Membandingkan Doa Politisi Gerindra dan PKS di Depan Jokowi

16 Agustus 2017 14:32 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tifatul Sembiring dan Muhammad Syafii (Foto: Antara/DPR.go)
zoom-in-whitePerbesar
Tifatul Sembiring dan Muhammad Syafii (Foto: Antara/DPR.go)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Doa penutup sidang tahunan MPR yang dibacakan anggota DPR fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), TIfatul Sembiring, agaknya mengingatkan kepada Muhammad Syafii, politisi Gerindra. Pasalnya, dalam doanya, Tifatul menyindir masalah negara saat ini.
ADVERTISEMENT
Pada sidang tahunan MPR 2016, anggota DPR fraksi Partai Gerindra itu membacakan doa yang cukup mengejutkan beberapa orang. Doa Syafii dianggap lebih mirip sindiran ketimbang doa. Dalam doanya, yang didengar langsung Presiden Joko Widodo, Syafii mmeminta agar bangsa Indonesia dijauhkan dari pemimpin yang berkhianat dan hanya memberikan janji-janji palsunya kepada rakyat.
"Jauhkan kami dari pemimpin yang khianat yang hanya memberikan janji-janji palsu, harapan-harapan kosong, dan kekuasaan yang bukan untuk memajukan dan melindungi rakyat ini, tapi seakan-akan arogansi kekuatan berhadap-hadapan dengan kebutuhan rakyat," kata Syafi'i dalam doanya di Sidang Paripurna MPR/DPR 2016 di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (16/8/2016).
Syafii sempat pula menyinggung penggusuran yang beberapa kali terjadi selama 2016. Dia sebutkan penggusuran adalah bentuk arogansi yang menyengsarakan rakyat. Penggusuran dia sebut telah membuat rakyat kebingungan karena kehilangan tempat tinggal. Dalam doanya, Syafii menyatakan ada 5.000 kepala keluarga di Medan, Sumatera Utara yang kehilangan tempat tinggal karena penggusuran.
ADVERTISEMENT
Kader Partai Gerindra ini juga berharap agar pemimpin di Indonesia mau bertaubat. Jika mereka tidak mau bertaubat, dia meminta agara pemimpin negeri ini diganti.
Selain itu, Syafii ikut menyinggung perihal kuatnya pengaruh asing di Indonesia, meski sebenarnya Indonesia punya kekayaan alam yang melimpah. Akibat melemahnya kekuatan pemimpin, dia menyebut rakyat Indonesia menjadi kuli di negeri sendiri. Sumber daya alam pun dikuasai asing.
Tak hanya itu, dalam doanya Syafii juga menyentil permasalahan hukum. Dia ucapkan, hukum di Indonesia masih tajam ke bawah dan tumpul ke bawah. Tingkat kejahatan dinilainya cukup tinggi. Hal ini dilihat dari kapasitas penjara yang selalu penuh. Sayangnya, menurut Syafi'i, tak ada upaya dari pemerintah untuk mengurangi tingkat kejahatan yang semakin meningkat ini dengan kebijakan-kebijakannya.
ADVERTISEMENT
"Wahai Allah, memang semua penjara overcapacity, tapi kami tidak melihat ada upaya untuk mengurangi kejahatan karena kejahatan seperti diorganisir, ya Allah. Kami tahu pesan dari sahabat Nabi Nuh bahwa kejahatan-kejahatan ini bisa hebat bukan karena penjahat yang hebat, tapi karena orang-orang baik belum bersatu atau belum mempunyai kesempatan di negeri ini untuk membuat kebijakan-kebijakan yang baik yang bisa menekan kejahatan-kejahatan itu," tutur Syafii.
Tifatul Sembiring (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Tifatul Sembiring (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
Berbeda dengan Syafii yang seolah menyerang Jokowi dalam doanya, Tifatul malah menyinggung kondisi fisik. Tifatul meminta kepada Allah agar tubuh jokowi lebih gemuk, karena dia menilai badan Presiden kini lebih kurus.
"Gemukkan lah badan beliau ya Allah, karena kini terlihat semakin kurus. Padahal tekad beliau untuk membangun bangsa ini terus membaja agar adil makmur sejahtera. kami lihat beliau kurang istirahat, setiap hari pasti capek dan lelah," kata Tifatul, Rabu (16/8).
ADVERTISEMENT
Bukan hanya Jokowi, Wakil Presiden Jusuf Kalla pun disinggung dalam doa mantan Presiden PKS ini. Dia menyinggung usia Kalla. "Ya Allah bimbinglah Wakil Presiden kami Bapak Jusuf Kalla. Meski usia beliau sudah tergolong tua, tapi semangat beliau tetap membara," ujar Tifatul. Saat Tifatul membaca doanya, Kalla tampak tersenyum dan menutup mulutnya dengan tangan.
Meski di bagian awal doanya terdengar agak bercanda, kritik juga terucap dari mulut Tifatul. Dia menyinggung masalah ulama. Sebagai informasi, beberapa ulama sempat merasa di kriminalisasi dalam tahun ini.
"Kokohlah keimanan dan ketaqwaan di dada beliau. Tanamlah rasa sayang di dada beliau kepada rakyat, cinta kepada umat, cinta dan hormat kepada ulama yang istiqamah. Sebab ulama adalah pewaris Nabi Shallallahu`alaihi Wa Sallam," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Masalah utang dan harga garam yang tinggi juga masuk dalam doa Tifatul. Menurutnya, harapan rakyat masih tinggi di tengah tumpukan utang pemerintah dan melonjaknya harga garam.
Terakhir, Tifatul berdoa agar pemimpin di Indonesia lebih takut kepada Allah ketimbang partai. Dia pun mengharapkan pemimpin Indonesia takut untuk melakukan korupsi. "Korupsi. Untuk apa itu korupsi. Setiap daging tumbuh dari barang haram, neraka tempatnya," sebutnya.