Teman kumparan NGOPI: Menjaga Kebermanfaatan Diri saat Ramadan

teman kumparan
Ayo gabung ke komunitas teman kumparan!
Konten dari Pengguna
11 Mei 2020 16:21 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari teman kumparan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi muslimah. Foto: Pexels/mentatdgt
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi muslimah. Foto: Pexels/mentatdgt
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ramadan adalah bulan yang penuh berkah. Sebab, pada bulan ini Al-Qur'an sebagai petunjuk kehidupan manusia pertama kali diturunkan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW.
ADVERTISEMENT
Pada bulan itu pula, terdapat malam yang sangat istimewa, yakni Malam Lailatul Qadar. Apabila kita beribadah pada malam itu, kita seolah beribadah selama 1000 bulan.
Namun, kita tak tahu kapan Malam Lailatul Qadar itu datang. Oleh karenanya, perlu bagi kita untuk menjaga kebermanfaatan diri setiap hari di bulan Ramadan.
Menurut Ustazah Izza Farhatin Ilmi, penulis BincangSyariah.com dan pendidik di Pondok Pesantren Darus Sunnah Ciputat, ada banyak sekali cara untuk menghidupkan bulan Ramadan ini. Di antaranya, membaca Al-Qur'an, bersedekah, dan menjaga target ibadah di bulan suci.
Pertama, keutamaan membaca Al-Qur'an. Semasa Ramadan, Nabi Muhammad SAW setiap harinya didatangi oleh Malaikat Jibril untuk menyimak bacaan beliau. Sejak saat itu, para sahabat pun mencontoh apa yang dilakukan Nabi Muhammad SAW, yaitu berlomba-lomba memperbanyak membaca Al-Qur’an.
Ilustrasi membaca Al-Qur'an. Foto: Pixabay
Kedua, keutamaan bersedekah selama Ramadan. Nabi Muhammad SAW merupakan orang yang paling dermawan dalam bersedekah, terutama di bulan suci Ramadan. Sampai-sampai, disebutkan dalam hadis seperti angin yang berhembus sangat kencang. Ini bisa menjadi contoh bagi kita untuk menyisihkan sebagian harta untuk bersedekah.
ADVERTISEMENT
Ketiga, pasang target selama Ramadan. Ustazah Izza berpesan, jangan sampai kita melewati Ramadan begitu saja tanpa memiliki target. Entah target apapun, asalkan itu berisi kebaikan. Sebab, Allah SWT akan melipatgandakan pahalanya di bulan yang penuh rahmat ini.
Lebih lanjut, Teman kumparan NGOPI kali ini mendiskusikan materi 'Menjaga Kebermanfaatan Diri saat Ramadan' bersama Ustazah Izza Farhatin Ilmi. Kita akan mengulik bagaimana caranya menjadi muslimah yang baik saat Ramadan dan pandemi ini untuk tetap terus menjadi pribadi yang bermanfaat.
Penasaran seperti apa keseruannya? Yuk, simak rangkumannya di bawah ini.
Poster Teman kumparan NGOPI. Foto: dok. kumparan
Tanya: Untuk kita yang sedang dalam masa haid, kegiatan bermanfaat apa aja yang bisa dilakukan untuk tetap dapat pahala di bulan Ramadan ini?
ADVERTISEMENT
Jawab: Bagi kita yang sedang haid, ada beberapa larangan yang sudah jelas, seperti tidak bolah salat, membaca dan menyentuh Al-Qur'an, dan tawaf. Di samping itu, ada banyak hal yang bisa kita lakukan selama haid.
Menurut hadis Nabi, segala kebaikan adalah sedekah. Ada beberapa yang bisa dilakukan adalah menjaga dzikir kita. Menjaga dzikir dengan tasbih (subhanallah), tahmid (alhamdulillah), dan tahlil (laa ilaaha illallah) bisa dilakukan.
