4 Alasan Setara Institute Anggap Reformasi di Tubuh TNI Belum Maksimal

23 November 2017 19:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
pembukaan Lomba Peleton Tangkas TNI AD (Foto: Dok.Dispenad TNI AD)
zoom-in-whitePerbesar
pembukaan Lomba Peleton Tangkas TNI AD (Foto: Dok.Dispenad TNI AD)
ADVERTISEMENT
Ketua Setara Institute, Hendardi, menyebut reformasi TNI penting dilakukan. Pasalnya, ia menilai sampai saat ini reformasi di tubuh TNI belum sepenuhnya terjadi.
ADVERTISEMENT
"Reformasi TNI belum sepenuhnya menyentuh TNI, alih alih mempercepat reformasi TNI, nyaris 2 tahun ini TNI tidak melakukan upaya khusus. Larangan TNI berpolitik, itu samar samar," ucap Hendardi pada diskusi 'Pergantian Panglima dan Akselerasi Reformasi TNI', di Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (23/11).
Menurut Hendardi ada empat hal yang mendasari agar reformasi di tubuh TNI perlu disegerakan. Pertama, praktik Peradilan Militer yang dianggap menimbulkan bias hukum. Tatkala seorang anggota TNI melakukan tindak pidana umum, tetapi diadili di pengadilan militer. Sehingga menimbulkan ketidakadilan.
Kedua, restrukturasi komando teritorial. Hendardi menganggap, sudah saatnya melihat kembali peran teritorial TNI. Tujuannya, agar tidak tumpah tindih dengan fungsi pemerintah daerah. Meskipun tidak ada peran TNI secara spesifik, tetapi satuan TNI dari tingkat provinsi sampai desa jelas menunjukkan desain yang tidak tepat jika merujuk semangat menjauhkan TNI dari kehidupan politik.
ADVERTISEMENT
Hendardi Ketua Setara Institute (Foto: Rafyq Alkandy/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Hendardi Ketua Setara Institute (Foto: Rafyq Alkandy/kumparan)
Ketiga, mengenai modernisasi alat utama sistem persenjataan (Alutsista) TNI. Hendardi menyebut, jika dibandingkan dengan negara lain, Alutsista TNI masih tertinggal.
Keempat, kesejahteraan prajurit. Hendardi menuturkan, membiarkan prajurit tidak sejahtera sama saja membiarkan mereka berbisnis. Penataan yayasan-yayasan milik TNI, juga perlu dibenahi.
Dalam konteks pergantian Panglima TNI, Hendardi berharap pergantian tidak sekedar seremonial saja. Pengganti Jenderal Gatot Nurmantyo harus mampu melaksanakan reformasi TNI
"Pergantian Panglima itu tidak diartikan dengan hanya pergantian tongkat komando saja, tetapi juga harus menjadi perhatian bahwa Panglima yang baru mampu menuntaskan reformasi TNI secara konsisten," ujar Hendardi.
Reporter: Rafyq Alkandi Ahmad Panjaitan