolog secara gratis.
Penasaran seperti apa curhatan teman kumparan dan bagaimana Kak Nago menjawabnya? Simak rangkumannya di bawah ini!
Curhatan: Saya sekarang di usia 26 tahun, semua kakak saya sudah menikah. Tepat saat pandemi menyusup ke Indonesia, saat itu pula saya tidak bekerja dan kembali ke rumah setelah sebelumnya hampir 7 tahun saya merantau untuk kuliah dan bekerja.
Saat saya di rumah, ternyata kejadian di masa kecil tak pernah berubah. Di usia senjanya orang tua saya masih sering bertengkar hebat, ada kalanya mereka mengingatkan saya untuk segera menikah. Saya hanya diam, tapi dalam benak saya untuk apa saya menikah? Siapa yang akan saya jadikan role model? Bagaimana tanggapan laki - laki saat tahu kondisi keluarga saya?
ADVERTISEMENT
Saat saya beberapa kali bertanya kepada teman-teman laki-laki saya, apakah mereka memperhatikan kondisi keluarga saat mencari calon? Jawaban mereka rata - rata sama. Asal usul keturunan jadi pertimbangan.
Dari jawaban mereka saya semakin berpikir, berhakkah saya bahagia? Akankah ada yang menerima saya hanya melihat pribadi saya? Mengapa kehidupan saya harus dikaitkan dengan kehidupan yang lain?
Terimakasih Kak.
Jawaban: Apakah latar belakang keluarga menjadi pertimbangan seseorang saat menjalin hubungan? Bisa jadi..
Apakah ada orang yang tidak terlalu mementingkan latar belakang keluarga? Bisa juga..
Apakah mungkin calon pasangan kita menganggap masalah keluarga kita itu besar? Bisa jadi..
Apakah mungkin calon pasangan kita menganggap masalah keluarga kita itu kecil? Bisa juga..
Banyak alternatif kemungkinan yang terjadi akan dinamika hubungan kita, keluarga kita, pasangan, dan keluarga pasangan di masa depan. Akan tetapi jangan sampai skenario terburuk di bayangan kepala kita malah menjadi penghalang untuk memulai
ADVERTISEMENT
Kenalilah dirimu bersama dengan prinsip-prinsipmu, dengan begitu kamu akan terhubung pula dengan pasangan yang memiliki prinsip serupa
Selamat berjuang!
Curhatan: Halo:) Saya mau curhat mengenai hubungan saya dengan pacar. Pacar saya orang yang baik, tulus, penyayang. Tapi, dia kurang pandai dalam mengatur keuangan sehingga membuat dia terbelit hutang piutang sekarang.
Saya tau, masalah keuangan adalah masalah yg sensitif. Saya sudah coba meninggalkan dia, tapi entah kenapa hati dan pikiran saya bertolak belakang. Ini adalah kedua kalinya dia mengecewakan saya, dulu saya bantu dia untuk keluar dari masalahnya.
Sekarang, saya bingung harus tetap bantu atau pergi saja. Sudah coba curhat ke orang tua atau teman dekat. Tapi, saya tetap saja masih mencari jawaban sendiri sehingga membuat saya sulit tidur dan fokus. Mohon dibantu kasih jawaban yaa Kak, terima kasih:)
ADVERTISEMENT
Jawaban: Sebelum kita menjalin hubungan dengan seseorang, ada baiknya kita melakukan refleksi dulu kira-kira kualitas apa yang kita harapkan dari seorang pasangan.
Entah itu jujur, bertanggungjawab, humoris, dan lainnya. Sehingga ketika ada permasalahan seperti ini, kita bisa paham apakah masalah itu merupakan sesuatu hal yang penting atau tidak bagi kita.
Kalau kamu merasa bahwa kecerobohannya dalam mengatur keuangan merupakan hal yang tidak terlalu penting untukmu, mungkin kamu bisa mencoba lanjut mengusahakan hubungan ini
Tetapi kalau kamu merasa ini adalah hal yang penting dan signifikan bagimu, meninggalkannya bisa menjadi salah satu opsi.