Bersalawat kepada Nabi juga bisa kita lakukan. Ada hadis sahih yang berkaitan dengan shalawat yaitu,
مَن صلَّى عليَّ صلاةً واحدةً ، صَلى اللهُ عليه عَشْرَ صَلَوَاتٍ، وحُطَّتْ عنه عَشْرُ خَطياتٍ ، ورُفِعَتْ له عَشْرُ دَرَجَاتٍ
“Barangsiapa yang mengucapkan shalawat kepadaku satu kali, maka Allah akan bershalawat (memberi rahmat) baginya sepuluh kali, dan digugurkan sepuluh kesalahannya, serta ditinggikan baginya sepuluh derajat/tingkatan (di surga kelak)."
ADVERTISEMENT
Jadi, ketika kita bershalawat satu kali, maka insyaa Allah akan diberikan 10 kali kebaikan bagi kita.
Bentuk kebaikan lainnya, kita bisa memberikan takjil kepada orang yang mau berbuka. Selain itu, kita dapat menulis hal-hal baik di media sosial, kemudian ada orang yang membaca dan tergerak untuk melakukan kebaikan itu, maka itu juga insyaa Allah bisa dianggap sedekah.
Bagi yang hafal Al-Qur'an, bisa mengulangi hafalannya (muroja'ah) dengan niatan berdzikir. Jangan sampai karena haid, kita melewatkan malam Lailatul Qadar dan tidak bangun di malam hari. Kita tetap bisa berdzikir dan mengharap pahala kepada Allah.
Tanya: Menurut ustazah, apa aja hal-hal kecil yang bisa dilakukan selama pandemi supaya bisa bermanfaat? Kan kondisi sekarang serba terbatas ya, menurut ustazah gimana?
ADVERTISEMENT
Jawab: Ini tergantung dari passion kita di bidang apa. Kita bisa tetap menjalankan bisnis kita secara online dengan niat ibadah mencari nafkah.
Ternyata, mencari nafkah pun bisa bernilai ibadah juga, lho. Kenapa? Karena dengan mencari nafkah, kita bisa memenuhi kebutuhan hidup. Kita terhindar dari yang namanya meninta-minta. Itu adalah hal kecil yang bisa menjaga kebermanfaatan diri.
Yang paling penting adalah kita samakan aktivitas sebelum dan semasa pandemi. Jangan sampai karena pandemi, kita menjadi malas. Dengan siklus yang sama, insyaa Allah, kebermanfaatan diri kita tetap terjaga.
Kita harus punya target semasa Ramadan. Hal kecil yang tetap dijaga, jangan sampai kita lewatkan ibadah tarawih. Tarawih itu luar biasa. Kita bisa berjamaah dengan keluarga, meskipun hanya 2 rakaat.
ADVERTISEMENT
Hal kecil lainnya, istiqomah membaca Al-Qur'an. Perlu dipahami, para sahabat dan ulama itu berlomba-lomba menghatamkan Al-Qur'an ketika bulan Ramadan. Bagi yang belum bisa membaca Al-Qur'an, bisa belajar karena itu pun bernilai pahala.
Hal yang sangat ringan lainnya adalah sahur dan menyegerakan berbuka. Keduanya adalah sunnah Rasulullah, sehingga apabila diniatkan, bisa bernilai pahala.
Waktunya salat, kita ajak saudara kita untuk berjama'ah, meskipun hanya 2 orang saja. Jaga istiqomah jama'ah, insyaa Allah keberlahan akan menghampiri hidup kita.
Tanya: Selama Ramadan ini kan aku juga sambil WFH dan pengin menambah kegiatan berpahala. Bagaimana cara menyeimbangkan waktu antara WFH dengan kegiatan berpahala di bulan Ramadan ini?
Jawab: Yang perlu dipahami adalah kebaikan itu tidak hanya diukur dari ibadah kita yang langsung berhubungan dengan Allah. Dalam hal ini, ada 2 macam bentuk ibadah, yaitu ibadah individu dan ibadah sosial.
