Teman Curhat Bersama Psikolog Sri Juwita K., M.Psi (4)

teman kumparan
Ayo gabung ke komunitas teman kumparan!
Konten dari Pengguna
7 Desember 2020 10:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari teman kumparan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi wanita yang sedang bersedih. Foto: Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi wanita yang sedang bersedih. Foto: Pexels
ADVERTISEMENT
Kondisi pandemi ini membuat semua serba tak menentu. Bukan hanya was-was soal kesehatan fisik, tetapi juga membuat kondisi psikologis kita jadi tidak stabil. Tak terkecuali bagi ibu yang setiap harinya menjalani aktivitas yang multiperan.
ADVERTISEMENT
Teman kumparan membuat Program Teman Curhat khusus untuk member yang tergabung di grup online resmi komunitas teman kumparan Mom. Lewat Teman Curhat, teman kumparan bisa berkonsultasi, diskusi, dan curhat dengan psikolog yang ahli di bidangnya.
Pada Selasa (01/12), Teman kumparan Mom telah berkonsultasi dengan Sri Juwita K., Psikolog Keluarga yang sedang berpraktik di Tiga Generasi dan LPT UI. Selain sibuk berpraktik sebagai psikolog, wanita yang kerap disapa Wita ini juga merupakan Founder dari komunitas @cintasetara.
Tak hanya itu, pemilik akun Instagram @ladywitts ini juga merupakan salah satu penulis dari buku Anti Panik Mempersiapkan Pernikahan. Ia juga aktif menjadi narasumber untuk talkshow dan kelas di berbagai media online serta offline.
ADVERTISEMENT
Penasaran seperti apa isi dari curhatan teman kumparan Mom dan bagaimana Mbak Wita menjawabnya? Simak rangkumannya di bawah ini, yuk!
Teman curhat bersama psikolog Sri Juwita Kusumawardhani, M.Psi. Foto: kumparan/Masayu Antarnusa.
Curhatan: Saya seorang anak yang tumbuh besar tanpa kasih sayang dari figur seorang ayah, ayah saya ada masih statusnya menjadi suami ibu saya, tapi ayah saya tukang selingkuh dari saya kecil hingga saat ini usia saya 26 tahun.
Sedikit pun ayah tidak mmperhatikan kami sebagai anak-anaknya, jangankan buat memenuhi kebutuhan anak-anaknya untuk pendidikan saja dia tidak mau berjuang padahal, dia mampu dengan profesi dia sebagai aparat negara.
Saya hingga saat ini masih membenci ayah saya, hingga saya berjuang sendiri buat bisa membantu ibu dan adik saya, semua kebutuhan mereka di rumah selalu saya usahakan untuk saya penuhi dengan cara apapun walau dengan cara yang salah hingga saya terjun ke dunia malam.
ADVERTISEMENT
Dan saya pun punya anak yang sampai saat ini anak saya tidak tau siapa bapaknya, anak saya saya berikan kepada orang yg sekiranya bisa untuk membesarkannya. Berulang kali sering saya ingin mengakhiri hidup saya, hingga selalu berfikir kenapa ini semua harus terjadi sama saya.
Jawab : Halo. Untuk bisa terbuka seperti ini tentunya tidak mudah untukmu, saya sangat mengapresiasinya. Yang paling penting untuk kamu ingat adalah hidupmu tetap berharga, meskipun ada banyak rasa sakit yang menyertainya.
Ketika dihadapkan dengan penderitaan, kamu diberikan pilihan untuk terjebak menderita atau melihatnya sebagai tantangan hidup yang membuat kamu lebih kuat dan bangkit dari kubangan rasa sakit itu. Kamu masih muda dan masih punya harapan untuk mencari makna baru di dalam hidupmu.
ADVERTISEMENT
Jika pun kamu terpaksa masih harus bekerja di dunia malam, jagalah kesehatanmu dengan baik, lakukan hubungan intim dengan aman untuk menghindari kehamilan yang tidak direncanakan lagi.