Apapun pilihanmu, tentu akan ada konsekuensinya, sayangnya jawaban dari orang lain tidak akan bisa memuaskanmu, bahkan ketika jawaban itu dariku sekalipun.
ADVERTISEMENT
Coba membuat pertimbangan menurutmu sendiri, coba tentukan "batas" terakhir toleransimu, dan coba buat keputusan dengan berani. Selamat mencoba!
Curhatan: Hi Kak Nago, aku mau curhat masalahku nih, selama 1 tahun kemarin aku struggle masalah percintaan dan banyak hal yang menyebabkan aku jadi depresi, bahkan kehilangan percaya diri, ditambah lagi sekarang kondisi aku yang single dan menganggur belum mendapat kerja makin jadiin aku merasa kesepian, lelah, nggak berharga dan nggak punya tujuan hidup lagi.
Aku menganggur juga bikin semakin aku merasa bersalah, karena setiap orang tua pasti ingin anaknya segera bekerja dan semakin jadilah depresi dalam hidupku ini.
Kadang aku juga lelah sama tingkah laku orang tuaku, mereka suka jadi toxic dalam kehidupanku. Ditambah kehidupanku yang monoton gitu-gitu saja dan pandemi ini mempersulit buat ketemu orang baru. Butuh bantuannya kak gimana caranya aku keluar dari depresi ini?
ADVERTISEMENT
Terimakasih Kak.
Jawaban: Haloo, sepertinya saat ini berbagai hal dalam hidupmu sedang berada pada kondisi yang tidak memuaskan ya. Entah itu keluarga, karir, hubungan, dan seterusnya..
Seringkali ketika kita terlibat dengan permasalahan seperti ini, perasaan negatif kita malah berpengaruh ke permasalahan lainnya juga, sehingga hidup ini terasa penuh dengan beban dan tanpa harapan..
Aku rasa, hal pertama yang penting kamu coba tentukan adalah.. "Apa yang kamu inginkan sekarang?"
Sebelum memulai sesuatu, pertama-tama kamu harus melihat, apa yang ingin kamu perbaiki? apa yang ingin kamu coba? apa yang ingin kamu perjuangkan? Dari sanalah kita bisa mencoba memulai secara perlahan. Untuk menata ulang hidup yang sedang berantakan ini
Selamat memulai :)
Curhatan: Selamat sore. Semenjak Covid-19 melanda, saya lebih senang dirumah daripada keluar rumah mengikuti anjuran pemerintah. Kegiatan lockdown terkadang membuat saya kesepian dirumah, sehingga membuat saya kadang memikirkan lagi tentang masa lalu yang membuat perilaku saya berubah hingga saat ini. Setelah saya searching tentang masalah yang saya alami, saya mengalami anxiety disorder (baru diagnosa saya pribadi). Long story short.
ADVERTISEMENT
Masalah saya sekarang, setiap saya keluar rumah, saya merasa tidak nyaman. Misal saya pergi ke warung, saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan kepada orang sekitar saya saat saya berjalan ke warung. Apakah saya harus menyapa atau biarkan saja, padahal saya sudah tinggal bertahun-tahun di sini tapi tidak tahu bagaimana harus bertindak.
Jika saya bertemu dengan seseorang, saya tidak tahu topik apa yang harus saya bicarakan. Saya seperti sulit untuk membangun komunikasi terhadap orang disekitar saya. Apalagi sekarang saya sedang merantau ikut saudara saya di mana di dlingkungan baru yang saya tinggali. Saya hanya memiliki satu teman dekat.
Apa yang harus saya lakukan agar membangun komunikasi yang efektif dengan orang baru, apakah ini salah saya atau lingkungan saya yang tidak ramah, apakah saya harus pindah dan memilih lingkungan yang lebih kondusif, apakah saya harus mengobrol panjang agar saya bisa dekat dan kenal kepada setiap orang, apa yang harus saya lakukan menghilangkan pikiran negatif yang datang kepada pikiran saya ? Terima kasih.
