Teman Curhat Bersama Psikolog Klinis Nago Tejena (5)

teman kumparan
Ayo gabung ke komunitas teman kumparan!
Konten dari Pengguna
27 November 2020 11:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari teman kumparan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi sedih yang disebabkan pandemi. Foto: Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi sedih yang disebabkan pandemi. Foto: Pexels
ADVERTISEMENT
Kondisi pandemi ini membuat semua serba tak menentu. Bukan hanya was-was soal kesehatan fisik, tetapi juga membuat kondisi psikologis kita jadi tidak stabil.
ADVERTISEMENT
kumparan membuat Program Teman Curhat khusus untuk member yang tergabung di grup online resmi komunitas teman kumparan. Lewat Teman Curhat, teman kumparan bisa berkonsultasi, diskusi, dan curhat dengan para expert yang ahli di bidangnya.
Pada Selasa (24/11), teman kumparan telah berkonsultasi dengan Nago Tejena, Psikolog Klinis yang sedang bekerja di Biro Psikologi Universitas Udayana. Psikolog Klinis lulusan Universitas Padjajaran tahun 2018 ini juga sedang aktif memberikan edukasi lewat beberapa webinar.
Pria yang kerap disapa Kak Nago ini berfokus mendalami psikologi klinis, pengembangan diri, dan psikologi anomali (penjelasan psikologi mengenai fenomena supranatural). Bagi teman kumparan yang aktif di media sosial Twitter, pasti nggak asing lagi dengan thread yang membahas isu psikologi dan cerita supra natural dari akun @nagotejena.
ADVERTISEMENT
Penasaran seperti apa isi dari curhatan teman kumparan dan bagaimana Kak Nago menjawabnya? Simak rangkumannya di bawah ini, yuk!
Teman curhat bersama psikolog Nago Tejena, M.Psi. Foto: kumparan/Masayu Antarnusa.
Tanya : Semenjak keluar dari kantor bulan januari 2020 saya melamar kerja freelance sebagai enumerator dan sudah diterima. Namun sejak bulan Maret yang seharusnya sudah mulai pelatihan, mendadak diundur karena pandemi. Sampai sekarang pun belum ada kepastian.
Saya pikir pandemi ini bakal sebentar tapi ternyata hampir mendekati akhir tahun. Akhirnya saya mencoba melupakan pekerjaan freelance satu ini dan mencoba perlahan untuk mencari pekerjaan lewat website situs pencari kerja namun cukup sulit.
Saya bosan sekali di rumah terus, saya rindu bekerja kembali dan berinteraksi dengan orang-orang di luar (tempat kerja). Saya sejujurnya tidak nyaman selalu berada di rumah dan jadi pengangguran meskipun alhamdulillah saya mendapatkan kartu prakerja setidaknya dapat sedikit meringankan beban saya.
ADVERTISEMENT
Tapi, sejujurnya saya sangat ingin bekerja, saya sudah nggak tahan di rumah terus dan diomongin keluarga yang mengaitkan ini dengan pemikiran, "sayang sekali dengan kamu yang sudah kuliah sampai sarjana namun hingga sekarang belum juga bekerja".
Saya dari luar mungkin terlihat cuek, tapi di dalam hati saya kepikiran. Mereka pikir saya tidak berusaha untuk mencari pekerjaan. Mereka kan nggak tahu saya bagaimana selama ini, saya juga terus mencari pekerjaan namun yah memang belum rejeki saya barangkali.
Tapi saya tidak akan menyerah, saya punya target pokoknya akhir tahun ini saya sudah harus memiliki pekerjaan tetap. Doakan saya ya semoga impian saya dapat terwujud tahun ini. Mohon maaf apabila curhatan saya kepanjangan. Terima kasih.
ADVERTISEMENT
Jawab: Haloo.. terima kasih atas curhatannya. Kalau dari yang aku tangkap, sepertinya kamu sudah melakukan segala usaha dengan baik. Namun memang kadang meski kita sudah berusaha sebaik mungkin, ada saja hal-hal di lingkungan yang ada di luar kendali kita.
Contohnya seperti kondisi pandemi, dan tentu orang sekitar. Sebaiknya kamu tetap fokus ke apa yang ada di depanmu saja. Selama semangatmu untuk bekerja tetap ada, serta masih berusaha di kondisi sulit begini sekalipun, suatu saat pasti kamu akan menemukan pekerjaan yang membuatmu puas. Selamat berjuang! :)
Tanya : Hai kak, wajar nggak sih saya suka kesel sama temen-temen saya? Jadi akhir-akhir ini saya sering banget sambat di media sosial (tapi cuma temen deket saja yang tau) nah tiba-tiba ada salah satu temen yang bilang, kayaknya kamu kok sedih dan marah-marah mulu nggak semua masalah harus kamu ceritain semua (di media sosial) katanya.
ADVERTISEMENT
Lah aku kan bingung jadinya dan selalu mempertanyakan diri sendiri emang iya ya aku selalu sedih? Dan ngerasa bersalah juga karena marah-marah di media sosial, ya walaupun di circle terdekat doang. Tapi aku sendri kaya dapat kepuasan karena emosi aku keluar. Tapi caraku salah ya? Trus kira-kira menurut kaka gimana cara mengekspresikan emosi kita yang baik? :(
Jawab : Haii.. Menurutku itu hal yang wajar kok. Tiap manusia memiliki cara yang berbeda-beda untuk mengekspresikan berbagai perasaan yang ada dalam dirinya ke lingkungan sekitar. Ada yang berolahraga, ada yang curhat ke temen, ada yang main game, dan mungkin ada yang seperti kamu.. sambat ke media sosial :) .
Tentu setiap pilihan ada konsekuensinya masing-masing.. kalau olahraga ya konsekuensinya lelah, kalau sambat mungkin konsekuensinya ada orang yang tidak setuju akan perilakumu.
ADVERTISEMENT
Sekarang mungkin saatnya menimbang, apakah konsekuensi ini bisa kamu terima? apakah ada cara yang lebih baik? Atau mungkin sebenarnya ada masalah yang perlu diselesaikan sehingga kekesalanmu tidak kunjung muncul? Ada baiknya direnungkan..
Tanya : Kak, kenapa ya, aku kalo deket sama cowok, udah nyaman nih, eh cowok ya malah pergi, tiba tiba aja pergi, padahal nggak ada yang salah.
Jawab : Tentu kita ngga tahu kenapa dia pergi, hehe, yang tahu mungkin cuma dia aja :). Tapi bukan berarti kamu ngga bisa melakukan apa-apa. Kalau kamu memang nyaman, kamu punya pilihan untuk reach out ke dia.
Kalau kamu penasaran alasannya, kamu bisa bertanya. Atau kalau kamu merasa itu cukup merepotkan dan sepertinya tidak ada yang salah, mungkin tidak masalah untuk dibiarkan saja.
ADVERTISEMENT
(tan)
====================
Teman curhat merupakan program khusus yang diadakan di grup teman kumparan. Lewat Teman Curhat, teman kumparan bisa berkonsultasi, diskusi, dan curhat dengan para expert yang ahli di bidangnya. Yuk, gabung ke grup teman kumparan di Telegram melalui kum.pr/Temankumparan. Jangan lewatkan keseruannya, ya!