Namun, coba lihat ke dalam diri, apa hal yang menjadi kekuatanmu, apa hal yang dapat kamu lakukan selain bekerja di dunia malam, cari juga orang-orang yang mungkin dapat membantumu. Di dalam kegelapan yang sangat pekat, di situlah cahaya akan terlihat. Jangan pernah kehilangan harapan dan semangat untuk hidup ya.
Curhatan: Jadi gini Kak Sri, saya itu mempunyai teman wanita yang sudah lama berteman sekitar 5 tahunan. Kami berteman sejak masih kuliah sampai sekarang sudah bekerja, kami bekerja di kota yang sama yaitu Jakarta, kost pun kita berdekatan.
ADVERTISEMENT
Sampai akhirnya kita selalu bareng, nah di suatu waktu tiba-tiba dia itu memperlakukanku berbeda kadang dia perhatian dan kadang marah tiba-tiba. Tapi setelah saya tanya kenapa, dia tidak menjawab dan sampai akhirnya saya curhat dengan teman waktu sekampus juga, katanya apabila terjadi hal seperti itu dia mmpunyai perasaan lebih dari sekedar teman.
Kemudian saya mencoba untuk ngobrol serius sama dia dan sampai akhirnya saya menyatakan perasaan sama dia, tetapi hasilnya nihil, dia menolakku dengan alasan kita tidak bisa lebih dari teman. Jadi yang mau saya tanyakan, sebenarnya apa yang terjadi sama dia dan apa yang harus saya lakukan dengan keadaan seperti ini?
Jawab : Halo! Terima kasih sudah percaya untuk share hal ini denganku. Sebenarnya apa yang kamu lakukan sudah tepat, dengan cara mengajaknya mengobrol serius dan menyatakan perasaan dengan jelas. I'm so sorry jika responnya tidak cukup baik. Jujur kita tidak bisa menebak dengan pasti apa yang menjadi pertimbangan dan perasaan sebenarnya. Namun, sekarang pilihannya ada di tanganmu.
ADVERTISEMENT
Jika memang kamu masih nyaman untuk berteman dengannya, silahkan bersikap biasa seperti teman. Jika memang kamu masih butuh waktu untuk memproses semua hal yang sudah terjadi, itupun tidak apa-apa. Tentunya kedepannya, kamu dan dia perlu ada boundaries/batasan yang lebih jelas sebagai seorang teman ya.
Jangan jadi teman tapi mesra dan selalu ada layaknya pasangan, agar kamu pun tidak sakit hati kedepannya dan tetap bisa membuka hati untuk orang yang lebih tepat dan siap untuk saling membahagiakan bersamamu.
Curhatan: Saya punya pacar, hubungan saya sudah mau 14 bulan, bulan ini. Setiap hubungan pasti ada ributnya tapi pacar saya selalu tidak ingin membereskan masalah ini dengan saya, padahal saya sudah baik-baik bicara dia malah memarahi saya atau memberikan perkataan kebun binatang kepada saya setiap dia marah ke saya.
ADVERTISEMENT
Saya juga suka membuat kesalahan, tapi saya langsung membereskannya namun berbeda dengan dia, dia ingin tidak membahasnya dan tidak ada rasa bertanggung jawab (permasalahan yang dia buat) atas hal yang dia katakan kepada saya.
Dia malah menyuruh saya untuk melupakannya, dan tidak usah dibahas. Namun ketika saya melakukan kesalahan baru, dia malah memarahi saya sepanjang waktu, menghina, dan berkata kasar kepada saya.
Dan sekarang saya juga dalam posisi seperti itu, dia memiliki masalah dengan orang lain, namun yang disalahkan dan dimarahi itu saya. Bukannya dia membereskan masalah dengan orang yang ada masalah dengan dia. Tapi ketika saya tanya dia ada apa bisa sampai seperti ini dia hanya menjawab "berisik" dan dia malah mematikan telfon begitu saja dan langsung memberikan alasan ingin bermain game untuk latihan.
