Teman kumparan NGOPI: Tahun Ini, Titik Terdekat dengan Kematian?

teman kumparan
Ayo gabung ke komunitas teman kumparan!
Konten dari Pengguna
27 April 2020 11:47 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari teman kumparan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Kiamat. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Kiamat. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Belakangan ini, banyak broadcast muncul di grup WhatsApp ataupun media sosial lainnya lainnya yang menyatakan hari kiamat akan segera datang. Broadcast tersebut seolah-olah didukung oleh hadis akhir zaman yang menyebutkan kalau kiamat akan terjadi di pertengahan bulan Ramadan. Prediksi ini sempat viral karena pertengahan Ramadan tahun ini bertepatan dengan Hari Jumat—hari terjadinya kiamat.
ADVERTISEMENT
Beberapa pemuka agama bahkan menyebutkan Imam Mahdi akan muncul pada tahun ini di usianya yang ke-40 tahun. Tak hanya itu, ada pula yang menyebutkan bahwa di Mekkah sudah ada kemunculan tanduk setan. Sebut salah satu pemuka agama, alasan-alasan itu menguatkan bahwa kiamat akan terjadi di bulan Ramadan tahun ini. Benarkah demikian?
Nyatanya, semua itu adalah berita bohong yang tak bisa dipercaya. Teman kumparan NGOPI (Ngobrol Penyejuk Hati) spesial Ramadan kali ini berkesempatan melakukan diskusi bersama Ustaz Ibnu Kharish atau kerap disapa Ustaz Ahong.
Menurutnya, memang ada hadis tentang akhir zaman, tetapi hadis yang disebutkan pada broadcast tersebut dianggap palsu oleh para ulama. Ustaz Ahong, pengelola website keislaman bincangsyariah.com ini pun telah membahas persoalan tersebut pada Youtube Bincang Syariah.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, sebelum terjadinya kiamat pun terdapat proses yang dilalui terlebih dahulu. Diantaranya tidak lagi ada kalimat Allah yang disebutkan oleh orang-orang Islam, sementara saat ini azan masih dikumandangkan serta masih disebutkan lafaz Allah lainnya.
Pada dasarnya, tidak ada yang mengetahui persis kapan terjadinya kiamat kecuali Allah SWT. Bahkan seorang Nabi Muhammad SAW pun, tak mengetahui kapan datangnya hari Kiamat. Hal yang pasti adalah kiamat akan terjadi di Hari Jumat subuh.
Hari Kiamat adalah hal yang harus dipercayai oleh orang yang beriman karena termasuk ke dalam rukun iman pada ajaran Islam. Namun, kita pun tak boleh mudah percaya dengan berita-berita yang tidak jelas sumbernya.
ADVERTISEMENT
Menurut Ustaz Ahong, tanda-tanda pasti terjadinya kiamat adalah adanya Dukhon (asap tebal sebelum terjadinya kiamat), munculnya Dajjal, munculnya hewan raksasa, dan beberapa tanda lainnya.
Teman kumparan bersama dengan Ustaz Ahong melakukan diskusi menarik soal dugaan kiamat yang sempat viral di media sosial. Penasaran seperti apa keseruannya? Simak Rangkumannya di bawah ini, ya!
Poster teman kumparan NGOPI. Foto: dok. kumparan
Tanya: Saya mau bertanya tentang adanya beberapa pihak yang menghubungkan kejadian-kejadian atau suka mempercayai teori konspirasi tentang kiamat. Nah, itu kita-kira dalam agama dibolehkan atau tidak ya, pak ustaz?
Jawab: Mengenai teori konspirasi, saya kira itu hak mereka untuk menafsirkan segala hal berkaitan dengan hal lain. Soal teori konspirasi itu kan kebebasan berpikir. Namun, yang bahaya adalah apabila teks agama dikaitkan dengan teori konspirasi ini.
