Proenza Schouler Perbarui Tren Gaya Streetwear untuk Musim Spring/Summer 2019

Bosan dengan gaya streetwear? Lewat sisipan unsur seni, pilihan bahan denim dengan efek warna luntur yang tepat, dan konstruksi yang tegas, label asal New York Proenza Schouler berhasil memperbarui gaya streetwear untuk musim spring/summer 2019.

Berfokus pada Kreasi Denim

View this post on Instagram #pamphlet #proenzaschouler #ss19 #newyork #fashion A post shared by PAMPHLET (@p_a_m_p_h_l_e_t) on Sep 10, 2018 at 10:32pm PDT

Peragaan kali ini menjadi momentum tersendiri bagi Proenza Schouler. Karena menandai keikutsertaan kembali label bentukan duo desainer Jack McCollough dan Lazaro Hernandez tersebut di New York Fashion Week. Setelah sebelumnya, sama seperti Rodarte, menggelar presentasi di pekan haute couture Paris. Berbeda dengan koleksi saat masih di Paris yang penuh dengan detail feathers dan bergaya romantic, kali ini Proenza Schouler kembali ke gaya maskulin yang modern.

Baca juga: Lakukan Fashion Show di Kuburan Rodarte Hadirkan Rancangan Super Feminin

Denim menjadi fokus utama, seperti pada look pembuka lewat kreasi blazer yang dikenakan bersama high-waist skirt dan kemeja bergaya artsy dan boots tinggi. Kreasi denim yang mencuri perhatian adalah dress bersiluet drop waist dan kemeja structured yang dipadankan bersama leather vest warna hitam dan celana palazzo. Sebuah styling trick baru yang patut kamu coba untuk gaya sehari-hari.

View this post on Instagram @proenzaschouler #italy #paris #newyork #nyfw2019 #ootd #fashion #fashionblogger #fashions #fashionart #fashionist #fashionpost #fashionbag #fashionista #fashiongram #fashionstyle #fashionable #fashionshow #fashionblog #fashiondesigner #fashionlover #bag #instablogger #instabloggers #vscocam #igers #followthebuyers #womenswear #ss19 #proenzaschouler A post shared by @ rhythm_rhythm1982 on Sep 10, 2018 at 6:07pm PDT

Tak hanya didominasi kasual, seperti disebutkan sebelumnya, Proenza Schouler menghadirkan sentuhan seni yang terinspirasi dari seniman Iza Genzken. Di mana diwujudkan dalam rupa kemeja oversized dua warna bermotif abstrak dan fotografi lanskap New York. Seniman asal Jerman tersebut juga membuat instalasi berupa manekin yang dipajang di runway.

View this post on Instagram Isa Genzken Untitled, 2018 installation, five mannequins, Proenza Schouler garments, ladder, plastic tube, glasses, adhesive tape, printed paper, plastic foil, foam material, spray can 238 x 229cm A post shared by Proenza Schouler (@proenzaschouler) on Sep 10, 2018 at 12:57pm PDT

Kurang Energetic

View this post on Instagram @kaiagerber walking the @proenzaschouler show for the #nyfw • • • #kaia #kaiagerber #k #proenzaschouler #model #style #runway #catwalk #cindycrawford #explorepage #explore #gainpost #gainlikes #gaintrick #gaintrain #followtrick #followtrain #instagood #instagain #100likes A post shared by Em (@kaia_is_queen) on Sep 10, 2018 at 7:13pm PDT

Meski diperuntukan untuk koleksi spring/summer namun menilik secara keseluruhan mood dari koleksi ini lebih cocok untuk musim gugur. Apalagi untuk aksesori, Proenza Schouler menawarkan boots tinggi yang edgy serta tote bag yang mengingatkan akan kreasi tas dari Victoria Beckham di musim lalu. Dan disaat desainer lain secara gegap gempita menghadirkan warna yang vibran seperti neon dan acid, Proenza Schouler justru memakai rona warna netral.

Meski berhasi memperbarui gaya streetwear, namun koleksi ini terasa kurang energetic dibanding kreasi Proenza Schouler sebelumnya. Mungkin kah kedua desainer sedang merasakan shock culture setelah tinggal di Paris untuk sekian musim fashion? Sepertinya tidak, koleksi ini lebih terlihat seperti sebuah momen restart bagi Proenza Schouler.