ADVERTISEMENT
Saya hanya ingin tau, apa yang dia katakan benar atau tidak. Dia tidak aktif di game nya tersebut dan saya menelfon serta chat dia untuk menanyakannya. Responnya kembali membaik, namun ketika sesudah membaik itu dia malah mulai kembali seperti awal. Saya bingung ada apa dengan dia. Dan juga saya bingung dengan hubungan ini harus lanjut atau tidak. Mohon saran dan bantuannya.
Jawab : Halo! Terima kasih sudah mau share denganku ya. Yang sedang kamu alami saat ini adalah salah satu contoh dari hubungan yang tidak sehat, karena komunikasi kalian berdua tidak berjalan dengan lancar, bahkan disertai dengan kata-kata kasar dari pacarmu.
Ia pun terlihat sulit untuk diajak bekerja sama dalam menyelesaikan suatu masalah, cenderung untuk mengabaikan dan tidak mempertimbangkan perasaanmu. Memang 14 bulan yang sudah dilalui tidak bisa dikatakan sebentar, tetapi saya harap kamu bisa lebih memandang jauh ke depan - usiamu masih sangat muda, jangan sampai kamu menghabiskan masa mudamu dengan orang yang tidak mampu menghargaimu bukan hanya sebagai pasangan tetapi sebagai sesama manusia.
ADVERTISEMENT
Di dalam hubungan yang sehat, kedua belah pihak mampu berbicara dengan baik satu sama lain, mempertimbangkan perasaan satu sama lain, dan tidak secara sengaja mengatakan/berperilaku kasar terhadap pasangannya.
Jangan turunkan standarmu hanya sekedar memiliki status pacaran ya, kamu berhak untuk bahagia dan didukung untuk berproses menjadi seseorang yang lebih baik lagi kedepannya di dalam suatu hubungan romantis.
Curhatan: Halo Mba Sri Juwita, saat ini saya bingung sekali. Anak sulung saya sudah 7,5 tahun tapi kemauan untuk membaca dan menulisnya belum muncul. Alhasil progres baca tulisnya mandek dan lebih ogah-ogahan karena sekolahnya dirumah.
Sering saya motivasi dan memberi tahu dari yang lembut sampai jadi penyanyi rocker masih aja lempeng anaknya. Gimana ya Mbak baiknya? Tahun depan dia sudah 8 tahun dan naik ke kelas 2 khawatir masih belum lancar baca tulisnya, tambah stres jadinya, Mbak. 😭
ADVERTISEMENT
Jawab : Halo Mom. Yang saya ketahui, proses menulis membutuhkan kesiapan otot tangan yang baik, hal ini biasanya sudah dimulai dengan latihan memegang alat tulis, membuat coretan di kertas, sampai mengikuti arahan untuk membuat coretan yang lebih beragam, dll.
Nah, kemauan membaca juga tidak bisa muncul tiba-tiba, tetapi biasanya dikenalkan oleh orangtua sedari dini. Di usia 7,5 tahun, tahapan berpikirnya masih konkrit operasional, artinya perlu ada alasan konkrit dan logis yang dapat dipahami anak bahwa penting untuknya harus dapat membaca dan menulis.
Jika jawabannya terlalu abstrak, anak masih sulit memahami dan tentunya jadi berperilaku seakan mengabaikan permintaan dari Mom. Tampaknya kondisi ini perlu dikonsultasikan dengan profesional ya, untuk dapat dilihat sumber masalahnya dimana, apakah memang ada kondisi fisik yang belum mendukung atau ada masalah psikologis.
ADVERTISEMENT
Sebaiknya lebih cepat dikonsultasikan akan lebih baik, agar dapat membantu memberikan dukungan yang tepat pada anak juga. Semangat ya Mom.
(tan)
====================
Teman curhat merupakan program khusus yang diadakan di grup teman kumparan. Lewat Teman Curhat, teman kumparan bisa berkonsultasi, diskusi, dan curhat dengan para expert yang ahli di bidangnya. Yuk, gabung ke grup teman kumparan di Telegram melalui kum.pr/temankumparanMom. Jangan lewatkan keseruannya, ya!