ADVERTISEMENT
Permasalahannya muncul ketika hadis akhir zaman ini dikaitkan dengan zionis dan lain sebagainya. Padahal, Syekh Yusuf Al Qardhawi menyebutkan kita dilarang menafsirkan suatu hal di luar teks, apalagi berhubungan dengan kiamat ini.
Misalnya, ada yang menafsirkan bahwasanya Dajjal sudah ada di Arab Saudi karena jam dinding yang menyerupai tanduk setan. Nah, hal-hal seperti itu tidak boleh karena tidak ada dalam hadisnya.
Tanya: Sikap kita ketika mendapat berita tentang kiamat ini sebaiknya seperti apa, ustaz?
Jawab: Kita tidak boleh menduga-duga ataupun meramal seperti halnya para peramal. Informasi mengenai kiamat sudah disampaikan melalui hadis nabi yang benar. Hanya ada satu informasi bahwasanya kiamat akan terjadi pada Hari Jumat, di pagi hari. Jumat paginya kapan, enggak ada yang mengetahuinya.
ADVERTISEMENT
Nah, ketika kita dihadapkan informasi yang belum pasti benar, kalau berdasarkan hadis ya bisa dicek dulu kebenaran hadisnya. Dikonfirmasi dulu kepada yang mengerti, apakah hadis tersebut benar atau palsu. Dikatakan palsu itu hadisnya mengatasnamakan Rasulullah. Padahal itu adalah hadis palsu yang tidak bisa dibuktikan kebenarannya.
Yang bisa kita lakukan saat ini adalah banyak berbuat baik dan berbagi kepada sesama. Apalagi di masa pandemi ini, berbagi itu merupakan salah satu amal ibadah yang bisa dilakukan.
Terlebih lagi, orang-orang yang beriman itu tidak akan menyaksikan huru-hara hari kiamat. Nah makanya, jaga iman kita dengan terus berbuat saleh kepada sesama manusia. Jadi, kita tidak perlu takut dengan kiamat.
Tanya: Terkadang kita suka terkecoh dengan pemberitaan seperti itu. Saya percaya apa yang terjadi pasti ada hikmahnya. Nah, kira-kira hal positif dan negatif apa yang ustaz lihat dari kejadian ini?
ADVERTISEMENT
Jawab: Di dalam Al-Quran itu kan sudah disebutkan, musibah yang dirasakan adalah untuk menguji keimanan kita. Artinya, ini adalah bentuk kasih sayang Allah. Ketika kita lalai, Allah ingatkan kita dengan musibah. Contohnya, ketika Indonesia terpecah belah karena politik, kita disatukana kembali karena pandemi ini. Coba lihat di medsos, banyak kan yang berdonasi dan saling membantu satu sama lain.
Soal berita nantinya ada huru-hara kiamat dan lain sebagainya, kita abaikan dan ambil positifnya saja. Kita berbaik sangka pada yang menciptakan alam semesta ini.
Tanya: Ustaz, ada 10 tanda-tanda kiamat yang saya nonton di YouTube tentang terbunuhnya Raja Salman, bagaimana tanggapan ustaz tentang hal ini? Mohon penjelasannya.
Jawab: Nah, ini termasuk hal yang tidak tercantum dalam teks hadis. Tadi sudah dijelaskan, bahwasanya menurut Ulama Mesir Syekh Yusuf Al Qardhawi, menafsirkan hal-hal gaib termasuk kiamat yang tidak ada dalam teks hadis itu tidak diperbolehkan. Termasuk hal-hal seperti pembunuhan Raja Salman itu tidak ada dalam 10 tanda kiamat. Menurut saya itu mengada-ada dan tidak perlu dipercaya.
ADVERTISEMENT
Konten seperti itu biasanya hanya memperkaya subscriber saja dengan membuat heboh para penontonnya. Tetapi inti serta dalilnya itu tidak ada.
Tanya: Ustaz, bagaimana menanggapi rasa was-was dalam diri dalam melihat fenomena yang terjadi belakangan ini? Bagaimana sikap paling bijak?
