Teman Curhat: Mengobati Trauma Masa Lalu

teman kumparan
Ayo gabung ke komunitas teman kumparan!
Konten dari Pengguna
6 Oktober 2021 12:34 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari teman kumparan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Program Teman Curhat: Mengobati Trauma Masa Lalu Bersama Nago Tejena. Foto: kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Program Teman Curhat: Mengobati Trauma Masa Lalu Bersama Nago Tejena. Foto: kumparan
ADVERTISEMENT
Trauma di masa lalu memang tidak bisa dihindarkan. Terkadang, kita teringat dengan peristiwa-peristiwa yang menyebabkan luka mendalam. Untuk mengatasinya tak perlu bingung. Salah satu keuntungan bergabung di grup teman kumparan adalah bisa curhat ke psikolog secara gratis.
ADVERTISEMENT
Kalau kamu butuh teman cerita tapi bingung mau cerita ke siapa, kamu bisa curhat di grup teman kumparan. Program Teman Curhat hadir setiap hari Selasa agar member grup teman kumparan dapat mengungkapkan permasalahannya kepada Psikolog Klinis Nago Tejena. Yang pasti, program ini tidak dipungut biaya alias gratis.
Jika teman-teman mau bergabung, bisa klik link berikut untuk join ke grup teman kumparan: kum.pr/Temankumparan.
Penasaran seperti apa curhatan teman kumparan dan bagaimana Kak Nago menjawabnya? Simak rangkumannya di bawah ini!
Curhatan: Selamat siang kak, bagaimana kabarnya? Semoga sehat selalu ya kak. Aku mau izin curhat sedikit, mengenai personal Kak. Jadi gini umurku sekarang sudah 21 tahun. Aku tipe orang yang gampang bgt pikirin sesuatu yang belum tentu terjadi, atau bisa dibilang seperti overthinking, entah itu masalah keluarga, percintaan, pertemanan.
ADVERTISEMENT
Aku suka capek sama diri sendiri kenapa harus seperti ini, aku capek nethink sama sesuatu yang mungkin aku belum tau kedepannya itu bakal terjadi, kadang sampe mau nyalahin pikiran dan diri sendiri.
Mentalku juga sebenarnya gampang down kak, kalau ada yang jelekin diriku, emosiku suka nggak kekontrol, ditambah banyak permasalahan keluarga dan aku pun anak broken home kak. Kadang aku rasanya capek hidup, tapi aku selalu tahan karena inget org tuaku dan masa depanku yang masih panjang, apalagi pikiran dan hatiku suka bentrok, ditambah lingkungan keluarga, percintaan, pertemananku yang kacau.
Jujur aku secara fisik dan mental udah capek Kak, aku cuma perlu ada orang yang bisa aku ajak untuk sharing cerita. bahkan pacarku sendiri bukan pendengar yang baik dan aku sekarang gak tau kak mau cerita ke siapa jika aku ada masalah. Sebelumnya terima kasih ya kak, udah mau dengerin curhatanku yang panjang ini, semoga kakak panjang umur dan selalu diberikan rezeki.
ADVERTISEMENT
Jawaban dari Kak Nago: Halo.. kabar baik :), semoga kamu juga sedang baik-baik ya.
Saat kita berada di kondisi yang sedang tidak baik-baik saja, biasanya pikiran dan perasaan akan campuraduk. Pikiran sibuk memikirkan berbagai skenario yang belum tentu terjadi, perasaan sering membebani kita padahal belum tentu situasinya demikian.
Apabila kamu sedang berada di posisi ini, kita perlu mengurainya secara perlahan. Kamu bisa coba tuliskan di kertas hal-hal apa saja yang bisa menjadi beban pikiran kamu, atau mungkin bercerita dengan teman yang kamu percaya.
Akan tetapi menurutku kamu akan lebih terbantu apabila sudah bertemu dengan profesional. Di situasi saat ini, ada banyak layanan profesional yang terjangkau dan bahkan gratis yang bisa diakses.
ADVERTISEMENT
Selamat mencoba!
Curhatan: Kepingin banget gak ngerasain apa-apa, kayak misalnya teman up status WA gak lama dari kita up status, tapi dengan kata-kata #selfreminder yang dia tuliskan, tapi itu tuh berasa buat saya. Karena beberapa menit setelah saya post sesuatu, dia post mengenai sindiran postingan saya. Untuk gak curiga kalau itu bukan buat saya tuh gimana ya? Soalnya gampang kebawa suasana orangnya. Pengennya sih bodo amat gitu tapi gak bisa.
Jawaban dari Kak Nago: Ketika kita berhadapan dengan situasi yang tidak menyenangkan, wajar kita merasa enggan untuk merasakan perasaan tidak nyaman tersebut. "Lebih baik tidak merasakan apa-apa.." pikir kita.
Namun kita harus pahami, tidak merasakan apa-apa juga berarti tidak merasakan perasaan yang menyenangkan. Apabila kondisi diri seperti ini berlanjut terus-menerus, justru akan membuat hidup kita hampa
ADVERTISEMENT
Hal pertama yang harus kita pahami adalah, kita tidak akan pernah benar-benar tahu apakah status itu ditujukan untuk kita apa tidak. Agar kita bisa lebih tidak terganggu dengan hal tersebut, ada baiknya kita arahkan fokus kita ke hal-hal yang kita anggap lebih penting (pendidikan, mimpi masa depan, hobi, keluarga, dll).
Namun apabila kamu merasa hal ini perlu dikomunikasikan, tentu kamu dapat mencoba membangun pembicaraan dengan orang tersebut.
Selamat mencoba!
Curhatan: Saya seorang istri yang sudah memiliki anak berusia 21 bulan. Sejak awal pernikahan, saya selalu dibandingkan dengan menantu lainnya. Singkat cerita, sekitar sebulan lalu saya ada konflik dengan sesama menantu, lalu istri dari abang ipar saya mengadu ke abang ipar saya. Saya dilabrak di rumah saya sendiri, dia berkata kasar kepada saya. Sampai-sampai saat ini saya masih teringat sakitnya,dan saya jadi mudah emosi dengan suami.
ADVERTISEMENT
Lalu, sepertinya saya punya trauma masa kecil yang menyebabkan saya galak pada anak. Saya harus bagaimana? Saya merasa depresi.
Jawaban dari Kak Nago: Banyak hal yang bisa menyebabkan kita berada sampai di kondisi di saat ini. Pertama, mungkin situasinya memang pelik dan perlu diselesaikan secara perlahan.
Kedua, pengalaman pahit atau trauma di masa lalu bisa saja mempengaruhi persepsi dan pilihan diri kita saat ini. Apabila anda mungkin sudah mencurigai adanya keberadaan trauma di masa lalu.. anda bisa mencoba menemui profesional
Karena tentunya hal ini merupakan situasi yang sulit untuk diselesaikan dengan sendiri
Selamat mencoba!
(sif)
================
Gabung ke grup teman kumparan untuk ikut program seru dan gratis bersama member lainnya! Join di: kum.pr/Temankumparan.
ADVERTISEMENT