ADVERTISEMENT
Jawaban: Terima kasih telah bercerita, aku coba untuk menjawab sebisaku ya..
Terdapat banyak alasan yang mungkin bisa menjelaskan mengapa kita bisa merasa terhambat saat berinteraksi secara sosial. Pertama, mungkin karena ini merupakan suatu hal yang baru (terutama ketika merantau). Kedua, mungkin karena kamu memiliki ketakutan tertentu (takut ditolak, takut dianggap tidak asyik, dst). Ketiga, mungkin karena kamu memiliki pengalaman sebelumnya yang membekas (pernah memiliki hubungan yang buruk dengan lingkungan).
Penting bagi kita untuk mengidentifikasi akar masalahnya, sebelum akhirnya mencoba. Aku rasa sebenarnya hubungan yang terbaik merupakan hubungan yang tulus dan genuine. Kamu tidak perlu "memanipulasi" dirimu seperti yang kamu rencanakan, dan coba ungkapkan dirimu apa adanya, serta sampaikan apa yang kamu ingin sampaikan.
ADVERTISEMENT
Cepat atau lambat, kamu akan terhubung dengan orang atau lingkungan di sekitarmu yang cocok denganmu. Selamat berjuang!
Curhatan: Ko saya mahasiswa tingkat akhir di salah satu universitas swasta angkatan 2015. Sudah bisa nebak kan pasti ini masalahnya procrastination. Padahal saya mahasiswa psikologi dan dulu pernah praktikum ini juga. Di sini ingin sekali menyelesaikan tapi ketika memulai ada sesuatu yang mengganjal dan bilang kamu udah terlambat. Di sisi lain iri sama teman teman sudah bekerja dan punya penghasilan namun lambat laun saya menyerah dan ya sudah.
Padahal tinggal sedikit lagi selesai tapi ada sesuatu yang membuat saya km udah telat. Tertekan ketika ditanya kapan wisuda, dikejar dosen hingga beliau marah-marah. Hingga pasti datang ke mimpi karena selalu mikir dan sudah ada di alam bawah sadar.
ADVERTISEMENT
Sempat ingin bunuh diri, tapi ini kesalahan saya kenapa saya ngga bisa berkembang? Karena saya merasa dunia sudah hancur ketika saya dan adik bertengkar, dia mencoba bunuh diri di hadapan saya dan 1 bulan lebih masih terbayang di mimpi. Saya merasa sudah gagal dan menganggap baik-baik saja namun sebenarnya ini hanya menunggu bom waktu saja. Seperti kata-kata psikolog pun tidak mempan bahkan motivator haha.
Sempat ke psikolog secara online tapi karena gratis jadi hanya 1 pertemuan. Ya saya tau mungkin ini sudah di tahap tidak bisa produktif lagi. Karena bahkan kemarin saya ngga mandi 1 minggu dan it's ok. Dan hanya untuk tidur sana tanpa makan.
Orang tua bagaimana? Mereka diam kan saja saya mungkin karena sudah kesel dan gedek sama saya hehe. So what should I do, ko? Padahal di Twitter dan Instagram follow koko tapi saya tuh ngga nyadar-nyadar. Malah ngasih semangat ke orang lain dan jadi support sistem mereka dari nyariin kerja mereka bantuin lolos interview dan bantu nyelesain masalah kuliah mereka.
ADVERTISEMENT
But how about me? Lost myself I know it's not me. Lama kelamaan saya menarik diri dari teman-teman karena saya tidak sebanding dengan mereka.
Jawaban: Haloo.. wah terima kasih sudah mau bercerita ya.
Dari ceritamu, aku rasa banyak permasalahan yang saat ini sedang menumpuk dan membebani kamu. Mulai dari prokrastinasi skripsi, merasa tidak percaya diri ketika dibandingkan dengan teman, perasaan bersalah dengan adik, hubungan dengan keluarga, serta kondisi diri yang saat ini sedang tidak ideal
Sebelum memulai, mungkin sebaiknya kita tanyakan dulu kepada diri sendiri. "Apakah kamu masih memiliki keinginan untuk memperbaiki ini?"
