news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Apa Sih Organisasi G20, G14, G8, G8+5, G7, G6, G5, G10, dan G77 Itu?

10 Juli 2017 17:03 WIB
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jokowi dan Trump di KTT G20 (Foto: REUTERS/Wolfgang Rattay)
zoom-in-whitePerbesar
Jokowi dan Trump di KTT G20 (Foto: REUTERS/Wolfgang Rattay)
ADVERTISEMENT
Baru kemarin, Minggu (9/7), Presiden Joko Widodo dan delegasi Indonesia lainnya tiba di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur. Jokowi, bersama rombongan yang berisi Menteri Ekonomi Sri Mulyani Indrawati dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, baru saja pulang dari sarasehan negara-negara kaya dunia di Hamburg, Jerman: G20.
ADVERTISEMENT
Pada pertemuan selama dua hari tersebut, Jokowi bertemu dan berdiskusi dengan 18 pemimpin politik negara-negara besar dunia plus satu pemimpin Uni Eropa. Di sela-sela acara, ia juga sempat melakukan pembicaraan empat mata dengan beberapa pemimpin negara dunia seperti Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Perdana Menteri Vietnam Nguyen Xuan Phuc, Perdana Menteri Spanyol Mariano Rajoy, dan Perdana Menteri Norwegia Erna Solberg.
KTT G20 di Hamburg, Jerman. (Foto:  Laily Rachev - Biro Pers Setpres)
zoom-in-whitePerbesar
KTT G20 di Hamburg, Jerman. (Foto: Laily Rachev - Biro Pers Setpres)
Kelompok negara ini pada awalnya terbentuk pada pertemuan negara-negara G7 di Berlin, 1999. Saat itu, pada pertemuan menteri ekonomi negara-negara itu, muncul ide untuk mengikutsertakan 13 entitas internasional lain ke dalam diskusi internasional tersebut. Namun, saat itu pertemuan masih berada di level kementerian.
Baru pada 2008, pertemuan tersebut diubah ke level pemimpin negara. Hasilnya, Konferensi Tingkat Tinggi G20 pertama di Washington pada September 2008 berhasil mempertemukan 20 pemimpin dunia yang negara dan wilayahnya menyumbang 85 persen Gross Domestic Product (GDP) global, 80 persen perdagangan dunia, dan dua pertiga populasi dunia.
ADVERTISEMENT
Selain politikus di level pemimpin pemerintahan, pertemuan-pertemuan G20 juga mengikutsertakan perwakilan dari bank sentral dan lembaga swadaya masyarakat.
Negara-negara tersebut adalah Argentina, Australia, Brasil, Kanada, Prancis, Jerman, India, Indonesia, Italia, Jepang, Meksiko, Rusia, Arab Saudi, Korea Selatan, Turki, Inggris, Amerika Serikat, China, Afrika Selatan, dan anggota Uni Eropa.
Besarnya cakupan dan pengaruh ekonomi 20 entitas internasional ini amatlah penting sebagai salah satu alasan pembentukan G20. G20, yang berarti Group of 20 (juga G7 yang berarti Group of 7, dan seterusnya) ini, diaktifkan untuk menghindarkan dunia dari krisis global yang menjalar seperti yang terjadi tahun 1997-1998 dan 2007-2008.
Dengan mengikutsertakan kekuatan ekonomi terbesar dunia, G20 berharap kebijakan-kebijakannya sudah menjamin dunia terbebas dari krisis berkepanjangan. Ini dilakukan dengan memastikan integrasi sistem finansial dan keterbukaan pemain-pemain ekonomi besar dunia agar langkah-langkah mereka lebih terpadu.
ADVERTISEMENT
Ketika 85 persen ekonomi global mengambil langkah ekonomi yang sama, hasilnya, kemungkinan-kemungkinan buruk macam krisis di suatu negara tak akan menyebar ke negara lain dan mengulangi krisis global macam di tahun 1997-1998 dan 2007-2008. (Itu sebabnya, pada KTT G20 yang baru berlalu, Kanselir Jerman Angela Merkel marah-marah pada kebijakan proteksionis Donald Trump).
Itu soal G20. Lalu, apa bedanya dengan Group of 5 (G5), Group of 8 (G8), Group of 8+5 (G8+5), dan Group of 14 (G14) itu?
G5 terdiri dari lima negara-negara terbesar Eropa Barat. Ia berdiri di tahun 2003, dengan Prancis, Jerman, Italia, Britania Raya, dan Spanyol sebagai anggota. Meskipun demikian, G5 kini tak ada lagi. Ia telah berubah menjadi G6, usai Polandia masuk ke dalam kelompok tersebut mulai tahun 2006.
ADVERTISEMENT
Dengan enam negara tadi, G6 menjadi kelompok informal yang memiliki populasi sebesar 348.658.527 jiwa atau hampir separuh dari total populasi Uni Eropa. Selain itu, ia juga memiliki 170 votes di dewan Uni Eropa, dewan supranasional yang punya kuasa untuk pemutusan kebijakan di Uni Eropa.
G6 tersebut punya tujuan untuk menjadi wadah diskusi negara-negara anggotanya untuk membicarakan perkara-perkara seperti imigrasi, terorisme, dan hukum. Meski begitu, keberadaannya menuai banyak kritikan. Ia dikritik keras oleh, salah satunya, House of Lord di Inggris, yang menilai pertemuan di antara enam negara G6 sangat tidak transparan.
Pertemuan-pertemuan G6 disebut oleh bagian parlemen Inggris itu tak punya hasil konkret, “...tak punya keinginan untuk mengumumkan agenda yang diraih, tanpa adanya pemberian akses terhadap dokumen-dokumen, tanpa proses konsultasi publik, ataupun asesmen hasil pertemuannya.”