Jawab: Orang yang beriman itu kan harus percaya dengan Qadha dan Qadar-nya Allah. Qadha dan Qadar itu adalah ketentuan Allah yang sudah ditetapkan jauh sebelum semua diciptakan, sudah tertulis di lauhul mahfudz. Nah, jadi apa yang terjadi saat ini sudah ditetapkan di lauhul mahfudz itu. Jadi, yang bisa kita lakukan sekarang yaitu tetap optimis, tawakal, dan ikhtiar di tengah-tengah musibah pandemi yang merata di seluruh dunia ini.
Waktu itu, Rasulullah SAW pernah berinteraksi dengan para sahabatnya. Sahabatnya pada saat itu ada yang terkena penyakit menular. Nah, untuk antisipasi sebagai bentuk ikhtiar, Rasulullah tetap menjaga jarak kepada sahabatnya itu. Jadi, anjuran soal social distancing dan imbauan pemerintah lain sudah ada ajarannya dalam agama.
ADVERTISEMENT
Tanya: Terkait ikhtiar, apakah #StayAtHome atau #WorkFromHome juga bisa dikategorikan dalam salah satu bentuk ikhtiar, ustaz? Dan selanjutnya hanya perlu bertawakal. Lalu, apakah ada amalan, wirid atau do'a khusus yang bisa membuat hati cenderung tidak merasa was-was atau gelisah?
Jawab: Betul, stay at home dan WFH adalah bagian dari ikhtiar. Kalau terpaksa keluar rumah, lakukan sesuai prosedur yang dianjurkan pemerintah.
Ini ada doa khusus di masa pandemi, klik di sini. Shalawat ini selain untuk ikhtiar, berdoa agar dikuatkan imun tubuh kita, juga bisa untuk ketenangan hati.
Setelah ikhtiar yang sesuai prosedur sudah dilakukan, pasrahkan semuanya kepada Allah. Jangan takut pada corona. Tapi syaratnya, kita harus ikhtiar dulu ya, baru tawakal.
ADVERTISEMENT
Tanya: Ustaz, kan ada 2 hubungan yang harus dijaga, yaitu hubungan dengan Allah dan hubungan dengan sesama manusia. Nah, di masa pandemi ini dengan diterapkannyaa sosial distancing, bagaimana hubungan dengan sesama manusia harus dieratkan?
Jawab: Tetap kita jaga silaturahim dengan menggunakan fasilitas teknologi yang sudah diciptakan oleh para ilmuwan. Ketika kita menggunakan fasilitas teknologi ini untuk kepentingan yang baik, seperti silaturahim, mengajak donasi, dan sebagainya. Itu bentuk syukur kita kepada Allah, sekaligus peduli pada sesama manusia.
Sebelum menutup Teman kumparan NGOPI kali ini, Ustaz Ahong berpesan di tengah pandemi ini, sebaiknya kita perbanyak sedekah, beramal saleh, dan membantu sesama. Tidak bisa berdonasi lewat materi, kita bisa berdonasi dengan doa.
ADVERTISEMENT
Jangan lupa terus berikhtiar, bertawakal, dan jangan takut dengan corona. Kita berbaik sangka kepada Allah bahwa tidak ada yang membahayakan, tidak ada yang memberi manfaat kecuali Allah SWT. Semoga, di awal puasa ini, ibadah Ramadan kita berkualitas, lancar, dan selalu diberikan kesehatan di tengah pandemi corona ini.
Teman kumparan bisa mendapatkan informasi keislaman di website bincangsyariah.com, Instagram @bincangsyariah, ataupun channel Youtube Bincang Syariah.
Selain itu, teman kumparan NGOPI juga akan dilakukan secara rutin di Bulan Ramadan ini, lho. Ingin ikuti keseruannya? Yuk, gabung ke grup WhatsApp teman kumparan di sini.
(sif)