5 Kesalahan Ibu Rumah Tangga dalam Mengatur Keuangan

Konten dari Pengguna
30 Juli 2019 8:53 WIB
Tulisan dari Tetty Hermawati Sidik tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
“Money is only a tool. It will take you wherever you wish, but it will not replace you as the driver.”-Ayn Rand.
ADVERTISEMENT
Haloo, Assalamu’alaikum.
Pernah gak sih Mom di akhir bulan, uang tuh udah abis? Gak cukup sampe tanggal gajian berikutnya? Sampai-sampai harus menggunakan ‘pihak ketiga’ supaya uang belanja sampai ke nafas penghabisan.
Pernah aja atau pernah banget?
Apa sih sebenernya yang salah? Bagaimana seharusnya mengatur dan mengelola keuangan yang baik dan benar? Karena Kita sebagai seorang ibu beneran memiliki banyak peran di rumah. Ya manajer keuangan, manajer kesehatan, manajer pendidikan, pokoknya Guardian of the Family Banget deh.
Makanya, waktu #KumparanMom mengundang Saya ke acara #MomsMingle bertajuk Mom as the Guardian of The Family, Sabtu 27 Juli 2019 dan akan membahas mengenai bagaimana cara mengatur keuangan rumah tangga, Saya langsung tertarik untuk datang.
Seneng banget hadir di acara Moms Mingle bersama Kumparan dan Sun Life
ADVERTISEMENT
Kemudian terungkaplah 5 Kesalahan Ibu Rumah Tangga yang sering dilakukan dalam mengatur keuangan.
Apa saja kesalahannya ya?
1.Tidak tahu penghasilan suami
Apakah ada istri yang tidak tahu berapa penghasilan suami setiap bulannya? Jawabannya ada. Istri hanya tahu jatah uang belanja saja, tapi tidak tahu berapa sesungguhnya penghasilan suami.
Bukan, bukan untuk mendominasi apalagi menguras semua penghasilan suami ya, tapi dengan saling terbuka terhadap income setiap bulannya, diharapkan Kita bisa merencanakan keuangan dengan lebih baik lagi. Tidak hanya untuk saat ini saja, Moms. Tapi merencanakan keuangan untuk masa depan di hari tua kita kelak.
Dan konon kabarnya, keuangan ini menjadi salah satu penyebab perceraian kedua lho setelah perselingkuhan.
Nah lho, udah saling terbuka belum nih masalah keuangan dengan pasangan? Yuk, dievaluasi lagi.
ADVERTISEMENT
2.Tidak memiliki perencanaan atau budgeting anggaran
Terkait dengan kesalahan nomer 1, jika kita tidak tahu berapa sebenarnya penghasilan suami, otomatis kita pun akan ‘buta’ dalam merencanakan anggaran.
Boro-boro menakar skala prioritas keuangan, tahu nominalnya aja ngga. Kalau ini bagai berjalan tanpa peta dan perbekalan ya Moms, kita gak tau arah keuangan mau dibawa kemana, bahkan kita gak tau nih sebenernya bekal kita di perjalanan ini masih cukup atau ngga sih sebenernya.
Padahal menurut Financial Planner yang hadir pada acara #MomsMingle kemarin, Aidil Akbar Madjid, sedikit sekali orang khususnya Ibu yang mengerti bagaimana menabung untuk masa depan. Apakah menggunakan uang? Apakah menggunakan emas? Apakah menggunakan investasi seperti reksadana, saham, properti, atau yang lainnya?
ADVERTISEMENT
Aidil Akbar, FInancial Planner
Menurut Mas Aidil, simpanan atau tabungan yang harus direncanakan adalah:
Tabungan jangka pendek (kurang dari 1 tahun)
Tabungan jangka menengah (5 tahun)
Tabungan jangka panjang (Lebih dari 5 tahun, 10 tahun)
Tabungan jangka pendek biasanya dalam bentuk tabungan uang dalam rekening, peruntukannya pun untuk jangka pendek saja. Misal merencanakan untuk membeli perabot rumah tangga, buku anak/mainan edukatif anak, dsb. Sedangkan tabungan jangka menengah biasanya menggunakan logam mulia seperti emas. Dan untuk tabungan jangka panjang, dianjurkan untuk berinvestasi melalui reksadana, saham, dll.
Lalu, bagaimana dengan dana pendidikan anak?
“Jika memang itu untuk jangka panjang, ya baiknya menggunakan tabungan jangka panjang.” Ucap Mas Aidil. Apakah boleh menabung menggunakan emas? Dulu orang tua saya pun begitu.
ADVERTISEMENT
“Zaman dulu, inflasi tidak sebesar sekarang, oleh karena itu investasi dalam bentuk emas masih menjanjikan. Tapi berbeda dengan saat ini, inflasi terlalu tinggi untuk kita kejar terus.” Tambah Mas Aidil.