ADVERTISEMENT
Ibadah individu merupakan ibadah yang lansung berkaitan dengan Allah SWT. Contoh, dzikir, salat, dan memperbanyak membaca Al-Qur'an termasuk ibadah individu, memiliki nilai pahala yang jelas.
Namun, ada juga ibadah sosial. Ibadah ini salah satunya bisa kita lakukan dengan bersedekah. Rasulullah SAW adalah orang yang sangat dermawan dalam bersedekah. Pada bulan Ramadan, beliau jauh lebih dermawan lagi. Artinya, Rasulullah juga mencontohkan kepada kita untuk beribadah sosial di bulan Ramadan.
WFH pun bisa diniatkan sebagai ibadah. Kerja itu bisa diniatkan untuk ibadah. Kemudian, sisihkan juga hasil kerja untuk bersedekah.
Untuk cara membagi waktu, kita semua punya caranya masing-masing. Kalau pagi digunakan untuk bekerja, maka sempatkan disela-sela kerja itu untuk membaca Al-Qur'an, meskipun hanya satu ayat ataupun satu halaman.
ADVERTISEMENT
Dengan mengikuti imbauan social distancing dan WFH, kita pun sudah mengikut anjuran Rasulullah. Dalam hadis sahih berbunyi,
ﻻَﺿَﺮَﺭَ ﻭَﻻَ ﺿِﺮَﺍﺭَ
"Kita tidak boleh memudaratkan dan tidak boleh dimudaratkan."
Maka dari itu, niatkan WFH dan social distancing sebagai ibadah, insyaa Allah bisa berpahala.
Tanya: Gimana ya ustazah, caranya sebagai ibu menjaga emosi? Secara dengan adanya pandemi ini semua anggota harus di rumah. Kadang ada rasa lelah dan letih, tapi harus tetap melayani anak dan suami sepenuh hati.
Jawab: Menjadi ibu adalah suatu kodrat bagi perempuan yang bisa menjadi ladang ibadah. Perlu dipahami, bahwa apapun yang kita lakukan bisa bernilai ibadah apabila diniatkan ibadah karena Allah. Makanya, ada hadis yang menyebutkan, "segala sesuatunya tergantung niat."
ADVERTISEMENT
Nah, sekarang bagaimana caranya mengatasi rasa lelah? Kita harus menyeimbangkan pekerjaan dengan kebutuhan refresh kita. Jadi, agama tidak membatasi seseorang untuk membatasi kesenangan atas dirinya (tentu tetap ada batasan yang sesuai dengan ketentuan). Contoh, agama memperbolehkan umatnya untuk menyegarkan kembali pikirannya.
Ada yang suka nonton, main game, dan lain-lain. Silakan dilakukan secukupnya. Asalkan kewajiban dalam agama tetap dilaksanakan. Waktunya salat, tetap salat. Melayani anak dan suami, tetap laksanakan. namun, jangan sampai kita melupakan kebutuhan manusiawi dalam diri kita.
Yang terpenting, kembalikan segala sesuatunya karena Allah, lillahi ta'ala. Kalau diniatkan karena Allah, insyaa allah capek kita, emosi kita, akan hilang. Seberat apapun pekerjaan kita, kalau kita ingat karena Allah, kita bisa tetap semangat dan menjawab lelah kita.
ADVERTISEMENT
Tanya: Gimana caranya supaya kita bisa sedekah setiap hari dalam masa lockdown ini? Apakah hukumnya sedekah melalui platform online?
Jawab: Pengertian sedekah secara umum adalah memberikan segala sesuatu kepada orang lain. Jadi, memberikan sebagian harta yang kita punya kepada mereka yang membutuhkan dengan niat mencari ridho Allah dan mengharap pahala.
