Panglima TNI Beberkan Ancaman yang Bisa Pecah Indonesia

31 Mei 2017 12:34 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Panglima TNI Gatot Nurmantyo (Foto: Aria Pradana/kumparan)
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengungkapkan saat ini bangsa Indonesia sedang menghadapi sejumlah ancaman yang dapat memecah belah bangsa. Ancaman itu datang dari luar maupun dalam negeri sendiri.
ADVERTISEMENT
Salah satu ancaman nyata dari luar negeri yakni adanya migrasi dari berbagai negara masuk ke Indonesia. Ia mengingatkan meski terlihat sepele migrasi harus diwaspadai. Sebab, tidak menutup kemungkinan para imigran itu lama kelamaan akan mengusir penduduk aslinya, seperti yang terjadi di Amerika dan Australia.
Ancaman selanjutnya yakni narkoba. Dia mencontohkan banyak negara hancur awalnya dimasuki dengan narkoba. Seperti yang terjadi di China yang akhirnya menyerahkan Hongkong, Taiwan dan Macau pada Inggris dan Perancis.
"Tahun 1839 sampai 1860, Tiongkok versus Inggris dan Perancis. Warga dan tentaranya konsumsi candu, akhirnya Hongkong, Taiwan dan Macau lepas," ujar Gatot saat memberikan materi di workshop Peneguhan Pancasila Bagi Aparatur Sipil Negara di Hotel Novotel Jalan Sahari, Jakarta, Rabu (31/5).
Panglima TNI bacakan puisi "Tapi Bukan Kami Punya" (Foto: Jihad Akbar/kumparan)
Selanjutnya yakni permasalah terorisme dan paham radikalisme yang saat ini sedang dibahas cara penanganannya oleh semua pihak.
ADVERTISEMENT
"(Terorisme dan radikalisme) Sangat berbahaya, karena di negara-negara lain sudah menetapkan hukum yang sangat keras. Indonesia adalah tempat yang nyaman bagi teroris. Kenapa? Karena undang-undangnya," ungkap dia.
Gatot menilai undang-undang untuk menangani permasalahan tersebut saat ini kurang keras dan tegas. Ia berharap ke depan dengan pembahasan UU terkait terorisme di DPR, Indonesia memiliki undang-undang yang keras untuk menangani terorisme.
Anggota TNI latihan perang (Foto: tniad.mil.id)
Sedangkan permasalahan yang ada di dalam negeri sendiri yaitu penjajahan melalui media sosial. Banyak isu yang dapat memecah belah persatuan bangsa yang berkembang di media sosial. Lalu lainnya yaitu pertumbuhan penduduk yang tinggi akan tetapi dibarengi dengan menurunnya energi dan tanah yang dimiliki oleh Indonesia.
ADVERTISEMENT
Untuk menangani itu sebenarnya bangsa Indonesia memiliki Pancasila sebagai pedoman. "Kalau Pancasila hilang, enggak ada kemanusiaan yang adil dan beradab," ungkap Gatot.
"Bung Karno pernah mengingatkan, negara Republik Indonesia ini bukan milik satu golongan, bukan milik suatu agama, bukan milik satu suku, bukan milik golongan adat istiadat, tetapi milik kita semua dari Sabang sampai Merauke," kata dia.
Selanjutnya Gatot juga menyampaikan tentang pesan Presiden Jokowi terkait Pancasila. Isi pesan itu yakni "Pancasila harus diamalkan, harus dikonkretkan, serta harus diimplementasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara serta dalam kehidupan sehari-hari," tuturnya.
"Saya yakin, dengan itu kita akan punya pondasi yang kokoh dalam menghadapi setiap permasalahan yang ada, serta bisa dengan percaya diri menyongsong masa depan kita," tegasnya.
ADVERTISEMENT