3.Tidak mengetahui formula yang benar dalam merencanakan keuangan
Menurut Mas Aidil Akbar Madjid, secara garis besar, biasanya Cashflow keuangan dibagi dalam beberapa pos yakni:
40 % Biaya hidup
30 % Hutang (Maksimal)
20 % Dana masa depan
10 % Dana darurat
Biaya Hidup
Biaya hidup ini tentunya mencakup konsumsi, SPP anak, listrik, pulsa, PDAM, popok, susu, peralatan dapur, peralatan kamar mandi, pokoknya barang yang memang kita konsumsi dan kita bayarkan. Intinya biaya hidup ini adalah biaya sehari-hari yang kita keluarkan setiap bulannya ya.
ADVERTISEMENT
Jika kita masih harus memberi uang untuk orang tua, kakak, adik atau saudara lainnya. Boleh juga dianggarkan. Dan jangan lupa zakat, infaq, dan sedekah pun jangan sampai ketinggalan ya, Moms.
Hutang
Hutang biasanya berupa hutang rumah/KPR dan hutang kendaraan. Nominal hutang tidak boleh melebihi 30% ya, Moms. Ini udah angka maksimaall banget. Jangan sampai kelebihan. Kalau iya, bisa gunjang-ganjing urusan rumah tangga, hahaha.
Akan tetapi, menurut Mas Aidil, KPR atau cicilan rumah adalah hutang yang produktif. Jadi jangan terlalu dibuat beban, karena ketika cicilan rumah kita lunas, nilai jual rumah yang kita cicil akan naik 2-3 kali lipat.
Dana Masa Depan
Dana masa depan ini seperti dana pendidikan anak dan juga dana pensiun, yaitu kehidupan setelah kita tua nanti. Gak mau kan kalau harus membebani anak di hari tua nanti? Makanya persiapkanlah dari sekarang, Moms.
ADVERTISEMENT
Dana masa depan ini tentunya akan lebih baik menggunakan tabungan berjangka waktu yang panjang, karena memang akan kita gunakan 20-30 tahun mendatang.
Dana Darurat
Dana darurat adalah dana yang digunakan untuk keadaan darurat aja ya, Moms. Hati-hati, Harbolnas dan Harborkir, juga Midnight Sale itu bukan keadaan darurat ya, hehehe. Keadaan darurat itu misalnya tiba-tiba anak sakit, ada keluarga yang meninggal, dsb.
Formula dana darurat biasanya adalah 3x dari pengeluaran kita setiap bulannya. Misalkan pengeluaran kita dalam satu bulan adalah 3 juta. Maka, kita perlu dana darurat di tabungan kita sebanyak 9 juta rupiah.
Dana darurat ini harus bisa digunakan sebijaksana mungkin ya, Moms.
Mas Aidil sendiri memiliki tips yaitu dengan melakukan budgeting menggunakan amplop setiap kali kita menerima gaji suami. Setiap kebutuhan, kita masukkan ke dalam masing-masing amplop yang sudah kita beri ‘judul’
ADVERTISEMENT
Misalkan, amplop SPP, arisan, skin care, beras, listrik, pulsa internet, dll. Dengan sistem amplop, mudah-mudahan, Insya Alloh, pengeluaran kita akan lebih terkendali.
4.Tidak sadar apakah keuangan rumah tangga ini pas-pasan, plus, atau bahkan minus
Mas Anto perwakilan Sun Life Indonesia
Menurut Mas Anto dari Sun Life Indonesia, yang juga menjadi narasumber di acara #MomsMingle 78 % perempuan Indonesia PD mengelola keuangan dengan baik dan benar, namun pada kenyataanya, literasi keuangan perempuan di Indonesia masih jauh di bawah 30%. Artinya perempuan dan Moms Millenial ini belum paham bagaimana caranya mengelola keuangan rumah tangga.
Bagaimana mengecek kesehatan keuangan kita?
Caranya adalah dengan menghitung:
ASET-HUTANG=POSITIF
Misal aset kita 100 juta, hutang kita 40 juta. Maka 100 juta-40 juta yakni 60 juta (Positif). Jangan sampai besar hutang dari pada aset. Duh, ngeri Moms. Kita akan jadi orang yang bangkrut dan dililit hutang akhirnya, naudzubillah.
ADVERTISEMENT
5. Tidak memiliki proteksi dan investasi baik untuk jangka pendek, menengah, maupun jangka panjang
Selain mengatur keuangan melalui proses budgeting, jangan lupa untuk memiliki proteksi terhadap diri kita sendiri, kepala keluarga, aset (rumah/ruko), dll. Proteksi sendiri bisa dimiliki melalui asuransi. Karena kita sendiri tidak pernah bisa memprediksi musibah atau kondisi seperti apa yang akan kita hadapi di hari esok.
Sun Life sendiri merupakan brand Asuransi yang berasa dari Canada dan sudah berada di Indonesia sejak tahun 1995. Produk asuransi Sun Life sendiri ada yang konvensional dan ada pula yang Syariah ya Moms. Dan kabar baiknya, asuransi syariah Sun Life ini diawasi langsung oleh Majelis Ulama Indonesia, agar para nasabahnya khususnya para muslim di Indonesia merasa tenang dan nyaman dalam memilih produk asuransi dari Sun Life.
