news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Saran LIPI untuk Pemerintah Indonesia Soal Kisruh Arab Saudi dan Qatar

19 Juni 2017 3:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana di Doha, Qatar (Foto: REUTERS/Naseem Zeitoon)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana di Doha, Qatar (Foto: REUTERS/Naseem Zeitoon)
ADVERTISEMENT
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) ikut mencermati kisruh diplomatik antara Arab Saudi dan Qatar. Dari hasil penelitian LIPI, ada beberapa saran yang diberikan untuk Pemerintah Indonesia agar tidak salah menyikapi ketegangan politik di Semenanjung Arab.
ADVERTISEMENT
Menurut LIPI, Pemerintah Indonesia sebaiknya tidak mengeluarkan kebijakan luar negeri yang dapat diterjemahkan sebagai bentuk keberpihakan dalam gelojak diplomatik ini. Indonesia sebaiknya mendorong terjalinnya kembali hubungan antar negara yang terputus.
LIPI juga mengingatkan pemerintah tidak menempatkan diri sebagai mediator dalam konflik Arab Saudi-Qatar. "Sebagai middle power, Indonesia belum memiliki diplomatic pressure yang kuat terhadap negara yang bersitegang," tulis LIPI dalam keterangannya yang diterima Senin (19/6).
Namun, Indonesia bisa berperan sebagai fasilisator perdamaian. Posisi sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia, dianggap LIPI, tepat jika Indonesia menawarkan diri sebagai tempat dialog.
Negara seperti Rusia, Amerika Serikat, dan China dipandang LIPI lebih cocok berperan sebagai mediator. Hanya saja, mereka diharapkan bisa lebih netral dalam konflik ini.
ADVERTISEMENT
LIPI memandang [emutusan hubungan diplomatik oleh beberapa negara Arab yang dipimpin Arab Saudi, terhadap Qatar terkait dengan kepemimpinan Syeikh Hamad bin Khalifa Al Thani. Kebijakan Syeikh Hamad dinilai tidak sesuai dengan kebijakan negara-negara Semenanjung Arab lainnya.
Qatar dianggap mendukung kelompok yang dipandang kubu Arab Saudi sebagai entitas radikal. Semisal, Hamas dan Ikhwanul Muslimin.
Melalui Al Jazeera, Qatar juga dianggap sering menyudutkan pemerintahan negara-negara tetangganya. Namun, kantor berita itu dianggap tumpul soal ketimpangan sosial yang terjadi di Qatar.