PKL Mengadu ke Sandi, Ingin Berjualan Sejak Sore di Kota Tua

20 November 2017 9:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sandiaga Uno terima aduan di Balai Kota (Foto: Dian Harni/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Sandiaga Uno terima aduan di Balai Kota (Foto: Dian Harni/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Perwakilan pedagang kaki lima (PKL) Kota Tua, Jakarta Barat, menyambangi Balai Kota. Kepada Wakil Gubernur DKI Sandiaga Uno, mereka mengeluhkan soal jam operasional PKL di Kota Tua yang baru dibuka sejak 22.00 WIB.
ADVERTISEMENT
"Sementara pengunjung Kota Tua kan sampe jam 10 (malam). Masuk pedagang jam 10 (malam). Pengunjung sudah enggak ada," ujar Sugiharto, di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (20/11).
"Jadi maunya jam berapa sampai jam berapa?" tanya Sandi.
"Jam 5 (sore), Pak, sampai malam, jam 2 sampai 3 (pagi). sudah jam 12. Kalau Sabtu-Minggu ya bebas," jawab Sugiharto.
Sandi lalu menjelaskan, ia akan mencoba menyelesaikan permasalahan tersebut bersama Rustam Effendi, staf khusus pengaduan warga. Namun, ia meminta agar para PKL tersebut tak semrawut saat berjualan.
"Tapi berantakan enggak? Semrawut. Saya waktu ke sana semrawut banget. Wuwuwuwuwu dorong-dorong ke mana-mana," ucap Sandi.
Sandiaga Uno terima aduan di Balai Kota (Foto: Dian Harni/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Sandiaga Uno terima aduan di Balai Kota (Foto: Dian Harni/kumparan)
Ditemui usai berdialog dengan Sandi, Sugiharto mengatakan, aturan yang mengharuskan PKL berjualan sejak pukul 22.00 WIB itu sangat mencekik kehidupan perekonomian mereka.
ADVERTISEMENT
"Pengunjung kan jam 10 malam bubar, ini riskan sekali. Jadi pengunjung bubar, kita ini pedagang baru masuk, baru berdagang. Kita ini mau makan apa. Kita kayak dicekek, kayak mau dibunuh pelan-pelan. Ulah siapa, kan gitu," ucap Sugiharto.
Sementara itu, Irma, PKL yang juga ikut mendampingi Sugiharto mengadu mengatakan, mereka ingin bisa berjualan di trotoar seperti semula.
"Trotoar, pokoknya pinggir-pinggir trotoar itu. Kayak semua saja. Karena enggak semua pedagang bisa direlokasi ke Cengkeh, ke Taman Intan itu, karena Taman Intan udah enggak maksimal," tuturnya.
Tak hanya itu, para PKL tersebut juga meminta kepada Sandi agar bisa berjualan di Pasar Rakyat yang akan di buat oleh Jiwasraya di Jalan Lada, Jakarta Barat.
ADVERTISEMENT
"Kita sambil nunggu waktu, kita juga minta relokasi ke Jalan Lada itu ada lahan Jiwasraya. Lahan itu katanya mau dibuat pasar rakyat, pusat kuliner sama konsorsium. Tapi pas kita nanya ke pihak Jiwasraya, itu nanti pelaku usaha yang di situ itu bukan PKL, tapi CV, franchise, kayak PT. Itu kan ya mematikan PKL dong. Biar gimana pun kan dulu Kota Tua ramenya karena PKL-nya ini," jelas dia.