Jika kamu menjawab "Ya", maka pertanyaan selanjutnya adalah masalah mana yang kamu menjadi prioritas untuk kamu coba perbaiki?
ADVERTISEMENT
Apakah skripsi yang menunggak, hubungan dengan adik, atau mengurus diri sendiri?
Dari sana lah baru sebaiknya kita mencoba memulai. Istilahnya untuk mencoba mengatur kembali berbagai hal yang selama ini terabaikan kembali ke tempatnya, sesuai dengan apa yang kamu harapkan.
Prosesnya tentu akan memakan waktu, akan tetapi apabila kamu masih menyimpan harapan tertentu, tentu ini adalah pilihan terbaik yang bisa kamu coba perlahan
Ingat, apabila membutuhkan bantuan, kamu bisa coba reach out profesional, mungkin membutuhkan sedikit waktu atau kesabaran, akan tetapi menurutku itu bisa membantu.
Selamat berjuang!
Curhatan: Halo kak, jadi saya punya sedikit masalah dengan trauma saya kak. Saya dari SD sampai SMA sering mendapat perlakuan yang kurang mengenakan (bullying).
ADVERTISEMENT
Sehingga saya jarang untuk keluar rumah serta menjauhi acara pertemuan dan membuat saya sering merasa depresi hingga ingin bunuh diri dan ingin membunuh orang lain namun saya menahannya.
Saya takut kejadian itu bakal terjadi lagi di perkuliahan saya saat ini dan akan membuat trauma saya jadi tambah parah. Jadi saya minta saran untuk masalah ini kak, terima kasih.
Jawaban: Ketika kita mengalami bullying, terutama dalam jangka waktu yang panjang, banyak perubahan yang terjadi pada diri kita.
Mulai dari hubungan dengan orang di sekitar memburuk, emosi negatif yang terpendam, perasaan keberhargaan diri yang menurun, dan lainnya.
Meski ada kesempatan untuk membentuk hubungan yang baru dengan lingkungan, seringkali kita mengalami kesulitan. Kita takut akan terjadi hal yang serupa, dan akhirnya kita menarik diri kita kembali.
ADVERTISEMENT
Aku rasa, kalau sudah sampai di tahap seperti ini, bertemu dengan profesional bisa membantu.
Tidak hanya bisa hadir sebagai ruang untuk mengeluarkan berbagai beban dalam diri, namun juga sebagai sosok baru di hidup kita yang mampu menerima kita apa adanya.
Kamu bisa mencari informasi terkait dengan konseling psikologis yang tersedia di berbagai media sosial maupun internet. Selamat berjuang yaa!
Program Teman Curhat dibuat khusus untuk member yang tergabung di grup online resmi komunitas teman kumparan. Lewat Teman Curhat, teman kumparan bisa berkonsultasi, diskusi, dan curhat dengan Nago Tejena, Psikolog Klinis yang sedang bekerja di Biro Psikologi Universitas Udayana. Psikolog Klinis lulusan Universitas Padjajaran tahun 2018 ini juga sedang aktif memberikan edukasi lewat beberapa webinar.
ADVERTISEMENT
Pria yang kerap disapa Kak Nago ini berfokus mendalami psikologi klinis, pengembangan diri, dan psikologi anomali (penjelasan psikologi mengenai fenomena supranatural). Bagi teman kumparan yang aktif di media sosial Twitter, pasti enggak asing lagi dengan thread yang membahas isu psikologi dan cerita supra natural dari akun @nagotejena.
(tan)
====================
Teman curhat merupakan program khusus yang diadakan di grup teman kumparan. Lewat Teman Curhat, teman kumparan bisa berkonsultasi, diskusi, dan curhat dengan para expert yang ahli di bidangnya. Yuk, gabung ke grup teman kumparan di Telegram melalui kum.pr/Temankumparan. Jangan lewatkan keseruannya, ya!