ADVERTISEMENT
Kiri ke kanan: Mas Aidil Akbar, Mbak Tania Raymina, Kelly Tandiono, Mas Anto perwakilan Sun Life Indonesia
Kelly Tandiono, Brand Ambassador dari Sun Life Indonesia pernah mengalami kecelakaan ketika berolah raga yang mengharuskan ia dilarikan ke IGD. Untungnya ada asuransi yang ia miliki, ia terbebas dari tagihan Rumah Sakit ketika ia melakukan pengobatan dan perawatan.
Selain itu, Kelly Tandiono juga memberikan semangat untuk selalu hidup sehat, yaitu dengan tertawa setiap hari, jangan lupa kena sinar matahari (karena vitamin D baik untuk tubuh kita), jangan bermalas-malasan, olah raga setiap hari (bisa dengan jogging, yoga, senam, pokoknya olah raga yang kita suka), dan jangan lupa makan makanan yang sehat, seperti menghindari gula, garam berlebih atau pun MSG.
Oleh karena itu, Kelly Tandiono dan Ibnu Jamil didaulat menjadi ambassador untuk mendukung gerakan #LiveHealthierLives yang merupakan sebuah gerakan yang diprakarsai oleh Sun Life Indonesia untuk mendukung masyarakat Indonesia sehat secara jasmani dan sehat secara keuangan.
ADVERTISEMENT
Bagaimana kalau kita belum bisa memenuhi semua target budgeting yang seharusnya/ideal?
Mas Aidil sendiri memberikan wejangan agar kondisi keuangan kita bagus, alangkah baiknya rumus yang digunakan adalah:
Biaya hidup ditambah, pengeluaran dikurangi
Bagi Moms yang memang tidak memiliki penghasilan tambahan dengan bekerja, jangan pernah malu untuk memulai wirausaha dari rumah. Bisa membuka usaha catering, pakaian, buku anak, mainan anak, jadi content writer, pokoknya jangan malu deh memulai wirausaha.
Dengan begitu, kita akan memiliki kelebihan dana yang bisa kita alokasikan untuk membuat perencanaan keuangan yang ideal.
Semangat wirausaha ini juga dikobarkan oleh Mbak Tania Raymina (@taniaraymina) adik kandung dari artis cantik Zaskia Adya Mecca yang turut hadir dalam acara #MomsMingle. Mbak Tania sekarang menjadi Ibu rumah tangga dan menjadi pengusaha wanita bersama Kakaknya.
ADVERTISEMENT
“Jangan pernah takut untuk memulai wirausaha, dulu pun Kakak Saya (Zaskia) memulai bisnisnya hanya dengan dana 3 juta rupiah. Namun sekarang, ia sudah berhasil menjadi pengusaha wanita dengan ratusan outlet pakaian dengan bekerja sama dengan departement store terkemuka di Indonesia.” Ucap Tania.
Tips wirausaha dari Mba Tania yaitu:
1.Jangan ragu memulai bisnis.
2.Koreksi atau penyesuaian bisa sambil jalan (being flexible).
3.Kalau kita gak jalanin usaha kita, kita gak akan pernah belajar dan memperbaiki apa yang salah.
Jangan pernah menyerah, karena bisnis pasti ada rintangannya, bahkan ada bangkrutnya, tapi semangat kita gak boleh patah. Seperti semangat dari Kumparan Mom #IbuPastiBisa
Tips lain dari Mas Aidil Akbar adalah jika kita belum bisa memiliki dana lebih untuk menabung dana darurat misalnya, kita bisa mencoba untuk menchallenge diri kita sendiri.
ADVERTISEMENT
“Ibu-ibu nih biasanya kreatif, coba deh kurangi uang belanjanya. Misalkan tadinya 2juta, jadi 1,5 juta. Atur menunya sekreatif mungkin, 500ribunya bisa ditabung untuk dana darurat.” Ujar Mas Aidil.
Hmmm, boleh juga ya tantangan dari Mas Aidil ini. Moms berani coba?
***
Moms as the Guardian of the Family, yes!
Nah, itu dia 5 kesalahan yang sering dilakuakan oleh ibu rumah tangga yang sering dilakukan dalam mengatur keuangan. Termasuk saya juga nih, masih belajar banget, masih banyak salahnya ternyata.
Namun, walaupun kita belum bisa ideal memenuhi budgeting cashflow, jangan lupa bersyukur atas segala rezeki yang diberikan olehNya ya Moms, dibarengi dengan usaha/ikhtiar untuk mengarah pada hidup lebih baik lagi. Karena saya pun yakin #IbuPastiBisa menjadi manajer keuangan sekaligus menjadi The Guardian of the Family.
ADVERTISEMENT
Kalau Moms sendiri punya opini apa nih? Sharing yuk!