Jual Daging di Masa Pandemi, Bukannya Untung Malah Buntung

Arda Saadah Septianti
Mahasiswi Akuntansi UIN Jakarta
Konten dari Pengguna
21 Mei 2021 21:51 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Arda Saadah Septianti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: Galeri Pribadi.
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: Galeri Pribadi.
ADVERTISEMENT
Pada masa pandemi ini banyak orang yang melakukan kegiatan bisnis, mungkin dikarenakan banyak orang yang kena PHK jadi orang-orang yang terkena PHK ini memilih untuk membuka bisnis. Tapi, tidak hanya orang yang terkena PHK saja. Banyak juga remaja yang mulai berbisnis di masa pandemi seperti ini. Contohnya, membuka coffee shop, menjual makanan yang sedang hits lewat instagram, dan masih banyak lainnya.
ADVERTISEMENT
Saya sendiri mempunyai bisnis bersama orangtua saya, bisnis saya adalah menjual daging. Sudah hampir tiga tahun saya menjalankan bisnis ini, memang bisnis yang saya jalani ini tidak berjalan setiap hari. Saya menjual daging ini hanya ketika moment lebaran, atau ketika ada orang yang memesan daging untuk acara-acara besar. Dalam menjalankan bisnis di masa pandemi pastinya akan menemukan hambatan-hambatan dalam berbisnis. Saat kondisi negara sedang normal saja bisa ditemukan banyak hambatan, apalagi masa pandemi seperti sekarang ini. Dalam menjalankan bisnis di masa pandemi saya mengalami beberapa hambatan, yaitu:

1. Harga yang terus naik

Hambatan pertama yang saya alami adalah kenaikan harga secara tiba-tiba. Kenaikan harga secara tiba-tiba ini sangat mempengaruhi penjualan saya. Karena jika harga dari supplier meningkat maka otomatis harga jual saya juga meningkat. Terkadang pelanggan komplain terhadap harga daging yang tiba-tiba naik harganya. Tidak sedikit juga pelanggan yang membatalkan pesanannya karena harganya naik.
ADVERTISEMENT

2. Daging dari supplier tidak segar

Sebagai penjual yang mengambil daging dari supplier tidak memungkinkan daging yang di dapat selalu dalam kondisi segar. Pasti ada saja daging yang di dapat kondisinya sudah tidak segar lagi, apalagi saya memesan daging dalam jumlah yang cukup banyak. Mungkin karena daging yang saya pesan cukup banyak, daging yang akan dikirim ke saya itu tidak di-check kembali. Jadi tidak menutup kemungkinan apabila mendapatkan daging yang sudah tidak segar lagi.

3. Hilangnya kepercayaan pelanggan

Banyak sekali komplain dari pelanggan saya karena mendapatkan daging yang sudah tidak segar. Ini membuat pelanggan saya kecewa. Selain daging yang di terima oleh pelanggan saya tidak segar, ada juga daging yang di terima itu terlalu banyak tetelannya dibanding dagingnya. Oleh karena itu, saya mengalami rugi yang cukup besar dikarenakan banyak daging yang di kembalikan.
ADVERTISEMENT