ADVERTISEMENT
Sebetulnya ada wadah lain yang --meski jarang-- punya sebutan G5 atau Group of Five. Kelompok tersebut terdiri dari lima negara berkembang di pertengahan dekade 2000, yaitu Brasil, China, India, Meksiko, dan Afrika Selatan.
Meski begitu, kelompok tersebut kini mati suri. Meksiko yang terus menerus kesulitan menghadapi kartel narkoba di dalam negeri, mesti terhenti perkembangannya dan terus tertinggal dari empat negara lainnya. Hal ini terjadi setidaknya sampai sekitaran 2006, ketika empat negara lainnya memilih meninggalkan Meksiko dan membuat BRICS.
Group of Five tinggal kenangan. Empat negara anggotanya (kecuali Meksiko), kini membuat BRICS, yang merupakan akronim dari Brazil, Russia, India, China, and South Africa. Kelompok negara baru tersebut meninggalkan Meksiko dan mengajak Rusia, menjadi kelompok negara yang mengusung ciri mereka sebagai negara berpopulasi besar yang tengah sangat berkembang.
ADVERTISEMENT
Sementara G6 berisi negara-negara Eropa barat, G8 lebih terbuka dalam mencari negara anggota. G8 terdiri dari Amerika Serikat, Kanada, Inggris, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, dan Rusia. G8 tidak punya sekretariat permanen dan tidak memiliki kesepakatan formal antar negara.
Bahkan, sedikit mengkhianati namanya yang punya embel-embel angka “8”, G8 memasukkan Uni Eropa menjadi anggotanya. Namanya G8, tapi ada 9 anggota. Namun demikian, keanggotaan Rusia di G8 sementara ditangguhkan karena kasus aneksasinya ke Ukraina di tahun 2014.
Dan G8 tak hanya berhenti di sembilan negara tersebut. Di tahun 2005, Perdana Menteri Inggris Tony Blair mengusulkan untuk menambah 5 negara berkembang ke kelompok G8 mereka. Kelompok tersebut akan ditambah Brasil, India, China, Meksiko, dan Afrika Selatan. Tujuannya untuk meningkatkan keterwakilan kelompok tersebut di segala lini ekonomi dunia. Kelompok tersebut akhirnya dinamai G8+5.
ADVERTISEMENT
Itupun belum selesai. Ada ide untuk membentuk saja G14, yang adalah G8+5 ditambah satu negara lagi, yaitu Mesir. Ide ini diungkapkan oleh Prancis dan Italia di tahun 2008, yang menilai G8 ataupun G8+5 sudah tak cukup lagi buat mereka.
“Kami melihat G8 tak lagi menjadi format yang tepat untuk menunjukkan kebijakan ekonomi mengglobal kita selama ini. Jadi, sebuah G14 yang merepresentasi 80 persen ekonomi dunia jelas akan membantu menciptakan sebuah dialog yang lebih berkembang,” ucap mantan Presiden Italia, Silvio Berlusconi, Juli 2009, dikutip dari India Times.
Lalu, apabila juga membicarakan ekonomi dan keterwakilannya di dunia, apa bedanya dengan G20 di mana negara Anda juga masuk ke dalamnya, Tuan Silvio?
ADVERTISEMENT
Sedikit berbeda dengan kelompok-kelompok lainnya, terdapatlah G15. Kelompok negara ini terbentuk pada KTT Gerakan Non-Blok kesembilan di Belgrade, Yugoslavia, 1989. Kelompok ini terdiri dari negara-negara Amerika Latin, Asia, dan Afrika yang punya tujuan bersama untuk meningkatkan kesejahteraan negara anggotanya. Mereka bekerja sama di area investasi, perdagangan, dan teknologi.
Meski begitu, G15 ternyata memiliki 17 negara anggota. Tiga anggota terbaru --Chile, Iran, dan Kenya-- menggantikan posisi Yugoslavia yang bubar dan Peru yang memilih meninggalkan keanggotaan kelompok tersebut. Anggotanya sampai saat ini adalah Aljazair, Mesir, Kenya, Nigeria, Senegal, Zimbabwe, India, Indonesia, Iran, Malaysia, Sri Lanka, Argentina, Brasil, Chile, Jamaika, Meksiko, dan Venezuela.
Lain lagi dengan G10 yang tergabung ke dalam satu kelompok karena tergabung dalam General Arrangement to Borrow (GAB). G10 terdiri dari pemerintah Belgia, Kanada, Prancis, Italia, Jepang, Belanda, Inggris, dan Amerika Serikat, serta dua bank sentral Swedia dan Jerman.
International Monetary Fund (Foto: Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
International Monetary Fund (Foto: Reuters)
Pada dasarnya, negara-negara dalam kelompok tersebut berjanji akan menyediakan dana kepada International Monetary Fund (IMF) yang akan disalurkan pada negara anggota apabila persediaan dana kurang dari yang dibutuhkan. Pada tahun 1964, Swiss juga masuk ke dalam kelompom tersebut, namun nama G10 tetap tidak berubah.
ADVERTISEMENT
Kelompok ini amat berbeda dengan G77, yang terdiri dari 134 negara berkembang yang punya tujuan mempromosikan kepentingan ekonomi mereka bersama dan meningkatkan kemampuan negosiasi kolektif mereka di PBB.
Pada awalnya di tahun 1964, kelompok tersebut memang terdiri dari 77 negara. Namun, kelompok negara yang menyerukan perlawanan terhadap politik apartheid dan menginginkan pelucutan senjata secara global tersebut berkembang hingga memiliki ratusan anggota yang kini diketuai oleh Ekuador.
Pertanyaannya kini: benarkah berbagai organisasi internasional itu membawa manfaat nyata bagi dunia?