Untuk Teman, Komunitas yang Mendukung Mereka dalam Mencapai Kesembuhan

teman kumparan
Ayo gabung ke komunitas teman kumparan!
Konten dari Pengguna
20 Juli 2020 18:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari teman kumparan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Susi, salah satu anggota dampingan Untuk Teman. Foto: Instagram/@untukteman.id
zoom-in-whitePerbesar
Susi, salah satu anggota dampingan Untuk Teman. Foto: Instagram/@untukteman.id
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kebahagiaan terpancar dari wajah Susi, penyintas Cerebral Palsy (lumpuh otak) di Magelang, saat didatangi tim relawan Komunitas Untuk Teman sebelum pandemi. Susi mendapatkan bantuan sebagai salah satu penerima program Dampingan Untuk Teman yang diberikan para donatur dan relawan.
ADVERTISEMENT
Susi sudah 14 tahun menahan sakit Cerebral Palsy. Ibunya, tak kenal lelah harus menggendong Susi setiap hari. Ia berjalan kaki menggendong Susi untuk menempuh perjalanan Magelang - Yogyakarta menggunakan bus demi pengobatan sang buah hati.
“Istri saya tidak pernah lelah berjuang, ia jalan kaki menggendong susi untuk naik bus Magelang-Yogyakarta. Jarak tempuh hampir 4 jam kami lalui selama bertahun-tahun agar pengobatan Susi terus berjalan,” ujar Bapak Susi.
Susi hanyalah satu dari 113 anak yang terbantu oleh Komunitas Untuk Teman. Komunitas ini memang didirikan untuk membantu keluarga yang sedang berjuang mencari kesembuhan bagi mereka yang sedang tertimpa musibah penyakit. Sehingga, dukungan dan bantuan yang disebarkan dari Komunitas Untuk Teman diharapkan dapat meringankan sedikit beban mereka untuk terus semangat menjemput kesembuhan.
ADVERTISEMENT

Untuk teman muncul setelah seorang ibu kehilangan anaknya

Sosok Febfi (kedua dari kanan) bersama para anggota dampingan Untuk Teman. Foto: dok. Untuk Teman
Mulanya, Komunitas ini muncul setelah Febfi Setyawati, Founder Komunitas Untuk Teman, kehilangan anak keduanya karena menderita penyakit hidrosefalus pada 15 Desember 2018 silam. Di tanggal itu pula, Komunitas Untuk Teman lahir sebagai upaya Febfi mencari kegiatan positif untuk mengobati kerinduan kepada anaknya. Ia juga berniat untuk membantu keluarga para penyintas dan memberikan support agar mereka tetap semangat berjuang.
“Akhirnya, pada saat itu saya membagikan bingkisan ke rumah sakit dan ke teman-teman almarhum anak saya yang masih berjuang,” ujar Febfi kepada kumparan.
Mengawali Untuk Teman sendirian, akhirnya Febfi mengajak Dyah Ayu Yoanita yang memiliki kisah sama untuk mengobati kerinduan pada anaknya. Mereka bersama-sama membangun Untuk Teman, mengumpulkan para donatur (teman baik) dan mereka yang sedang berjuang.
ADVERTISEMENT

Menjembatani teman baik dan penerima bantuan

Komunitas Untuk Teman. Foto: dok. Untuk Teman
Pada akhirnya, Untuk Teman menjembatani teman baik dan para penyintas yang masih berjuang. Sebab, orang tua seperti Febfi dan Dyah, tahu betul bagaimana rasanya tinggal di rumah sakit dalam waktu yang lama. Febfi mengerti bahwa kebutuhan-kebutuhan itu sangat banyak, sehingga ia mengusung #bingkisanuntukteman sebagai salah satu program yang membantu keluarga yang sedang berjuang mencari kesembuhan.
Menurut Febfi, ada 113 orang penerima bantuan yang terus bertambah dan tersebar di berbagai kota di Indonesia, seperti Batam, Palembang, Jabodetabek, Jawa Tengah, hingga Jawa Timur.
Selain memberikan bantuan berupa materi, Komunitas Untuk Teman juga memberikan bantuan berupa #pelatihanuntukteman. Untuk menjalani program ini, volunteer Untuk Teman saling bahu-membahu supaya program berjalan dampingan dan pelatihan berjalan dengan lancar. Sesuai dengan nilai-nilai yang dibawanya, komunitas ini pun memiliki slogan ‘Dari Teman Untuk Teman’.
ADVERTISEMENT

Semasa pandemi, Untuk Teman menebar lebih banyak kebaikan lagi

Proses pembagian makanan kepada tenaga kesehatan di Yogyakarta. Foto: Instagram/@untukteman.id
Selama pandemi, kegiatan offline Untuk Teman banyak yang tertunda. Terlebih, para volunteer tak mau mengambil risiko yang bisa membahayakan para penerima #dampinganuntukteman. Oleh karenanya, program pelatihan untuk teman dialihkan menjadi kuliah WhatsApp. Selain itu, kegiatan offline pun tak hanya fokus ke keluarga difabel saja, tapi juga fokus ke orang-orang membutuhkan lainnya yang terdampak COVID-19.
Dalam membantu mereka yang kesulitan menghadapi pandemi, Untuk Teman mengajak UMKM kuliner yang mengalami penurunan pesanan untuk ikut menyuplai makanan bergizi kepada tenaga kesehatan yang berjuang di garda terdepan. Lewat program #dariUMKMuntukteman, komunitas ini membantu dua pihak sekaligus, yakni UMKM kuliner dan tenaga kesehatan.
Selain itu, Untuk Teman juga bekerja sama dengan salah satu situs crowdfunding untuk menggratiskan makanan bagi warga kurang mampu di Angkringan Ibu Saminah, Yogyakarta. Lewat program tersebut, banyak pihak yang terbantu dari aksi baik komunitas ini.
ADVERTISEMENT
Komunitas inisiasi Febfi dan Dyah membuktikan bahwa dengan berbagi, kita dapat menularkan kebahagiaan dan memberi semangat kepada sesama. “Saya ingin mengajak semua keluarga difabel dan keluarga yang sedang berjuang untuk berdaya bersama. meskipun mereka ada pada keadaan yang sedang terbatas, tapi tetap kuat berjuang mencapai kesembuhan,” ujar Febfi kepada kumparan.
(sif)