Namun, sedekah dalam artian yang lebih luas itu sangat banyak. Bahkan Rasulullah menyampaikan sabda beliau bahwa segala kebaikan bernilai sedekah, tak hanya yang sifatnya materi itu dianggap sedekah.
Bahkan, ucapan tahmid dan tahlil kita pun dianggap sebagai sedekah. Menyapu, membersihkan ruangan, karena menuruti sabda Nabi yang menyatakan kebersihan sebagian dari iman, itu juga termasuk sedekah.
Jadi, banyak sekali perbuatan yang termasuk sedekah. Namun, kita juga bisa menyantuni orang-orang yang membutuhkan. Coba kita tengok tetangga di sekitar kita. Apabila ada dari tetangga kita yang masih kekurangan, maka sangat dianjurkan materi yang kita miliki disalurkan kepada mereka.
ADVERTISEMENT
Utamanya, tetangga atau saudara kita yang paling dekat. Karena menurut sabda Rasulullah, apabila kita menyantuni orang miskin, maka bernilai 1 pahala, tetapi apabila kita menyantuni tetangga atau kerabat terdekat, maka bernilai 2. Sebab, pahalanya ada 2, pahala sedekah dan silah atau menyambung tali silaturahim kepada kerabat.
Lalu, sedekah melalui platform online, tetap diperbolehkan. Yang penting adalah niat kita. Soal online atau langsung, itu hanya sebagai wasilah atau perantara saja. Supaya setiap hari bisa bersedekah, kembali ke pembahasan sebelumnya.
Apabila maknanya kita perluas, maka bisa sedekah dengan hal baik apapun, tak melulu soal materi. Apabila mau bersedekah materi setiap hari, maka itu akan lebih baik.
Tanya: Suami saya selalu minta izin ke saya untuk salat jamaah di masjid. Saya merasa berat untuk melarangnya, sudah saya berikan pengertian bahwa ini untuk kebaikan. Bagaimana ya, ustazah?
ADVERTISEMENT
Jawab: Saya akan ceritakan kisah Ibnu Hajar al-'Asqalani yang menulis kitab tentang wabah. Kala itu, di tempat beliau sedang terjadi wabah. Maka, para ulama mengumpulkan masa untuk membaca kitab berjamaah.
Setelah itu, korban berjatuhan semakin banyak dan lebih dari separuh penduduk itu wafat. Sehingga, kebaikan itu tak melulu ketika kita mendatangi masjid. Pada saat seperti ini, mendatangi masjid justru menjadi kurang baik karena berpotensi menularkan wabah covid.
يريد الله بكم اليسر ولا يريد بكم العسر
Maka, Allah menghendaki adanya kemudahan bagi kita dan tidak menghendaki adanya kesusahan. Untuk itu, lebih baik kita mematuhi imbauan pemerintah dan para ulama untuk beribadah dari rumah.
المشقة تجلب التيسر
Ketika dalam keadaan sempit, maka kemudahan lah yang kita utamakan. Dalam keadaan longgar, hukum itu sempit. Tetapi, dalam keadaan sempit, hukum itu longgar. Contohnya adalah ketika berpergian, hukum itu longgar. Pun ketika dalam keadaan wabah, hukum menjadi longgar.
ADVERTISEMENT
Jadi, di rumah juga merupakan ibadah karena mengikuti perintah Nabi untuk menjaga diri dan menjaga orang lain.
Sebagai penutup, Ustazah Izzah mengatakan, kita perlu membuka wawasan kita terkait ibadah. Ibadah memiliki banyak jenis. Jika tidak mampu melaksanakan ibadah satu, maka bisa melakukan ibadah lain. Yang paling penting, jaga keistiqomahan diri untuk meraih berkah.
Tertarik mengikuti diskusi online bersama para pakar di bidangnya? Yuk, gabung ke Grup Whatsapp Teman kumparan WOMAN. Klik link di sini, ya, Ladies!